Sastra

Cerpen | Inilah Kenapa Manusia Harus Saling Menolong

Selasa, 9 Februari 2021, 16:11 WIB
Dibaca 1.098
Cerpen |  Inilah Kenapa Manusia Harus Saling Menolong
http://bit.ly/3cRWdlu

Hari ini aku dan teman-temanku akan pergi ke pantai di daerah Kepulauan Seribu. Kami akan  melakukan perjalanan melewati pantai dan berkemah. Perjalanan dari titik kumpul kami ke pantai memakan waktu lebih dari 5 jam, termasuk perjalanan menggunakan kapal untuk menyeberang.

Kami sampai  siang hari saat cuaca sedang panas-panasnya. Begitu sampai, kami beristirahat sebentar di salah satu warung milik warga, untuk menghilangkan mabuk laut. Di warung itu, kami makan dan membahas lagi rencana perjalanan kami nanti. Setelah selesai istirahat, kami langsung memulai perjalanan.

Selama perjalanan, kami banyak mengobrol dan bercanda agar tidak terlalu memikirkan kelelahan yang kami rasakan. Kadang kami berhenti untuk istirahat di tempat yang teduh. Kami berbagi camilan yang kami bawa agar bisa hemat dan cukup untuk sampai akhir perjalanan. Saat ada temanku yang kehabisan minum, aku menawarkan untuk berbagi minum.

“Kalau ada yang minumnya abis bilang aja ya! Minumku masih banyak nih.”

“iya iya,” jawab teman-temanku.

Setelah perjalanan berjam-jam dan beberapa kali istirahat, kami akhirnya menemukan tempat cukup luas yang akan kami jadikan tempat berkemah. Tempat itu luas dan ombaknya tidak terlalu tinggi. Agak jauh kebelakang ada sawah yang terlihat masih sangat hijau. Di tengah sawah terlihat bangunan yang tebuat dari kayu dengan beberapa orang-orangan sawah di sekelilingnya. Di dekat pantai juga ada beberapa pohon kelapa dan pohon lain yang tidak aku ketahui jenisnnya.

Kami berjalan sedikit menjauh dari pantai untuk meletakan tas dan beristirahat sebentar. Setelah beristirahat selama sekitar 10 menit, kami mulai membagi tugas. Kami membagi tugas untuk membersihkan area, mendirikan tenda, dan mempersiapkan alat untuk memasak makan malam. Aku mendapatkan tugas untuk menyiapkan alat dan bahan untuk memasak makan malam. Saat sedang mengerjakan tugas masing masing, temanku yang bertugas membersihkan area tiba-tiba terjatuh. Langsung saja kami mendekati dia.

“Ga kenapa-napa kan? Ada yang sakit ga?”

“Pergelangan kaki sakit nih, kayaknya keseleo,” jawab temanku itu sambil menunjukan pergelangan kakinya yang sedikit membengkak.

Setelah itu kami membantu dia berjalan ke arah tumpukan tas untuk beristirahat. Karena tugasku sudah hampir selesai, aku menawarkan diri untuk memijat kaki temanku yang terkilir tadi. Sementara teman-temanku yang lain kembali melanjutkan tugas mereka. Aku mengambilkan temanku yang terkilir tadi minum di tasnya lalu mulai memijat pelan kakinya. Setelah dipijat sebentar, temanku mengatakan kakinya sudah terasa lebih baik. Dia mengatakan kalau dia akan memasak makan malam karena tugas itu tidak butuh banyak bergerak.

Setelah masakan selesai, kami semua makan malam. Tenda sudah berdiri tidak jauh dari tempat kami makan. Setelah makan, kami mengobrol sambil meminum minuman hangat di depan api unggun kecil yang baru kami buat beberapa menit lalu. Saat mengobrol, aku menikmati bunyi ombak yang membuatku lebih rileks. Saat sudah tidak bisa menahan kantuk, kami mengganti baju dengan yang lebih nyaman untuk tidur lalu masuk tenda dan tidur.

Paginya aku dibangunkan oleh salah satu temanku. Kami ingin sampai ditempat selanjutnya sebelum sore, jadi kami harus mulai berjalan sepagi mungkin. Saat ini, matahari belum sepenuhnya terlihat. Di sekitar masih agak gelap dan air laut terlihat baru mulai surut.

Setelah bangun, kami langsung bergantian membereskan alat tidur dan memasak. kami makan dengan cepat lalu membereskan tenda. Satu jam setelah bangun kami sudah siap memulai perjalanan.

Kali ini kami berjalan melewati jalur yang penuh dengan batu karang. Walaupun sedikit lebih sulit, kami tetap melewati jalan ini agar bisa sampai dengan cepat. Karena batu karang yang licin oleh lumut dan air laut, kami berkali-kali terpeleset. Bahkan salah satu temanku jatuh saat akan loncat dari satu karang ke karang lain. Kami membantu teman yang jatuh itu untuk ke area yang lebih datar agar bisa istirahat sebentar dan minum. Kami beristirahat sambil temanku itu memeriksa apakah ada luka yang harus diobati. Setelah sekitar 15 menit beristirahat, kami melanjutkan perjalanan.

Perjalanan menghabiskan waktu lebih lama daripada perkiraan karena beberapa hambatan seperti salah jalan ataupun terlalu banyak beristirahat. Kami sampai di tempat kemah terakhir sedikit melewati waktu makan siang. Tempat ini lebih luas daripada tempat kami berkemah sebelumnya. Tempat ini bersih karena jarang ada orang datang, apalagi di saat yang bukan musim liburan seperti sekarang.

Pemandangan di sini sangat indah karena matahari akan tenggelam di arah pantai. Seperti sebelumnya setelah beristirahat sebentar kami membagi tugas. Karena terlalu lapar, kami langsung makan setelah makanan selesai dimasak walaupun tenda belum berdiri dengan benar. Setelah makan baru lah kami melanjutkan membuat tenda. Kami juga mengumpulkan beberapa kayu untuk membuat api unggun.

Selesai dengan urusan perkemahan, kami bermain di pantai sampai sore. Ketika air mulai pasang, kami menyudahi acara bermain kami. kami mengganti semua pakaian karena basah lalu memasak makan malam. Sebelum tidur, kami memastikan api unggun sudah padam dengan benar.

Besoknya kami bangun sedikit lebih siang karena tidak sedang terburu-buru. Setelah sarapan dan berkemas, kami berjalan ke daerah yang dipenuhi warung-warung warga setempat. Disana kami mandi walaupun tidak mengganti baju. Setelah mandi kami beristirahat sebentar sambil mengobrol dan memakan jajanan yang kami beli di warung. Agak siang baru kami kembali menyeberang dengan perahu dan pulang.

***