Fiksi | Masa Komersialisasi Mindporting
“Mengganti tokoh di sejarah masa lalu, masa kini, atau masa depan tidak perlu lagi transfer tubuh fisik ke masa yang dimaksud. Tinggal pilih tokoh tersebut dan tampilan wajah, logat, dan hal-hal lainnya secara fisik dijamin tidak berubah, hanya saja memorinya yang aktif menjadi memorimu, memori dia yang asli menjadi tidak aktif sesuai kebutuhan,” jelas Naujk dengan bangga.
“Mesin teleport lintas ruang dan waktu menjadi masa lalu dan akan tidak diperlukan lagi, seperti TV menggantikan radio, internet menggantikan kertas dan TV dan sejenisnya, saat awal-awal inisiasi kemajuan dan kesadaran sosial bersama di Planet Bumi kita di masa lalu” tambah Naujk.
“Bagaimana caranya?” tanyaku.
“Perkenalkan alat temuan terbaru dari tim peneliti kami, Mindporting Controller!” dengan ucapan meninggi, kemudian riuh tepuk tangan mengisi ruangan virtual ini.
Para hadirin yang menggunakan avatar atau wakil mereka di alam virtual, tubuh dan wajah virtual hadir dengan ragam tampilan mulai dari tampilan monster, alien, karakter game, karakter penyanyi, karakter aktor dan aktris, serta ragam karakter selebriti sosial lainnya di sesi peluncuran alat “Mindporting Controller,” yang dihadiri delegasi 7 galaksi di ragam tata surya yang tersebar di ragam galaksi tersebut.
“Tidak ada lagi orang jahat?” tanyaku.
“Relatif, tetapi memang bila memutuskan untuk menjadi salah satu tokoh baik di masa mana pun, maka tentu saja terikat oleh perjanjian, wajib berbuat baik bila berperan sebagai tokoh baik!” jelas Naujk.
“Dia bertanya, apakah tidak ada lagi orang jahat?” tanya seseorang dengan avatar virtual bertubuh peri perempuan cantik yang telanjang dengan sayap capung di belakangnya mengulangi pertanyaanku.
“Eh, tentu saja ada, KLaii, bila kau memilih sebagai Hitler di masa lalu di Bumi, maka kau wajib melakukan kejahatan persis seperti Hitler, begitu perjanjiannya!” jelas Naujk kepada KLaii.
“Terima kasih Naujk,” tampak wajah Klaii terlihat puas dengan jawabannya.
“Hidup ini sama seperti memerankan suatu karakter dalam cerita,” bisik seseorang di belakangku.
“Hidup ini sama seperti memerankan suatu karakter dalam cerita.”
“Apa pun pilihannya, kita akan tetap mendapatkan penghargaan yang berguna untuk hidupnya,” tambahnya dengan berbisik agak lebih kencang lagi.
“Jadi di dalam satu tubuh ada lebih dari satu memori?” seseorang dengan tampilan avatar tubuh berwarna biru sangat tinggi dengan kaki panjang dan jenjang berbentuk manusia tetapi berwajah anime seperti Zero Two, karakter wajah di Bumi pada tahun 2000an.
“Ah pertanyaan yang bagus Keooqb,” puji Naujk.
“Setiap harga memiliki batasan dan kelebihan tersendiri, mengontrol penuh tubuhnya, memiliki harga yang paling tinggi, kontrol di saat tertentu, memiliki harga lebih rendah, dan yang paling rendah hanya hadir dan menyaksikan saja di tubuh karakter yang dipilih, memory yang ada di tubuh aslinya, di sana bisa lebih dari satu, dan tidak akan saling menguasai karena sudah dapat dikontrol oleh alat ini,” jelas Naujk sembari mendekati Keooqb.
“Luar biasa, tak kukira mindporting kini dapat dikendalikan, dikomersialkan lagi,” cetusku.
“Apakah alat ini aman?” tanya seseorang yang berpenampilan seperti superhero.
“Sangat aman Ubtu, kami sudah melakukan percobaan pada Mr. G beberapa kali dan berhasil sukses tanpa cela,” jelas Naujk dengan sangat bangga.
“Dan juga tokoh legendaris Panglima Burung, yang selalu siap tampil mindporting bagi seseorang keturunan Dayak atau yang merasa dirinya Dayak padahal bukan, selama mampu melakukan upacara Mangkuk Merah, maka dia akan hadir di sana, menghinggapi salah satu pelaku dan memiliki kekuatan penuh Panglima Burung yang sesungguhnya,” jelas Naujk dengan wajah terlihat sumringah.
“Lengkap dengan kekuatan yang dimilikinya tanpa kendala atau dibatasi oleh evolusi tubuh makhluk yang dihinggapi memory mindporting?” seseorang menegaskan lagi dalam bentuk pertanyaan.
“Ya benar sekali ZakVsar,” Naujk mengiyakan.
“Tapi tentu saja harganya semakin mahhaaaaal,” Naujk menambahkan.
"Berapa tepatnya?” tanyaku.
“10 Centillion memory.”
Aku tertegun, harga yang sangat mahal, perlu jutaan tahun untuk mengumpulkan kekayaan berupa memory, ya memory di masa ini adalah kekayaan yang sesungguhnya, sudah tidak lagi berupa materi, tetapi nonmateri.
“Kau tertarik?” tanya orang yang selalu membisikku, kini aku menoleh kepadanya, wajahnya berupa Monster berwarna merah.
“Ya, sangat, tetapi harganya, aku belum sekaya itu?” jawabku.
“Kau bisa melakukannya dengan gratis,” jawabnya.
“Gratis, bisakah?” tanyaku ingin tahu.
“Bisa, ayo pindah ke area virtual dan channel lainnya, ke sini, ikuti link ini,” jawabnya sembari memberikan link virtual untuk ke channel lainnya.
Aku tanpa ragu masuk ke link tersebut. Mendadak tubuh asliku tak dapat bergerak, aku log-off, keluar dari alam virtual ke alam nyata. Aku bisa melihat tetapi aku tidak dapat mengontrol tubuhku. Tubuhku dikendalikan oleh makhluk lainnya, memory lainnya, mindporter dengan sengaja, tidak random lagi, tapi kenapa dia memilihku untuk dihinggapi memory secara mindporting ini.
“Aku dari masa depan, jauh lebih ke masa depan lagi, di masa depan ini, mindporting dapat kami kendalikan, bagian dari evolusi bagi setiap makhluk hidup yang mampu bertahan mencapai tingkat penjelajahan tidak hanya antargalaksi, tetapi juga antarfrekeuensi, dan antarbentuk species fisik dan nonfisik,” jelasnya.
“Siapa kau?”
“Aku adalah aku, aku adalah kamu, kamu adalah aku, kita semua satu, aku tidak tahu siapa namaku sesungguhnya di masa ini atau di masa lalu, tetapi di masa depan aku bernama Kagu,” jawabnya.
“Baik Kagu, kenapa kau memilihku untuk media mindporting-mu?” tanyaku.
“Kau adalah salah satu tokoh yang membawa perubahan di masa depan, aku tertarik untuk menjadi dirimu, tetapi aku perlu mengontrol dirimu di awal, agar masa depan sesuai dengan timeline sejarah yang aku tahu, setelah titik kritis itu, aku akan melepaskan kontrol memory-ku terhadap tubuhmu secara perlahan, imbalannya kau akan mendapatkan banyak kekayaan memory yang dapat kau gunakan untuk mindporting ke tokoh mana pun dengan alat dan jasa yang kau sangat tertarik sebelumnya,” jawab Kagu.
“Oh tidak, aku lebih baik memilih dirimu agar aku bisa mindporting gratis ke masa depan,” jawabku mantap.
“Pilihan yang pintar,” jawabnya.
***
Cerita Fiksi hikayat Panglima Burung
Cerita mini ini juga terpublikasi di An1magine
*
Author:
M.S. Gumelar
Twitter @MSGumelar
Instagram @bubblegumelar