Literasi

Ini Aksiku! Mana Aksimu?

Senin, 17 April 2023, 20:57 WIB
Dibaca 555
Ini Aksiku! Mana Aksimu?
Foto oleh Marish di dreamstime

Sebagai Pemimpin Muda Indonesia maka orang tersebut memiliki integritas kepemimpinan yang mampu memberikan manfaat bagi sekitarnya. Melalui tuntutan perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0, dimana segala hal bergantung pada teknologi internet. Menjadi pemimpin bukan sekedar jabatan dalam suatu organisasi, badan, institusi, atau lembaga. Melainkan bagaimana ia mampu mengilhami, menginspirasi dan menanamkan nilai moral yang baik kepada orang disekitarnya melalui perilaku dan tutur bahasanya.

            Situasi kepemimpinan saat ini akan berbeda dengan masa lampau. Sebab situasi sekarang segala sesuatu bersifat instan dan semakin mudah. Perkembangan ini juga membuat sebuah pertukaran budaya atau kebiasaan serta perilaku individu. Zaman sekarang orang-orang lebih individualis dibandingkan masa lampau. Hal ini mempengaruhi empati dalam diri kita, sebab seorang pemimpin harus memiliki empati terhadap sekitarnya.

            Dengan demikian sosok perangai seorang pemimpin diperlukan keberadaannya. Integritas serta moralitas pemimpin mampu membuat kelompoknya maju untuk mencapai tujuan yang menjadi target kelompok tersebut. Tanpa pemimpin demikian, segalanya tidak dapat berjalan sesuai dengan target yang dikhendaki.

            Pemimpin masa depan Indonesia sekiranya bisa memberikan kontribusi konkret bagi kemajuan sumber daya negara. Oleh karena itu, pemimpin muda harus cakap dalam mengimplementasikan aksi-aksi perubahan untuk Indonesia. Aksi perubahan tersebut sekiranya bisa memotivasi anak bangsa untuk optimis dalam pengembangan dirinya.

            Berani dan Pantang Menyerah merupakan salah satu sikap nasionalisme bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian seorang pemimpin tidak boleh mudah putus asa, tidak percaya diri dan gampang menyerah. Harus Bisa dan Percaya Diri. Sebab semangat patriotisme dan nasionalisme sangat penting agar pemimpin muda masa depan Indonesia tidak melupakan harkat dan martabatnya sebagai bangsa Indonesia.

            Pemimpin harus bisa memberikan sebuah aksi yang bisa menggairahkan semangat orang disekitarnya untuk maju dan berkembang. Karena melalui tindakannya tersebut orang bisa lebih percaya diri dan optimis. Oleh sebab itu, seorang pemimpin masa depan harus kreatif dan inovatif sehingga ia bisa memberikan sebuah hasrat bagi orang disekitarnya.

            Saat kita memperhatikan seseorang yang meraih sebuah prestasi yang membanggakan, pasti ada orang yang merasa rendah diri dan menganggap dirinya bodoh serta memaknainya sebagai sebuah hal untuk menjatuhkan mentalnya sendiri. Namun jika ia memaknainya sebagai sebuah hal positif, ia akan termotivasi sehingga melakukan kegiatan lain yang dapat menunjang perkembangan karakter atau mentalitasnya.

"Karakter, dalam jangka panjang, adalah faktor penentu dalam kehidupan individu maupun bangsa." - Theodore Roosevelt

            Seorang pemimpin harus punya mental baja, ia tidak boleh ciut hanya karena hal sepele. Memiliki integritas juga penting, melalui integritas ia akan mampu menyelesaikan perkara-perkara dalam kehidupannya. Namun mempunyai jiwa yang bijaksana juga tak kalah penting. Menghadapi sebuah persoalan hidup butuh sebuah landasan kebijaksanaan agar mampu menimbang mana yang benar dan salah.

            Kolaborasi sikap disiplin, berintegrasi, berempati, bijaksana dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan peningkatan karakteristik seorang pemimpin yang baik. Pada era revolusi industri 4.0 tingkat diskriminasi sosial semakin tinggi, sehingga sosok pemimpin masa depan harus orang yang bisa mengayomi orang disekitarnya dalam satu kesatuan.

            Kondisi demografis Indonesia dimasa depan akan didominasi oleh penduduk usia produktif, hal ini akan menjadi tantangan bagi pemimpin-pemimpin masa depan bangsa. Aksi-aksi pemimpin masa depan Indonesia harus revolusioner. Semakin maju peradaban, maka semakin tinggi kebutuhan serta persaingannya. Salah satunya kebutuhan lapangan pekerjaan, ditambah lagi standar kualifikasi pekerjaan yang tinggi saat ini.

            Maka dari ini tiap-tiap individu harus bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan karakternya agar dapat bersaing dimasa depan. Kemampuan ini bukan datang dengan sendirinya atau cuma-cuma, melainkan melalui beragam proses jatuh-bangun. Dan yang terpenting seorang pemimpin harus mampu memimpin dirinya sendiri. Bila ia mampu memimpin dirinya, maka ia pun pasti dapat memimpin orang lain.