Kecerdasan Budaya
Mumpung sedang mengedit buku Hermeneutika Karya Sukarno yang akan diterbitkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) atas prakarsa rekan Aris Heru Utomo, saya berbagi pengetahuan sekadarnya saja tentang salah satu pembahasan buku ini.
Adalah Prof. Dr. Aloysius Liliweri, M.S. satu dari 9 penulis hebat di buku ini, yang membahas secara mendalam mengenai salah satu kecerdasan yang dimiliki Presiden RI pertama yang belum banyak diketahui umum, yaitu kecerdasan budaya.
Akademisi kelahiran Lembata, NTT, 65 tahun lalu itu dalam kajian ilmiahnya memang banyak menelaah mengenai komunikasi antarbudaya, sehingga tidak diragukan lagi saat menafsir kecerdasan ayahanda Megawati itu lewat karya tonil, surat-surat dan pergaulan Bung Karno dengan berbagai kalangan dan lapisan masyarakat selama diasingkan di Ende.
Menurut Prof. Alo, demikian saya memanggilnya, kecerdasan budaya merupakan seperangkat keterampilan, kompetensi dan kemampuan yang memfasilitasi adaptasi terhadap situasi budaya yang berbeda dan memungkinkan kita untuk menafsirkan perilaku dan situasi yang tidak dikenal.
Mengutip Early & Mosakowski, Prof. Alo mengatakan, "Kecerdasan budaya dianggap sebagai kompetensi yang penting dan vital, tidak hanya berurusan dengan keberagaman budaya tetapi juga untuk mencapai adaptasi dan penyesuaian antarbudaya yang lebih baik. Berdasarkan model kecerdasan multi-dimensi Sternberg dan Detterman (1986), Prof. Alo mendefinisikan kecerdasan budaya “Sebagai kapasitas individu untuk bekerja dan secara efektif mengelola interaksi sosial dalam pengaturan budaya yang berbeda”.
"Kecerdasan budaya adalah suatu kemampuan sebagaimana diterapkan pada aspek spesifik dari konteks lingkungan –konteks budaya. Konsisten dengan pandangan kontemporer tentang kecerdasan, kita mendefinisikan kecerdasan budaya sebagai multifaset," kata Prof. Alo.
Prof Alo melanjutkan, ada empat jenis kecerdasan;
(1) kecerdasan metakognitif, yang mengacu pada kesadaran bahwa individu memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan individu dari budaya yang berbeda;
(2) kecerdasan kognitif, mengacu pada pengetahuan khusus yang dimiliki seseorang tentang aturan, kebiasaan, dan konvensi dengan latar belakang budaya baru;
(3) kecerdasan motivasional, kemampuan individu untuk menangkap faktor-faktor motivasional yang mendorong dia untuk belajar dan bertindak secara efektif dalam berbagai situasi;
(4) kecerdasan perilaku, sebagai fleksibilitas individu untuk menunjukkan tindakan yang sesuai dengan individu dari budaya lain.
Sambil mengedit buku keren ini (saya tidak tahu caranya bagaimana Anda wajib memiliki buku yang mengupas tafsir teks atas Bung Karno selama diasingkan di Ende ini), pikiran saya melayang pada rendang kesukaan saya yang biasa saya santap di restoran padang.
Tetapi hal yang mengganggu pikiran, tiba-tiba-tiba melintas pula rendang "nguik nguik" yang sedang ramai diperbincangkan itu.
Kira-kira dari 4 jenis kecerdasan budaya, kecerdasan mana yang paling tepat untuk memahami ribut-ribut soal rendang "nguik nguik" di restoran padang itu?
Atau memang tidak perlu kecerdasan apa-apa untuk memahaminya, yang penting mendapat pahala karena sudah berhasil meyakinkan banyak orang bahwa rendang sudah sejak lama membaca syahadat.
***