Ekonomi

Milet, Makanan Menyehatkan dari Dataran Tinggi Borneo, Binuang, Krayan Tengah

Selasa, 9 Februari 2021, 22:05 WIB
Dibaca 5.751
Milet, Makanan Menyehatkan dari Dataran Tinggi Borneo, Binuang, Krayan Tengah
Perempuan Dayak seusai panet milet/binamud di ladang.

Di Dataran Tinggi Borneo, tepatnya Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara. Terdapat bulir-bulir kecil menawan tumbuh di sini, kami menyebutnya binamud, salah satu hasil pertanian unggulan yang dihasilkan masyarakat Krayan Tengah. Bahasa setempat menyebutnya, binamud ya begitulah namanya dalam bahasa Dayak yang ada di sepanjang lembah sungai Kerayan, dalam wekepidia, Binamud dikenal dengan sebutan Millet (dari bahasa inggris).

Milet merupakan sekelompok serealia yang memiliki bulir berukuran kecil. Pengelompokan ini tidak memiliki dasar botani ataupun agronomi. Penyebutan Milet adalah semata untuk mengelompokan berbagai serealia minor (bukan utama).

Dalam proses menghasilkan sebuah butiran kecil yang dipanen secara tradisional ini, para Petani melalui berbarapa tahapan yang ditekuni dalam proses yang cukup lama berkisar 5-6 bulan. Biasanya masyarkat Krayan Tengah memulai membersihkan lahan untuk ladang di bulan Juni – Juli, dan bulan Agustus akhir atau awal September proses pembakaran ladang.

Baca Juga: Ketahanan Pangan ala Suku Uud Danum

Setelah lahan yang bersihkan dibakar, mulailah bibit Milet (Binamud) ditabur dengan cara dipercik butiran kecil ke lahan yang sudah siap untuk bertumbuhnya segala jenis tumbuhan, bagi suku dayak yang hidup disepanjang lembah Sungai Kerayan, tidak sembarang orang yang menabur bibit yang akan tumbuh diladang, orang yang biasa menabur bibit Milet (Binamud) akan menghasilkan Milet yang bagus, tangkai besar tentu hasilnya banyak.

Olahan Khas Milet

“Alam menyediakan, kita yang mengolahnya menjadi sesuatu yang mendatangkan manfaat.”

Binamud makanan yang menyehatkan, bagi suku Dayak yang tinggal di lembah sungai Kerayan, dimana bulir-bulir kecil ini memiliki cita rasa yang khas, dapat diolah menjadi kue yang dibungkus dengan daun, dijadikan bubur atau olahan lemang (Bahasa Dayak Lengilo menyebutnya, rone’) di bungkus bambu, jauh dari bahan yang mengandung kimia.

Asal-usul Milet (Binamud) tidak diketahun sejak kapan ada ditanam di tempat kami. Bagi generasi Dayak yang ada di sepanjang lembah Sungai Kerayan Milet (Binamud) ada ditanam sejak lama dan sudah turun-temurun dari kakek-nenek moyang suku dayak yang tinggal disepanjang Sungai Kerayan.

Bagi putri dayak yang sudah biasa hidup dengan kondisi alam yang sudah melekat dengan kehidupan mereka setiap hari, pada musim panen binamud mereka terpanggil untuk memanen dengan cara tradisional, memetik tangkai binamud satu-persatu, dibawah terik matahari mereka tidak takut terbakar kulit mereka yang seperti kuning kulit langsat.

Bagi mereka memanen binamud adalah sebuah hiburan dan pekerjaan yang menghasilkan, tentu dua-duanya memberi suatu kebahagian dan keuntungan bagi mereka.

Selain binamud salah satu hasil pertanian unggulan yang menunjang perekonomian masyarakat Krayan Tengah, binamud juga tidak memakai  pupuk kimia. Hasil pertanian yang biasanya dihasilkan masyarakat Krayan Tengah ini hanya memakai pupuk organik (sisa dari pembakaran lahan).

Pangsa Pasar

Pasaran dari Milet (Binamud) selama ini masyarkat menjual kepada para pembeli dari Malaysia dengan harga yang cukup fantastis dan sangat menguntungkan.

Dari hasil penjualan masyarakat mampu menyekolahkan anak-anak mereka keperguruan tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta dan kota lainnya, bahkan meyekolahkan anak mereka ke Cina. Dan tidak hanya menyekolahkan anak pergi sekolah, masyarakat mampu juga membeli bahan kota untuk membangun rumah, membeli kendaraan roda dua bahkan roda empat.

Akhirnya, bagi para petani yang menjadikan hasil pertanian mereka ini menjadi penunjang ekonomi yang ada di perbatasan Indonesia-Malaysia, dengan kondisi pandemi covid-19 membuat tidak jelasan akan dipasar kemana hasil pertanian ini?

Sedangkan pasaran untuk didalam negeri sendiri sampai saat ini belum ada yang sampai di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Semoga ada kebijakan pemerintah terhadap hasil pertanian seperti  Milet (Binamud).

***