Literasi

Menjelajahi Misteri Perbatasan

Jumat, 1 Maret 2024, 06:35 WIB
Dibaca 105
Menjelajahi Misteri Perbatasan

Pepih Nugraha

Penulis senior

Setelah penantian panjang selama hampir satu setengah tahun dari pelaksanaan Batu Ruyud Writing Camp (BRWC) I yang dilaksanakan di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, akhir Oktober 2022, buku ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik baik.

Buku berjudul "Menjelajahi Misteri Perbatasan" ini ditulis oleh para peserta BRWC I dengan mentor utama Dr. Yansen TP.

BRWC adalah camp literasi yang dilaksanakan selama sepekan oleh para pegiat literasi nasional yang berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat.

Selama berinteraksi, terjadi kolaborasi dan kerjasama mutualisme yang sangat baik di acara BRWC tersebut di mana masyarakat setempat yang terdiri dari berbagai kalangan, baik anak-anak sekolah dari mulai tingkat sekolah dasar, SMP sampai SMA dan masyarakat umum, dapat menimba ilmu menulis langsung dari para pegiat literasi nasional yang menjadi peserta.

Di sisi lain para peserta BRWC, yakni pegiat literasi tersebut, mendapatkan "insight" bahkan pencerahan bagaimana hidup berbangsa dan bernegara, hidup keseharian dan memandang Indonesia dari perbatasan, dari masyarakat setempat selama berinteraksi. 

Alhasil, laporan dari interaksi dengan masyarakat Dayak di Krayan tersebut melahirkan 12 tulisan yang kemudian dikompilasi menjadi sebuah buku bunga rampai dengan kata pengantar dari dokter Yansen TP. Penyusun buku yang diterbitkan Sinar Begawan Khatulistiwa ini dilakukan oleh Yansen TP, Pepih Nugraha, Dodi Mawardi dan Masri Sareb Putra yang bertindak selaku editor.

Dalam kata pengantarnya Yansen TP yang juga wakil gubernur Kalimantan Utara ini mengatakan, sekalipun buku ini penuh dengan keterbatasan, namun ia meyakini buku telah dapat melewati masyarakat perbatasan sehingga mereka tidak berkeluh kesah lagi, tetapi mereka kini telah lebih cerdas menemukan cara mereka untuk menyatakan apa dan siapa mereka sebagai warga negara yang tetap setia hidup di wilayah perbatasan yang penuh dengan tantangan.

"Kami tidak perlu bertanya lagi siapa kami. Kami tahu kami Indonesia dan tetap Indonesia sampai kapanpun. Kami tetap tegak berdiri membela kewibawaan dan kedaulatan negara di perbatasan ini. Harapan kami, pemerintah negara melakukan apa yang harus dilakukan, bukan untuk membela kami, tetapi mempertegas status negara di perbatasan yang harus terhormat sebagai serambi depan bangsa," kata Yansen.

Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan inilah yang pada Jumat, 1 Maret 2024 ini akan diluncurkan sekaligus dibedah di Pendopo Suratto Siswodihardjo Sekolah Alam Cikeas. Hadir Yansen TP sebagai pembicara utama dengan 12 peserta BWRC selaku pembedah buku. Yansen hadir didampingi Istri, Ping Ding dan putra sulungnya, Tipa. Hadir pula 12 penulis Kompasiana dan sejumlah wartawan yang meliput rangkaian Indonesia Green Festival di Sekolah Alam Cikeas ini.

***