Literasi

Beras Daerah Membangunkan Lahan yang Tertidur

Selasa, 26 Januari 2021, 12:50 WIB
Dibaca 685
Beras Daerah Membangunkan Lahan yang Tertidur
AREAL PERSAWAHAN KOLOM PERADI, MARET 2020

Rasda atau Beras Daerah merupakan salah satu Program Unggulan di Kabupaten Malinau yang di Cetuskan oleh Kepemimpinan Bupati Malinau Dr.Yansen TP yang telah menjalankan Roda Pemerintahan Kabupaten Malinau selama 2 (dua) periode bersama pasangannya Dr. Topan Amrullah.

Pada masa kepemimpinan periode kedua mengankat 3 (tiga) program Unggulan Program RT Bersih, Program RASDA, dan Program Wajar 16 Tahun. Dalam tulisan ini saya ingin menelusuri terkait Program RASDA yang telah berjalan.

Dalam Yansen TP, 2017 mengatakan bahwa kebijakan RASDA memiliki empat tujuan utama yaitu:

1.    Mengembangkan kegiatan yang didukung sepenuhnya oleh kekuatan daerah dan masyarakat serta bersifat berkelanjutan.

2.    Bertujuan untuk memantapkan kekuatan ekonomi daerah dengan meningkatkan ekonomi rakyat melalui produksi beras yang dilakukan oleh masyarakat petani Malinau

3.    Menciptakan martabat masyarakat dengan menyediakan beras yang berkualitas untuk rakyat Malinau. Selama ini beras yang dikonsumsi oleh masyarakat kebanyakan berasal dari luar daerah, bahkan ada yang datang dari luar negeri.

4.    Menciptakan Swasembada Beras dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malinau, sebagaimana program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat untuk menciptakan Ketahanan Pangan Nasional

Jika di lihat dari tujuannya Rasda merupakan Program yang pro terhadap Petani Lokal dan Menopang Ketahan Pangan Nasional. Mengapa demikian karena beras yang ada merupakan hasil padi para petani lokal yang  tentunya program ini sangat pro dengan masyarakat khusunya petani. Selain dari pada itu, program ini juga dapat menumbuhkan semangat Bertani Sehat. Di mana paradigma ini memunculkan bagaimana pola perilaku para petani cara bercocok tanam para petani local.

Oleh karena itu pada program ini juga mengadakan program perekutan tenaga terampil sebagai pendamping petani di setiap Desa. Para petani terampil adalah seseorang yang memang berlatar belakang pertanian dan andal dibidangnya, baik keahlian bidang peternakan, perkebunan, tanaman pangan dan bidang perikanan.

Berkaca pada tulisan diatas bahwa Program Rasda juga sebenarnya ingin menghidupkan ekonomi petani dengan target menghidupkan lahan-lahan yang belum digarap. Hal ini sebagaimana penulis rasakan, saya memiliki lahan sekitar setengah hektar yang awalnya belum saya tanam.

Baca Juga: Sistem Berladang Padi Gunung Suku Uud Danum (3)

Setelah saya renungkan dengan mengaitkan pada Program Rasda, mulailah saya membuka lahan dengan menanam pisang dan pada tahun berikutnya saya menanam padi meskipun lahan yang ada, belum semuanya ditanami karena dengan berbagai macam alasan. Hari-berhari saya, ibu dan bibi serta anak bibi saya menanam padi yang bibitnya info dari ibu bahwa padi ini umur empat bulan baru panen.

Setelah selesai menanam padi di akhir tahun 2019, seiring berjalannya waktu tibalah masa panen padi. Jika dilihat dalam kalender masa tanam sebenarya saya sudah terlambat menanam padi, namun dengan keyakinan saya harus tetap tanam pada. Alhamdulillah bersyukur kepada sang ilahi, panen kami cukup bagus kurang lebih hampir 1 bulan saya memetik padi sendiri dan selesailah memetik padi. Namun karena, hasil padi yang kami panen sebenarnya cukup banyak, 6 karung dan sempat saya giling 2 karung dan beras hampir 50an kilo didapat dan masih ada sekitar 2 karung yang sampai saat ini belum saya giling.

Jujur saja saya merupakan anak petani yang masa-masa renaja saya kerap sekali membantu orang tua untuk bertani dari sayuran sampai padi. Namun setelah hampir 15 tahun tidak menggeluti bidang pertanian khususnya menanam padi badan terasa capai sekali, bahkan setelah musim panen saya sempat sakit terkena asam lambung naik. Sempat disarankan sama saudara, tidak usah lagi berladang, namun saya sampaikan ke saudara saya, ”Sangat disayangkan kita punya lahan tapi tidak di Tanami”.

Kembali ke Program Rasda (Beras Daerah) diKabupaten Malinau, ini program yang sangat strategis untuk Ketahanan Pangan Daerah bahkan Nasional. Karena pemerintah daerah sudah menyiapkan anggaran untuk membeli padi dari para petani dan tinggal bagaimana para petani itu sendiri untuk menangkap peluang usaha ini.

Bagi petani yang sadar akan program ini, maka ia akan mendapatkan keuntungan yang lebih dari sebelumnya. Lahan-lahan yang dimiliki, baik lahan berladang/kering maupun lahan basah/sawah, semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadikan lahannya produktif dan menghasilkan. Pada Program Rasda ada kita kenal dengan Filosofi “BERTANI SEHAT”, yaitu;

1.    Menciptakan dan menumbuhkembangkan semangat petani untuk memiliki pemahaman dan keterampilan teknis serta pengetahuan umum dalam mengelola lahan dengan baik dan benar.

2.    Tumbuhnya kesadaran petani untuk memilih bibit tanaman yang memenuhi standard an kualitas yang baik dan benar.

3.    Terwujudnya perilaku pemerintah dan pelaku pertanian untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap perkembangan serta pertumbuhan tanaman dengan secara baik dan benar.

4.    Telah bertumbuhnya budaya dan tekad untuk menjaga dan melakukan masa tanam tepat waktu, dengan baik dan benar sesuai dengan kebutuhan standardisasi dan kualitas konsumsi keluarga dan masyarakat.

5.    Telah mulai bertumbuhnya esadaran untuk menyiapkan dan melakukan prosedur daam proses produksi yang memenuhi standardisasi pasar.

6.    Telah bertumbuhnya semangat dalam mengubah gaya dan paradigm bertani tradisional kepada sistem bertani yang modern, terutama pada sistem masa tanam dan panen.

Jika kita perhatikan dari enam point di atas saya yakin bahwa program Beras Daerah haruslah dapat mengubah perilaku para petani yang ada di Malinau. Mungkin selama ini petani di Malinau menanam padi hanyalah untuk sekedar memenenuhi kebutuhan pangan semata tanpa ada nilai ekonomi lainnya dalam arti bukan untuk usaha perekonomian petani yang dapat dipasarkan baik dalam berupa padi maupun beras. Saya sendiri yang pernah menjadi pelaku disektor pertanian, ketika itu hampir setiap tahun menanam padi tapi tidak untuk diperjual belikan hanya untuk kebutuhan konsumsi semata.

Memang sih ketika kita memiliki padi yang cukup, maka kita tidak lagi membeli beras dari toko. Ketika beras sudah habis ya tinggal digiling saja padi yang masih ada. Sangat berbeda dengan pertanian khususnya petani padi di pulau jawa. Untuk mengolah sawah saja sudah membutuhkan tenaga kerja, pada saat tanam juga menggunakan tenaga kerja sampai dengan panenpun menggunakan tenaga kerja. Sehingga karena semuanya menggunakan tenaga kerja yang tentu membutuhkan modal, maka perhitungan usaha petani dibidang padi khususnya harus benar-benar menghasilkan yang maksimal. Bahkan dalam setahun bisa dua atau tiga kali panen.

Berdasarkan uraian di atas beberapa kesimpulan inti adalah:

1. Program Rasda menciptakan Peluang Peningkatan Ekonomi Petani khususnya petani di Kabupaten Malinau

2. Program Rasda menciptakan budaya pertanian terutama perilaku Bertani Sehat

3. Program Rasda membangkitkan semangat Petani untuk meningkatkan Produktifitas hasil pertaniaannya

4. Program Rasda membangunkan lahan yang tertidur

Wahai para petani, kini semua peluang dari pemerintah telah diberikan, maka bangkitlah, semangatlah bangunkan lahan-lahan tidurmu menjadi lahan yang produktif dan menghasilkan guna masa depan yang lebih cerah. Sukses terus para petani Malinau, Kalimantan Utara, Indonesia di manapun anda berada.

Sarun.

***