Literasi

Belajar Bersama Menulis Buku Besar

Senin, 2 Agustus 2021, 06:37 WIB
Dibaca 635
Belajar Bersama Menulis Buku Besar
Kegiatan Penulisan Naskah Big Book

Belajar Bersama Menulis Naskah Buku Besar

 

Dalam rangka kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau  dan Kabupaten Tana Tidung dengan Inovasi dan Litara dalam membangun Literasi di Kabupaten Malinau, diadakan sayembara penulisan buku cerita anak berbasis konten lokal Kalimantan Utara. Sayembara ini terbuka untuk kepala sekolah SD, Guru SD Negeri dan swasta, dan pengawas SD se Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung.

Peserta yang mendapatkan penilaian naskah terbaik diundang mengikuti Workshop Penulisan Naskah Buku besar (Big Book) yang akan difasilitasi oleh Tim Litara Bandung. Litara adalah sebuah Lembaga yang menekuni penulisan buku anak. 

Untuk mengikuti sayembara, calon peserta diminta untuk mengirimkan ringkasan cerita (sekitar 100 kata) yang memuat siapa tokoh dalam cerita, apa yang dialami atau diinginkan tokoh, kejadian apa yang dialami tokoh, dan bagaimana akhir ceritanya. Cerita bertema keseharian anak yang tinggal di Kalimantan Utara (lingkungan, makanan, mainan, atau kegiatan sehari-hari) disarankan memuat konten lokal. Buku anak yang akan ditulis adalah untuk level A, level B dan level C. Level-level tersebut adalah jenjang buku yang digunakan oleh anak-anak kelas awal di SD.

Sepuluh naskah terbaik dari masing-masing kabupaten terpilih terpilih untuk mengikuti workshop penulisan naskah buku besar. Salah satu naskah tersebut adalah naskah yang saya tulis. Workshop  Penulisan Naskah Buku Besar dilaksanakan pada tanggal 27 - 29 Juli 2021 secara daring.

Kami mendapatkan materi tentang berbagai hal yang harus diperhatikan dalam menulis buku anak kelas awal. Pengantar tentang apa itu Buku Besar disampaikan oleh Ibu Sofie Dewayani dari Litara. Materi Gender dan Inklusi disampaikan oleh Ibu Repelita Tambunan dari INOVASI. Sedangkan materi elemen dan pengembangan buku besar diberikan oleh ibu Eva Nukman dari Litara.

Kami peserta menyimak dan  fokus mendengar penyampaian materi oleh para narasumber. Kami memahami apa itu buku besar dan ciri-cirinya. Kami belajar mengembangkan  tokoh utama dalam  cerita yang dekat dengan anak, menarik perhatian anak dan tidak hitam putih. Kami belajar untuk mengenali dan memahami kebiasaan, apa yang di sukai /tidak disukai anak, bahasa yang ramah dengan anak, kosa kata yang mudah pahami, kalimat yang mudah dimengerti anak. Pengetahuan itu membantu saya untuk membenahi ringkasan naskah yang sudah saya kirimkan sebelumnya. Kami juga belajar mengembangkan alur cerita big book awal-tengah-akhir.

Di bagian awal cerita kami menggambarkan kejadian dalam cerita, seperti:  Siapa tokoh dalam cerita? Siapa yang bercerita? Dimana cerita terjadi? Apa yang dilakukan sang tokoh? Apa permasalahan yang dihadapi tokoh? Apa yang diinginkan tokoh?

Di bagian pertengahan cerita kami diminta untuk menggambarkan tindakan tokoh cerita dalam memenuhi keinginan untuk menyelesaikan masalah, apa yang terjadi, bagaimana tokoh bertindak dan apa yang dilakukan tokoh untuk mendapatkan keiginannya.

Di bagian penutup cerita, kami belajar menulis tentang apa yang terjadi pada tokoh dan bagaimana tokoh mendapatkan apa yang diinginkannya.

Setelah kami menyimak dan memahami  materi yang disampaikan oleh narasumber, kami menyadari bahwa ternyata naskah yang kami kirim di awal audisi masih banyak yang harus dibenahi. Padahal awalnya kami berfikir naskah yang kami kirim bisa langsung di cetak oleh Litara dan INOVASI.  

Pada sesi berikutnya kami dibagi menjadi 4 kelompok. Satu kelompok terdapat 5 peserta. Bersama dengan mentor yang sudah disiapkan oleh tim Litara, kami didampingi untuk memperbaiki naskah. Kami berdiskusi, sambil pratik merevisi naskah. Kemudian kami mendapat giliran untuk presentasi hasil revisi  dalam kelompok  masing-masing. Revisi dilakukan berulang-ulang berdasarkan hasil diskusi dengan sesama peserta dan saran dari mentor. Koreksi  naskah tidak terbatas pada alur cerita, tetapi juga dari sisi kebahasaan, seperti tanda baca, kosa kata, ejaan yang kurang huruf,  dan kalimat  sederhana yang bisa dipahami anak kelas awal. Kami harus bisa membedakan naskah tulisan untuk buku bacaan orang dewasa dan buku bacaan  untuk anak.

Selanjutnya kami harus mempresentasikan naskah yang sudah kami sunting bersama dalam kelompok dalam kelompok besar secara pleno. Kami membandingkan tulisan naskah awal audisi  dengan naskah yang sudah direvisi berulang – ulang. Kami pun terkejut. Ternyata banyak sekali perubahan naskah yang sudah direvisi dengan  naskah sebelumnya.

Kami masih diberi waktu untuk revisi terakhir setelah workshop selesai. Naskah hasil revisi akhir akan dikirim ke email litara untuk didampingi menjadi buku yang siap dicetak. Kami akan bekerja dengan illustrator yang disediakan oleh Litara supaya buku anak yang kami tulis menjadi sempurna.

Pengalaman ini sangat menarik bagi saya. Sekarang saya tahu bahwa menulis buku anak tidaklah mudah. Harapan kami semoga tulisan kami bisa segera selesai dan dicetak. Dengan demikian anak-anak di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung akan dapat buku besar bertema lokal hasil karya guru, kepala sekolah dan pengawas mereka.