Bjorka, Pengalihan Isu, dan Netizen yang Mahabenar
Banyak pihak menduga, munculnya Bjorka merupakan pengalihan isu. Memang ada beberapa isu besar yang membetot perhatian publik serta bikin heboh selama Agustus – September 2022. Dua terbesar adalah kasus Ferdy Sambo dan kenaikan harga BBM. Trending terus di kepala netizen. Amat berisik.
Dalam kaca mata pertahanan, keamanan, dan intelijen strategis, memang perlu pengalihan isu agar dua kasus besar tersebut sedikit "terlupakan" sehingga dampak negatifnya berkurang. Artinya, dugaan pengalihan isu tersebut masuk akal.
Jika benar Bjorka sebagai pengalih isu, efektifkah cara tersebut?
Mari kita kaji pelan-pelan. Yang pasti, Bjorka sudah berhasil membuat saya menulis tentangnya. Kebetulan berkaitan dengan media massa, media sosial, dan industri penulisan. Meskipun misalnya bukan pengalihan isu, tapi jadi bahan artikel ini. Paling tidak, Bjorka berhasil mengalihkan perhatian saya, hehe. Dan Anda yang membacanya.
Jika benar Bjorka pengalihan isu, pembuatnya cerdas sekali.
Pasti melalui riset.
Pasti melibatkan banyak ahli.
Betapa tidak. Pemilihan khalayaknya pas. Khalayak konsumen media kiwari bukan warga biasa. Mayoritas adalah netizen yang mahabenar dan super duper berisik. Kebenaran berada di tangan mereka. Jika trending, itulah isu paling benar atau dianggap benar.
Pemilihan isi dan isunya pas. Bjorka berkaitan erat dengan dunia netizen. Isinya dekat (proximity): dunia hacker. Pemilihan isu yang cerdas. Wajar jika lekas trending. Menguasai perhatian netizen sama dengan menguasai khalayak media sekarang.
Semua netizen pasti tahu hacker. Secara psikologis, peduli juga dengan hacker karena setiap netizen minimal punya dua akun media sosial plus minimal satu akun email. Dan sebagian dari mereka pernah mengalami "kecurian" akun. Itulah salah satu kerjaan para hacker. Khususnya black hacker, karena di sisi lain ada white hacker yang baik hati.
Pemilihan objek yang tepat. Pengalihan isu menggunakan kelakuan hacker yang "menyerang" pemerintah, sebagai objek serangan sungguh cerdik. Bagaimana pun, seberapa besar pun pendukung pemerintah, tetap saja serangan kepada pemerintah akan menimbulkan keberisikan luar biasa. Plus pasti banyak simpatisan pendukungnya. Wajar cepat trending.
Sebagai pengalihan isu - jika benar demikian - tokoh Bjorka sudah berhasil. Minimal dalam beberapa pekan.
Bagi saya pribadi, isu Bjorka ini membuktikan teori agenda setting media, yang sudah diciptakan para ahli bebepara dekade silam. Teori basi tapi masih relevan. Bahwa benar adanya, media itu bisa diatur agendanya sesuai keinginan si penguasa media. Tidak peduli media itu sudah beralih dari media cetak, ke media daring, lalu media sosial. Karakter isu dan isinya sama. Yang berubah hanya bentuk dan medianya. Kita sebagai audiens, tak boleh terlalu polos. Kritislah meski sedikit.
Bjorka memberikan pelajaran berharga bagi perusahaan, instansi, individu, brand, dan siapa pun (termasuk pemerintah) yang hendak mempengaruhi kepala audiensnya. Pakailah teori agenda media setting lengkap dengan ilmu jurnalistiknya. Cerdiklah, cerdaslah, dan kreatiflah dalam menciptakan isi kampanye organisasi Anda. Dengan kreativitas, siapa pun dapat menciptakan satu atau beberapa isu dengan daya tarik amat kuat seperti Bjorka.
Jangan lupa libatkan ahlinya. Agar bisa ciptakan isu yang pas dengan minat audiens terbesar Anda. Penuhi isu tersebut dengan 8 news values yaitu:
- berisi konflik (hacker vs pemerintah),
- isu baru (novelty),
- melibatkan pihak terkenal (prominence), Bjork, pejabat utama pemerintah, bahkan presiden Jokowi, dll.
- Isunya dekat baik secara lokasi maupun psikologis (proximity),
- berisi hal unik-aneh,
- sarat dengan kontroversi,
- berdampak (penting dan atau menarik),
- serta humanis (human interest).
Isu Bjorka memenuhi paling tidak 6 dari 8 news values tersebut. Wajar trending. Tidak heran mampu mengalihkan isu.
Selamat buat Bjorka, eh pencipta Bjorka yang sukses mengalihkan perhatian. Meski mungkin bukan pengalihan isu yang disengaja. Meski mungkin hanya sebentar karena sudah keburu terbongkar.
Tak apa tinggal bikin isu baru lagi...