Transformasi Digital 'GILA' Pemkab Sumedang
Ini bukan bicara tentang TAHU. Tahu yang dimaksud bukan KNOWLEDGE. Tapi makanan ringan khas Sumedang yang sudah sangat populer itu. Bukan transformasi tahu menjadi tahu bulat, tahu lonjong, atau tahu lempeng. Tranformasi GILA sesuai judul artikel ini adalah transformasi sesungguhnya di Sumedang yang dilaksanakan dengan proses yang tidak biasa dengan hasil yang juga tidak biasa. Eksponensial.
Bukankah hasil tidak pernah mengkhianati proses?
Sebelum 2019, Sumedang berada pada urutan terbawah dalam banyak hal di provinsi Jawa Barat. Kecuali TAHU, tidak ada yang bisa sangat dibanggakan Sumedang. Tidak ada. Orang di luar Sumedang hanya mengenal TAHU. Atau mungkin Rossa, salah satu penyanyi level diva terbaik Indonesia. Ia lahir dan besar di Sumedang. Atau mungkin para penikmat sejarah, tahu lokasi makam Cut Nyak Dien, pahlawan asal Aceh yang bersemayam abadi di sana. Lainnya apa lagi? Oh ya, lokasi waduk Jati Gede yang sempat menarik perhatian publik nasional. Karena berbagai peristiwa kontroversial yang mengiringinya.
Namun setelah 2019, semuanya berubah drastik. Dalam tempo hanya dua tahun, pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumedang melakukan transformasi sesungguhnya dalam berbagai bidang, di mulai dari birokrasi pemkab. Mereka meyakini, hanya birokrasi yang kuat dan tangguh yang bisa mengubah banyak hal di suatu pemerintahan, termasuk Sumedang. Dengan birokrasi yang kuat, maka tujuan utama kehadiran pemerintah yaitu menyejahterakan rakyat punya peluang lebih besar untuk dicapai.
Transformasi bukan sekadar transformasi, melainkan yang dilaksanakan secara sungguh-sungguh dengan cara yang luar biasa. Kondisi tidak biasa tak mungkin diatasi dengan cara biasa. Harus luar biasa. Itulah sebabnya, tiga tokoh utama Pemkab Sumedang (Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda) yang menyebut diri sebagai "Three Musketeer" berkolaborasi dalam melaksanakan transformasi.
Saya pribadi menyebutnya GILA, karena hanya dalam dua tahun sudah berhasil meraih banyak prestasi.
"Dengan bersatu padu, kita dapat melakukan apa pun," begitu kata para pendiri bangsa.
"Gagah bedas tanpa lawan," demikian ucap Prabu Tadjimalela, pendiri Kerajaan Sumedang Larang, leluhur orang Sumedang.
Artnya, gagah dan kuat tanpa lawan. Tanpa lawan bukan berarti tidak ada yang menandingi dan mampu mengalahkan siapa pun, tapi semua orang adalah kawan. Semua orang adalah mitra kolaborasi. Semakin kuat diri kita, semakin punya peluang berkolaborasi dengan yang kuat juga.
Dengan semangat budaya dan nilai leluhur serta nilai-nilai spiritual, sejak 2019 setelah dilantiknya Three Musketeer (Bupati Dr. Dony Ahmad Munir, Wakil Bupati Erwan Setiawan, dan Sekretaris Daerah Herman Suryatman) mereka menjalankan transformasi. Nilai-nilai itu kemudian dipadukan dengan kemajuan teknologi sehingga transformasi digital menjadi salah satu titik berat program Pemkab Sumedang.
Ketiga tokoh utama Pemkab Sumedang tersebut memahami betul perubahan zaman dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 dan segera menjadi Revolusi Industri 5.0. Mereka menyadari prinsip utama dari 4.0 yaitu interkoneksi, transparansi, bantuan teknis, dan pengambilan keputusan. Mereka juga mengerti tentang unsur-unsur utama teknologi 4.0:
1. Internet of Things (IoT)
2. Big Data
3. Artificial Intelligent (AI)
4. Augmented Reality (AR)
5. Cyber Security
6. Integrated System
7. Addictive Manufacturing
8. Cloud Computing
Dengan transformasi digital tersebut, Sumedang menjelma sebagai salah satu kabupaten terbaik di Jawa Barat dan Indonesia dalam banyak hal. Teknologi bukan sekadar gaya-gayaan canggihnya suatu sistem. Bukan pula sebagai ajang pamer sesaat. Teknologi adalah alat untuk mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Pemkab Sumedang mampu melakukan hal tersebut.
Berikut ini beberapa pencapaian Pemkab Sumedang dalam berbagai hal berkat transformasi digital.
Terbaik Nasional Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) 2020. SPBE merupakan terobosan penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada masyarakat luas. Dengan SPBE, pelayanan lebih cepat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemkab Sumedang menjadikan transformasi digital sebagai titik berat sehingga secara otomatis meningkatkan kualitas SPBE-nya. Dan luar biasa, dalam tempo setahun, Sumedang sukses membalikkan keadaan. Menjadi yang terbaik kategori pemerintah kabupaten dengan skor 3,81 (angka maksimal 5) dan terbaik kedua secara nasional (hanya kalah dari LAPAN skor 3,84).
Sistem Merit ASN Terbaik dalam Anugerah Meritokrasi KASN 2021. Apakah itu Sistem Merit? Atau dalam Bahasa Inggris kita mengenalnya sebagai Merit Sistem. (The merit system is the process of promoting and hiring government employees based on their ability to perform a job, rather than on their political connections. It is the opposite of the spoils system. - Monitoring Merit, Institute of Public Administration of Canada). ASN dinilai berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan prestasi kerja. Tidak ada like and dislike. Tidak ada karena kedekatan. Tidak ada karena keterkaitan politik. Pemkab Sumedang menjalankannya dengan bantuan teknologi.
Juara Pertama Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) Tahun 2021. Dua aplikasi besutan para tenaga lokal Sumedang sukses menarik perhatian para juri kompetisi tersebut, yaitu e-Office dan Sipedo. e-Office merupakan super aplikasi yang memuat fitur lengkap bagi ASN dalam menunjang pelaksanaan tugas mulai dari absensi digital yang dilengkapi fitur maps, tanda tangan digital, fitur WFH, surat menyurat elektronik, data kepegawaian, sampai laporan harian. Sipedo (Sistem Informasi Pelatihan Berbasis Database Online), aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi program pelatihan kerja di BLK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang.
Terbaik ke-4 Nasional Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum Nasional (JDIHN) Awards 2021. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan hukum untuk masyarakat. Pemkab Sumedang meraih prestasi tersebut berkat transformasi digital yang dilakukan sejak 2019.
Vaksinasi Terbaik tingkat Jawa Barat 2021. Pemerintah Kabupaten Sumedang memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong pelaksanaan vaksinasi baik tahap pertama maupun tahap kedua. Pemkab Sumedang menjadikan teknologi sebagai sumber pengumpulan data sebagai manifestasi dari Big Data ala 4.0, diolah dan analisis, untuk menghasilkan keputusan terbaik. Data vaksinasi terkumpul secara real time, sehingga pemkab dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Sangat wajar jika Sumedang menjadi yang terbaik di Jawa Barat dan mendapatkan apresiasi khusus dari Presiden Jokowi.
Menurunkan angka stunting secara signifikan. Jangan kaget. Inilah Revolusi Industri 4.0 yang sesungguhnya. Teknologi adalah alat. Kecanggihan adalah keniscayaan. Manfaat apa yang diperoleh darinya adalah hal utama. Pemkab Sumedang menurunkan angka stunting berbasiskan data yang diperoleh menggunakan teknologi digital. Prinsip kolaborasi menjadi dasar dari setiap kebijakan transformasi digital sehingga meminimalkan biaya yang dianggap banyak pihak sebagai mahal. Teknologi digital mahal tidak berlaku di Sumedang. Pada 2019, tingkat stunting di Sumedang termasuk paling tinggi di Jawa Barat mencapai 32%. Bayangkan, dari 100 bayi yang lahir, 32 di antaranya mengalami stunting. Coba tebak berapa persentase stunting saat ini (2021) di sana? Hanya 10%. Turun lebih dari dua kali lipat. Suatu pencapaian eksponensial.
Satu-satunya Daerah dengan Penyaluran Bantuan Covid-19 Akurat dan Tepat Sasaran. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Sumedang sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang bisa menyelesaikan skrining pendataan penyaluran bantuan sosial Covid-19 dengan akurat, tidak bertele-tele, dan tepat sasaran. Dengan transformasi digital, berbagai hal dapat dilakukan secara benar.
Wajah Digital Terbaik Jawa Barat. Penilaian ini diberikan oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat pada awal 2021. Ridwan dikenal sebagai pemimpin yang menjadikan teknologi sebagai alat utama dalam membangun Kota Bandung dan Jawa Barat. Ketika melihat perkembangan pesat transformasi digital di Sumedang, tanpa ragu Ridwan menyebut Kota Tahu itu sebagai wajah digital terbaik di Jawa Barat saat ini.
Melihat langkah-langkah tidak biasa Pemkab Sumedang, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Tjahjo Kumolo menilai, "Upaya reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang ini merupakan contoh dalam membangun sistem yang baik untuk mengakomodasi harapan masyarakat dengan mendorong kinerja bersama sehingga menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik." Tjahjo mendorong daerah lain untuk mencontoh Sumedang.
Ternyata benar. Banyak daerah berkunjung ke Sumedang untuk belajar sistem Reformasi Birokrasi dengan bantuan transformasi digital. Ketika saya bersilaturahmi ke kantor Pemkab kemarin (7 Desember 2021), Pemerintah Kabupaten Bandung datang melakukan studi banding dipimpin oleh Wakil Bupati Sahrul Gunawan. Sehari sebelumnya, Pemkab Sumedang menerima kunjungan dari Kabupaten Kuningan. Pekan sebelumnya, mereka dikunjungi oleh Pemkab Belitung Timur dan Pemkab Ogan Kemiring Ilir (OKI). Tidak kurang dari 10 pemerintahan daerah yang melakukan studi banding ke Sumedang. Sebagian besar dari mereka langsung bekerja sama menerapkan transformasi digital ala Pemkab Sumedang. Bahkan beberapa kementerian dan lembaga di pusat pun datang ke Sumedang untuk melihat langsung kemajuan digitalnya.
"Falsafah kami, Insun Medal Insun Madangan. Aku lahir untuk memberikan penerangan. Kalau Sumedang ingin maju, maka apa yang sudah diraih harus dibagi kepada kabupaten/kota lainnya agar menambah berkah sehingga pada akhirnya bisa mendorong Indonesia Maju. Dari Sumedang untuk Indonesia," pungkas Herman Suryatman, Sekretaris Daerah Pemkab Sumedang.