Riset

Antara Kalibata dan Sepatu Bata

Sabtu, 27 Februari 2021, 21:06 WIB
Dibaca 2.209
Antara Kalibata dan Sepatu Bata
Toko sepatu Bata (Foto: inibaru.id)

Saat jalan kaki dari stasiun Duren Kalibata, (Yap daerahnya namanya kalibata) Jakarta Selatan, saya biasanya memilih jalur di depan mall Kalibata City. Ini jalur yang sering sekali saya lalui sejak kuliah.

Satu hal yang membuat saya bernostalgia adalah toko sepatu merk "Bata" di mall itu. Dulu lokasi yang menjadi gerbang Mall adalah pabrik besar sepatu merk Bata. Sepatu merk ini adalah merk paling sering saya miliki sejak kecil bahkan sampai sekarang. Di depan pabrik dulu, ada toko kecil yang menjual sepatu bata dengan harga miring, sangat miring. Sebagai mahasiswa dengan duit cekak, di sanalah saya berburu sepatu dan sendal bermerk waktu itu.

Alasannya jelas, sepatu Bata ini adalah salah satu merk paling awal yang pabriknya ada di Indonesia. Selain harganya yang murah, produk Bata populer karena terkenal kekuatannya. Cocok untuk sepatu anak sekolahan dan kuliahan jaman itu.
Modelnya macam-macam, tapi rata rata berwarna hitam, sesuai aturan seragam sekolah wajib waktu saya kecil. Tak heran Bata seolah-olah jadi seragam standar sekolah saat itu. Apalagi iklan Bata yang tagline nya memperkuat kesan itu; "ingat sekolah, ingat Bata".

Bata bukan sekedar merk sepatu, tapi pabrik besar. Ada bermacam-macam merk yang dimunculkan pabrik ini sebagai strategi diversifikasi; north star, power (andalan saya sebagai sepatu olahraga sejak SMP), St Claire, weinbrenner, bubblegummers dan Bata.

Produk Bata sudah ada di Indonesia sejak 1931, tepatnya di Tanjung Priok. Sejak 1938, pengembangan memaksa Bata mengeser aset dan membangun pabriknya ke daerah Kalibata, Jakarta selatan.. Sudah lama banget ya? Nggak heran ada yang menyangka daerah kalibata dinamakan begitu karena ada pabrik sepatu bata di pinggir kali... Hehehe.

Banyak juga orang menduga, Bata ini adalah salah satu warisan budaya milik bangsa Indonesia. Kasarnya sepatu asli buatan Indonesia, padahal bukan. Bata adalah merk dagang dari Tomas Bata yang bersama saudara-saudarinya Antonin Bata dan Anna Bata, mendirikan sebuah pabrik sepatu pada 24 Agustus 1894, di Zlin, Ceko.
(Dari buku; "Bata, Shoemaker of the World", 1990. Thomas Bata dan Sonja Sinclair)

Tahun 1940, pabrik Bata mulai beroperasi sebagai pabrik sepatu terbesar di Indonesia.

Tahun 1978, pabrik dan perusahaan di Indonesia di nasionalisasi oleh pemerintah. Sejak itu Bata jadi seolah identik sebagai merk dalam negeri.

Saat jalan kaki lewat di depan toko yang sekarang ukurannya sudah menyusut, kenangan sering datang. Dulu sering beli barang "sale" di toko depan pabrik itu. Harganya bisa hanya sepersepuluh sepatu di tempat lain. Benar benar membantu mahasiswa macam saya.

Bata juga memiliki beberapa model yang cocok dengan selera dan kenyamanan kaki. Kaki saya yang 'njeber', bagian depannya melebar seperti bebek, cukup sulit mencari sepatu olahraga. Merk 'Power' dari Bata adalah salah satu yang nyaman -dan murah- sesuai untuk kaki saya.

Saat jalan kaki, alas kaki yang nyaman akan sangat membantu. Daripada pakai alas abal-abal yang nggak nyaman, rasanya lebih sehat 'nyeker' sekalian. Jalan kaki memang perlu alas kaki yang nyaman, sama seperti olahraga lari, kecuali kalau untuk lari dari kenyataan.

***