Ekonomi

Anyaman Rotan Khas Uud Danum

Sabtu, 29 Mei 2021, 21:22 WIB
Dibaca 2.062
Anyaman Rotan Khas Uud Danum
Dokpri

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Maka tak heran jika dunia pun mengakui bahwa Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi merupakan salah satu daerah penghasil rotan terbanyak di Indonesia. Hingga setiap tahun mampu memproduksi dalam jumlah yang besar ke berbagai belahan dunia.

Di Kalimantan, terutama di wilayah suku Dayak Uud Danum, rotan merupakan salah satu hasil hutan yang selalu menjadi primadona sejak zaman baheula. Rotan tidak hanya digunakan sebagai bahan anyaman kerajinan tangan. Tetapi rotan juga digunakan untuk mengikat tiang-tiang dan atap rumah panggung.

Jika di wilayah perkotaan, biasanya orang mengunakan tali rapia untuk mengikat sesuatu benda. Maka di wilayah Uud Danum, rotanlah yang biasanya digunakan untuk mengikat berbagai macam benda. Setiap rumah penduduk biasanya menyimpan rotan untuk persediaan dikala darurat.

Sebab rotan dibudidayakan secara tradisional dan tumbuh terpelihara di kawasan hutan Uud Danum.  Cara mendapatkan rotan harus menjelajah kawasan hutan rimba. Membutuhkan waktu sehari penuh untuk mendapatkan rotan yang berkualitas. Rotan yang telah dipetik harus dibersihkan dan dijemur di terik panas matahari. Setelah rotan melalui proses pengeringan, barulah rotan dibelah dan diserut sesuai ukuran yang diperlukan.

Biasanya bagian kulit rotanlah yang akan digunakan untuk anyaman. Karna bagian kulit rotan lebih kuat dan tahan lama. Setelah rotan di potong dan dibelah, barulah dapat dianyam sesuai yang diinginkan. Namun tidak semua rotan harus dibelah. Tergantung pada bentuk anyaman yang akan dirangkai. Kini, bentuk anyaman rotan juga semakin bervariatif. Hal ini membuktikan bahwa manusia Dayak memiliki kecerdasan dan kearifan lokal untuk memanfaatkan bahan yang tersedia di alam.

Bagi suku Dayak Uud Danum, membuat anyaman dan kerajinan tangan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi lebih dari itu, menganyam merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya nenek moyangnya.

Tradisi menganyam telah dilakukan secara turun-temurun. Sejak kecil, anak suku Uud Danum telah dibekali dengan keterampilan menganyam. Maka tak heran, hingga dewasa bahkan lanjut usiapun mereka gemar merangkai anyaman.

Bahan yang digunakanpun bervariatif. Mulai dari daun kacang (pandan), rotan, bambu, kulit kayu (uhpak korot) , hingga akar pohon.

Suatu ketika, saya berdiskusi dengan pak Jonison S.Pd tokoh masyarakat setempat. Beliau merupakan kepala desa Mensuang, kec.Ambalau, kab. Sintang (Kalimantan Barat). Jonison berbagi cerita tentang berbagai produk anyaman rotan yang memiliki nilai fungsi dan seni. Berbagai upaya telah beliau lakukan untuk memperkenalkan aneka anyaman rotan dari desa Mosuang/Mensuang.

Salah satu anyaman rotan yang menarik perhatian ku adalah yang berbentuk tempayan. Masyarakat Dayak Uud Danum  menyebutnya " botoran lusep"(tempayan kecil). Meskipun botoran lusep tergolong kecil, namun memiliki makna dan nilai tersendiri bagi masyarakat Uud Danum.

Di suku Dayak Uud Danum, tempayan merupakan salah satu benda sakral yang wajib ada pada saat pernikahan, bayar adat dan acara ritual adat lainnya.

Seni  menganyam rotan dari Uud Danum khususnya  masyarakat desa Mensuang telah dilakukan sejak turun- temurun. Biasanya, pembuatan aneka anyaman rotan akan dilakukan ketika ada warga yang memesan. Namun dalam waktu dekat, anyaman rotan kerajinan tangan akan diproduksi lebih banyak. Maka dari itu, masyarakat desa Mensuang membentuk kelompok kerja untuk membuat anyaman.

Pada tahun 2014, saya berkunjung ke salah satu rumah warga di desa Mensuang. Bang Lober merupakan salah satu warga pengerajin rotan yang kreatif dan inovatif. Rumahnya penuh dengan aneka anyaman rotan. Mulai dari kursi, lemari, tikar, keranjang, landong, suhkat, bahkun, dll.

Tentunya masih banyak hasil karya lain yang belum di ketahui oleh orang luar. Apalagi pulau Borneo yang merupakan pulau terbesar nomor 3 di dunia ini memiliki wilayah yang sangat luas.
Masih banyak daerah yang belum memiliki akses jalan raya. Apalagi listrik dan internet.

Wilayah Uud Danum terletak di bagian paling ujung Kalimantan Barat. Berbatasan langsung dengan Kalimantan Tenggah. Sehingga orang yang luar daerah nyaris tidak mengetahui aneka kerajinan tangan masyarakat Uud Danum. Hanya pada saat berkunjung ke sana, barulah kita dapat melihat aneka anyaman rotan.

Rotan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki potensi rotan yang sangat tinggi. Rotan memiliki banyak keunggulan dibandingkan kayu. Hal ini karena rotan lebih ringan, kuat, elastis  dan mudah dibentuk.

Semoga saja ada lembaga dan pemerintah daerah yang mau terlibat. Bekerjasama untuk memajukan produk anyaman lokal khas Uud Danum. Misalnya memfasilitasi kegiatan pengembangan kerajinan lokal. Sehingga dapat memacu semangat anak muda untuk terus melestarikan aneka kerajinan tangan. Dengan demikian, masyarakat yang di daerah bisa terus produktif. Serta menghasilkan karya yang berkualitas.

Jika pembaca yang budiman tertarik untuk membeli anyaman rotan desa Mensuang, anda bisa berkunjung ke wilayah Uud Danum. Bisa juga menghubungi seseorang yang mengerti akses menuju ke sana.