Dari Batu Ruyud Untuk Indonesia, Peluncuran Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan | Cerita Perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta
Perjalanan yang menginspirasi saya adalah ketika saya melakukan perjalanan dari Stasiun Tugu di Yogyakarta ke Stasiun Kereta Pasar Senen di Jakarta. Saya melakukan perjalanan ini untuk menghadiri acara peluncuran buku "Menjelajahi Misteri Perbatasan" karya Dr. YansenTP, M.Si., dkk. Acara peluncuran buku ini diselenggarakan dalam Indonesia Green Book Festival (IGBF) Gerakan Konservasi Alam melalui Narasi dan Literasi di Sekolah Alam Cikeas, tepatnya di Jl. Letda Natsir Puri Cikeas, Gn. Puri, Kab. Bogor.
Perjalanan kereta api dari Yogyakarta menuju Stasiun Pasar Senen Jakarta butuh waktu kurang lebih 07 jam 40 menit perjalanan, selama itu selalu menawarkan pengalaman yang berbeda setiap kali dilakukan.
Saya memesan tiket kereta api Fajar Utama YK eksekutif. Berangkat pukul 07-00-14.40 pada hari kamis, 29 Februari 2024.
Pelayanan yang begitu ramah dari pramugara/pramugari kereta menambah kesan keyamanan dalam pelayanannya. Sesekali saya mengobrol dengan penumpang lainnya, sembari menikmati secangkir kopi dan makanan yang di tawarkan selama perjalanan.
Selama perjalanan, saya menemui berbagai pemandangan menarik sepanjang perjalanan, mulai dari sawah yang hijau di Jawa Tengah hingga ke padatnya aktivitas perkotaan di Jawa Barat. Selain itu, saya juga dapat merasakan keramahan penduduk lokal sekalipun dari dalam kereta menambah kesan yang ramah dan membantu. Setiap kali kereta berhenti di stasiun.
Saya telah membuat janji temu dengan Pak Matius Mardani untuk pergi bersama ke Sekolah Alam Cikeas. Begitu saya tiba di Stasiun Kereta Pasar Senen di Jakarta, saya disambut oleh Pak Matius. Kami langsung mencari makan siang di sekitar stasiun sambil menunggu pesanan kami.
Pak Matius menyampaikan, "Kita akan singgah sebentar di MPR-RI setelah dari stasiun ini, untuk menjemput kakak Edrida."
Saya menjawab, "Tentu saja, tak apa, kita bisa jalan-jalan di sekitar MPR-RI."
Pak Matius melanjutkan, "Setelah menjemput kakak Edrida di Gedung MPR-RI, kita akan melanjutkan perjalanan ke Bandara untuk menjemput kakak Tina dari Kalimantan."
Saya merespon, "Wow... akan menjadi perjalanan yang menarik nih...hehehe."
Pak Matius dan saya sangat senang akhirnya bisa sampai di MPR-RI dan bertemu dengan kakak Edrida Pulungan. Kami merasa terkesan dengan keindahan gedung-gedung kantor dan aktivitas yang terjadi di area MPR-RI.
Baca Juga : Batu Ruyud dan Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan
Setelah berjumpa dengan kak Edrida, kami mengobrol sambil sesekali mengambil beberapa foto di sekitar Gedung MPR-RI. Kak Edrida merupakan sosok yang luar biasa, sebagai peserta BRWC I yang pernah mengunjungi Krayan Tengah, seorang penulis, pernah didapuk sebagai ASN Future Leader Kemenpanrb, MURI Sasrawati Paris Peace Forum, dan CEO Lentera Pustaka Indonesia. Saya sangat terkesan dengan semangat, masih muda, dan inspirasi yang dimiliki oleh kak Edrida.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke Bandara untuk menjemput kakak Tina dari Kalimantan. Perjalanan kami penuh dengan cerita dan tawa, semakin membuat kami semangat untuk menjelajahi Sekolah Alam Cikeas bersama-sama. Saat mobil melaju menuju bandara, kami tak sabar untuk bertemu dengan kakak Tina dan melanjutkan petualangan kami.
Perjalanan ini tentu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Perjalanan kami dari Bandara menuju Sekolah Alam Cikeas penuh cerita dan kelelahan. Sesekali kami tertidur karena lelah. Begitu sampai di Pendopo Suratto Siswodihardjo di Sekolah Alam Cikeas, kami disambut dengan senang hati oleh ibu Emma Rahmayanti, seorang penulis buku berjudul "My Yoga Journey, Cerita Bahagia Temukan Manfaat Yoga." Saya mendapatkan buku ini langsung dari penulisnya saat tiba.
Ternyata malam itu tengah berlangsung diskusi saat Writing Camp berlangsung, di isi oleh Pak Pepih Nugraha dan Pak Arip Sanjaya bertempat di Pendopo Suratto Siswodihardjo di Sekolah Alam Cikeas dengan di pandu Pak Dodi Mawardi. Ketika acara berlangsung, kami yang baru datang diminta untuk memperkenalkan diri kepada peserta Writing Camp.
Baca Juga: Kisah Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan Krayan, Kalimantan Utara
Tentunya kesempatan ini Saya, pak Matius, dan Kak Edrida, Kak Tina manfaatkan untuk berbagi tentang diri kami, pengalaman dan minat menulis, serta apa yang kami harapkan dari Writing Camp ini. Suasana hangat tercipta di antara kami, para peserta, dan para mentor.
Setiap cerita perjalanan yang kami bagikan memberikan gambaran betapa beragamnya latar belakang dan pengalaman menulis yang kami miliki. Semua itu menjadi awal yang indah untuk memperkuat ikatan, motivasi, dan semangat menulis bersama selama acara ini berlangsung.
Kehadiran saya dalam acara peluncuran buku "Menjelajahi Misteri Perbatasan" sungguh banyak menginspirasi saya. Perjumpaan dan mendengarkan langsung para penulis BRWC I berbagi cerita, kesan, pengalaman, dan gagasannya selama berada di Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Membuat saya sebagai pemuda daerah di sana semakin terdorong untuk terus mengeksplorasi dunia literasi, secara khusus menggali kekayaan budaya lokal daerah saya di Dataran Tinggi Krayan.
Terbitnya buku "Menjelajahi Misteri Perbatasan" tidak lepas dari peran serta para inspirator penggerak literasi Nasional yaitu penulis Bapak Dr. Yansen TP, M.Si, Pepih Nugraha, Dodi Mawardi, dan Masri Sareb Putra memilih sepuluh penulis dari berbagai kota di Indonesia dengan latar belakang profesi dan peran dalam literasi yang beragam untuk mengeksplorasi dan mengungkap misteri yang ada di wilayah perbatasan di Dataran Tinggi Krayan.
Acara peluncuran buku menjadi sangat meriah dan berkesan dengan kehadiran semua tamu undangan yang begitu beragam. Para alumni BRWC I turut memeriahkan acara dengan cerita-cerita inspiratif mereka— sayangnya tidak semua alumni hadir karena pekerjaan. Keluarga Yansen TP hadir dari Kalimantan Utara dengan penuh kebanggaan, memberikan dukungan penuh untuk kesuksesan acara tersebut.
Baca Juga: Menjelajahi Misteri Perbatasan
Selain itu, para pegiat literasi dari kompasianer turut memperkaya suasana dengan wawasan-wawasan yang mendalam pada saat diskusi peluncuran dan bedah buku menjelajahi misteri perbatasan. Tak lupa, kehadiran tokoh Nasional dan masyarakat menjadi semakin memeriahkan acara, menunjukkan dukungan yang luar biasa terhadap kegiatan Indonesia Green Book Festival di Amphitheater area Sekolah Alam Cikeas yang penuh semangat dan kreativitas turut memperkaya pengalaman saya.
Tentu saja, semua orang hadir dengan hati yang bahagia, siap untuk mendukung dan mengapresiasi kegiatan literasi yang begitu istimewa ini. Suasana penuh kehangatan dan keceriaan pun tercipta, membuat acara peluncuran buku ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi semua yang hadir, termasuk saya.
Perjalanan kali ini sungguh membawa warna baru dalam hidup saya dan memberikan inspirasi untuk terus berkarya dan mengembangkan diri. Saya yakin, setiap perjalanan selalu meninggalkan jejak kebaikan dan pengetahuan yang berharga dalam hidup kita.
***