Ekonomi

Nenas Krayan: Kemanisan dari Dataran Tinggi Borneo

Rabu, 18 Juni 2025, 21:18 WIB
Dibaca 50
Nenas Krayan: Kemanisan dari Dataran Tinggi Borneo
Nenas Krayan: salah satu komoditas unggulan pertanian organik Krayan di samping padi adan dan vanili.

Siang itu, 15 Juni 2025.  Dr. Yansen TP, Pepih Nugraha, Masri Sareb Putra (tiga sekawan, pegiat literasi) berkunjung ke kebun vanili milik Jen Alang di Long Bawan, Dataran Tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan.

Kunjungan tersebut meneguhkan bahwa pertanian organik di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia ini bukan hanya mengandalkan komoditas unggulan seperti padi adan, tetapi juga mencakup tanaman bernilai tinggi lainnya, seperti vanili dan nenas.

Kebun vanili Jen Alang inspiratif. Di lahan yang terawat itu, vanili tumbuh subur di bawah naungan pepohonan gamal. Menggambarkan potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk ekspor unggulan. Selain vanili, Jen Alang juga menanam nenas Krayan di lahan yang berdekatan.

Nenas Krayan merupakan varietas lokal khas dataran tinggi yang terkenal akan rasa manis alaminya. Buah ini telah menjadi salah satu komoditas andalan yang tidak hanya diminati di pasar lokal, tetapi juga mulai menarik perhatian pasar regional.

Keunikan nenas Krayan berasal dari kombinasi kondisi lingkungan, karakteristik kimiawi, dan praktik budidaya tradisional. 

Lingkungan Ideal Krayan untuk Nanas
Wilayah Krayan, yang berada pada ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut, memiliki iklim tropis basah dengan suhu sejuk berkisar 20–26°C. Penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika menunjukkan bahwa suhu yang lebih rendah memperlambat respirasi tanaman nenas, sehingga lebih banyak karbohidrat disimpan sebagai gula dalam buah. Tanah di Krayan, yang kaya bahan organik, menyediakan nutrisi seperti kalium yang mendukung sintesis gula, menghasilkan cita rasa manis yang khas.

Terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia, Krayan memiliki mikroiklim yang mendukung pertumbuhan nenas. Curah hujan yang cukup dan sinar matahari yang optimal memaksimalkan fotosintesis, menghasilkan buah dengan kadar gula tinggi. Kondisi ini membedakan Nenas Krayan dari varietas lain, seperti: Smooth Cayenne atau Queen, yang umumnya ditanam di dataran rendah.

Budidaya Tradisional dan Faktor Genetik
Kemanisan Nenas Krayan juga didukung oleh praktik budidaya masyarakat setempat yang mengutamakan metode organik. Petani di Krayan menggunakan pupuk alami seperti kompos, yang meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusak ekosistem. Jarak tanam yang longgar memastikan tanaman mendapat cukup sinar matahari, sementara panen dilakukan secara manual pada saat buah mencapai kematangan puncak, ditandai dengan kulit kuning keemasan.

Secara kimiawi, Nenas Krayan memiliki kandungan gula tinggi dengan tingkat keasaman rendah, menciptakan rasio gula-asam yang seimbang, sebagaimana diteliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Selain itu, penelitian dari Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa varietas lokal Krayan memiliki aktivitas genetik yang mendukung sintesis gula lebih tinggi dibandingkan varietas komersial. Interaksi antara faktor lingkungan, budidaya, dan genetik ini menjadikan Nenas Krayan unggul dalam hal rasa.

Meski demikian, keterbatasan infrastruktur penelitian di Krayan menyulitkan verifikasi data secara menyeluruh. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memperkuat temuan ini, terutama terkait analisis genetik, guna mendukung pengembangan Nenas Krayan sebagai komoditas nasional. *)

Tags : ekonomi