Aku dan Dunia Literasi
“Saya tidak suka membaca, lagi pula saya memang tidak pandai menulis.”
Sebuah ungkapan sederhana namun penuh tanda tanya. Kata-kata itu seringkali saya dengar manakala saya mengajak “mereka” untuk melibatkan diri dalam dunia literasi.
Membangun generasi yang cinta akan literasi memang tidak mudah. Padahal, semakin banyak orang yang mencintai literasi maka semakin menjamin pendidikan dan masyarakat yang berkarakter di negeri ini.
Saat ini, gaung literasi telah disemarakkan di mana-mana. Ada banyak cara yang dilakukan agar dapat membangun dan menyadarkan masyarakat agar mencintai literasi. Namun, cara-cara tersebut pun tidak semerta menumbuhkan kesadaran dari masyarakat itu sendiri.
Berkaca dari pengalaman pribadi, bagaimana saya menumbuhkan budaya literasi dalam diri saya sendiri maka yang saya lakukan adalah menunjukkan “niat” yang kuat dalam dunia literasi.
Sejak SMP, saya suka membaca karya fiksi. Selain itu saya juga senang menuangkan catatan pribadi dalam buku diary. Pernah juga terbesit dalam pikiran saya tentang bagaimana cara untuk menerbitkan sebuah buku dengan hasil karya dan nama sendiri. Setiap saya membaca buku, saya selalu fokus dengan nama penulis. Saya lalu bermimpi, kelak saya akan menulis dan menerbitkan buku atas nama saya sendiri.
Tidak ada yang mustahil. Pada tahun 2015, saya mengikuti kelas menulis buku sampai terbit bersama Forum Indonesia Menulis. Kala itu, saya hanya bermodal nekad. Saya hadir dalam setiap pertemuan, menyimak dengan seksama materi yang disampaikan oleh mentor lantas mengimplementasikan materi yang sudah saya peroleh dalam tulisan pada akhirnya menjadi sebuah buku yang ber-ISBN.
Tahap demi tahap telah saya lalui. Saya terus mengembangkan diri dalam dunia literasi dengan terlibat aktif dalam beberapa diskusi bersama pegiat literasi. Saya menggali ilmu dari setiap mereka yang berkompeten dalam bidangnya, sungguh merupakan suatu gambaran yang sangat luar biasa untuk digugu dan ditiru.
Tentu hal yang gampang, bukan? Gampang, tapi tidak semua orang dapat melakukannya. Semua berawal dari niat. Sebagian besar orang bisa membaca, tetapi tidak semua orang suka melakukannya. Demikian pun, semua orang bisa menulis, tapi tidak semua orang mau untuk menulis.
Aku dan literasi, bukan lagi soal hobi melainkan cinta yang tak pernah padam digulung waktu. Cinta tentu berasal dari hati yang paling dalam. Apakah cinta itu datang begitu saja? Tentu saja tidak. Cinta datang dari dorongan dan motivasi yang kuat.
Ya, mencintai dunia literasi adalah suatu perjalanan yang tengah saya tempuh hingga saat ini. Berangkat dari niat, saya membangun tekad dan semangat untuk mengajak serta siapa pun untuk melibatkan diri dalam dunia literasi.
Jika Anda tidak mampu menghasilkan karya, maka setidaknya Anda membiasakan diri untuk membaca. Lakukan secara kontinu. Semoga, dorongan dan motivasi untuk berkarya dapat mendatangkan cinta yang terus membara dalam diri kita semua.