Wisata

Jelajah Kaltara [5] Memupuk Semangat Kebersamaan

Selasa, 20 April 2021, 10:24 WIB
Dibaca 436
Jelajah Kaltara [5] Memupuk Semangat Kebersamaan
Warga Long Pari mengusung kepala daerah mereka (Foto: dok. Pribadi)

Pepih Nugraha

Penulis senior

Jaging Dungau, kepala desa Long Pari, adalah tipikal warga Dayak Kenyah yang terbiasa bicara blak-balakan tanpa sungkan. Tentu buka-bukaan soal kondisi desanya.

Desa Long Pari merupakan salah satu desa yang berhadapan langsung dengan bibir Sungai Kayan yang membelah Bulungan sebagai Kabupaten, mengalir ke hilir, ke laut sekitar Tarakan. Di sanalah muaranya.

Sungai merupakan transportasi utama penduduk Kalimantan Utara, beberapa sungai besar seperti Sungai Sesayap dan Sungai Kayan merupakan urat nadi transportasi. 

Jika di Pulau Jawa tersua terminal untuk persinggahan angkutan desa, kota maupun bus antarkota, di Kalimantan umum tersua sejumlah dermaga, ukuran besar, sedang maupun yang berupa titian kayu yang menjorok ke badan sungai tempat bersandarnya katinting.

Pun di dermaga desa Long Pari, dermaga ini bisa disandari kapal dinas Kaltara 1 dan Kakltara 2, "kapal pesiar" milik Pemprov Kalimantan Utara. Disebut kapal pesiar, sebab kapal dinas untuk gunernur dan wakilnya ini bisa saja diubah menjadi "yacht" untuk menelusur keindahan tepian Sungai Kayan.

Juging Dungau, saat diberi kesempatan berbicara di podium di depan Gubernur Kaltara Zainal Palliwang dan wakilnya, Yansen Tp yang berkenan hadir di pesta panen -khususnya panen padi- yang secara rutin dilakukan warga desa Long Pari.

Pesta panen sebagaimana dikatakan Jaging Dungau adalah peristiwa yang ditunggu-tunggu warga desa, sebab di pesta panen ini warga bisa menampilkan seni dan budaya yang mereka miliki. Namun karena kondisi pandemi, maka acara panen padi tetap diselenggarakan dengan keterbatasan tertentu. 

"Biasanya pesta panen berlangsung satu minggu penuh," kata Lee Jhio, ketua kerukunan Bangen Tavai yang membawahi seluruh desa di Kabupaten Bulungan, yang hadir di acara.

Di suku Dayak, termasuk Kenyah yang mendiami desa Long Pari, pesta panen selain pentas seni hudaya antara satu desa dengan desa lainnya, ada pertemuan tokoh dan warganya untuk merencanakan kapan waktunya menebang, membuka lahan, memanen sampai menanam kembali.

Semua rencana dan teknis pertanian yang merupakan kearifan lokal dibicarakan secara tuntas dalam pesta panen. "Ada semangat kebersamaan dan gotong royong yang telah lama terbangun," ungkap Merang Kalung, kepala sekolah sebuah SMP.

Jaging Dungau juga menjelaskan, dirinya sebagai kepala desa merasa "surprise" atas kesediaan Zainal Palliwang dan Yansen yang bersedia hadir dan menurutnya ini merupakan kedatangan gubernur dan wakil untuk pertama kalinya. 

Untuk itu Jaging Dungau menyebut kedatangan dua kepala daerah ini sebagai kehormatan luar biasa bagi warga desa. Karenanya warga desa bersedia mendukung program pemerintah. "Mari kita saling mendukung dan menjaga program Kalimantan Utara sesuai rencana," ajaknya.

Gubernur Zainal Palliwang dalam sambutannya mengatakan, kunjungan dirinya bersama wakil gubernur memberikan motivasi tersendiri dalam bekerja menuntaskan seluruh program yang telah direncanakan.

"Pesta panen ini ujud semangat untuk menjadi lebih baik dari yang pernah diraih," kata Zainal.

(Bersambung)