Literasi

Bumi Menulis: Komunitas Penulis Pemula Anak Muda Kalimantan

Selasa, 11 Mei 2021, 10:36 WIB
Dibaca 900
Bumi Menulis: Komunitas Penulis Pemula Anak Muda Kalimantan
Bumi menulis

Tidak pernah bermimpi akan menjadi seorang penulis atau pun rutin menulis baik menulis di media online atau secara tradisional. Waktu kecil sempat bermimpi ingin menulis sebuah buku, namun impian itu hilang entah lari ke mana. 

Aku menulis diawali karena keresahan diriku yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku harus tinggal di lingkungan yang berbeda jauh dari kebiasaanku. Itu membuat pikiran melayang-layang, insomnia, dan cemas berlebih. 

Sampai pada suatu waktu, aku sudah tidak mampu untuk melawan rasa itu, aku merasa putus asa untuk bertahan sebagai manusia normal. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja saat bekerja diriku bisa merasakan cemas yang berlebih.

Akhirnya, aku menghubungi seorang psikolog, kebetulan beliau adalah kakak tingkatku saat kuliah. Aku menceritakan semua yang sedang terjadi pada diriku dan bagaimana aku mencoba menghadapinya sampai lelah. 

Aku panggil beliau Ce Femmy. Setelah mendengarkan curhatanku itu, dia memberi sebuah tes psikologi terkait minat dan bakat. Pertanyaan di dalam tes itu banyak sekali, dan akhirnya Ce Femmy memberiku sebuah jawaban. 

Sebuah urutan kemampuan yang bisa aku kembangkan sebagai hobi, katanya. Salah satunya adalah menulis. Namun, tidak diurutan pertama, kecil kemungkinan yang bisa aku kerjakan di dunia menulis, karena yang pertama adalah komunikasi dan kecantikan antara dua itu aku lupa urutan pertama dan kedua. 

Lama aku pikirkan hal itu, sampai pada suatu saat ada sebuah lomba menulis yang dipromosikan secara online. Dengan mantap aku memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah naskah cerpen di sana. Tanpa ekspetasi lebih, ternyata tulisanku masuk sepuluh besar yang akan dibukukan.

Aku sangat bahagia bahkan tidak pernah menyangka hal di luar ekspetasiku itu berbuah manis. Aku semakin percaya diri dengan kemampuanku. Dan, banyak mengikuti kelas-kelas menulis. Belasan antologi sudah kuikuti. Hingga pada akhirnya, aku memberanikan diri mendirikan sebuah komunitas menulis online bernama Bumi Menulis.

Komunitas yang berdiri diakhir tahun 2020 ini, sudah menerbitkan buku antologi. Buku antologi pertama yang Bumi Menulis terbitkan berjudul, "Cerita Anak Pedalaman," di mana penulis-penulis ini adalah orang asli kalimantan, sebagian besar teman-temanku. Walau diawal, aku yang berusaha mencari-cari siapa yang ingin menulis bersama Bumi Menulis. 

Maklum saja, selain Bumi Menulis adalah komunitas baru, antusias khususnya anak daerah untuk menulis itu masih sangat kurang. Tujuanku mendirikan komunitas Bumi Menulis ini, selain untuk menyalurkan hobiku, juga membantu anak-anak daerah untuk mencintai dunia literasi. 

Karena, masih banyak yang aku temui anak-anak daerah yang kurang antusias dalam menulis. Padahal, menulis itu adalah sarana paling mudah untuk memberikan sebuah ide atau menyampaikan sesuatu yang tidak bisa disampaikan langsung, atau aku saja yang kurang bergaul disebuah tempat anak muda daerah yang suka dengan dunia literasi. Entahlah, tapi itu yang aku rasakan. 

Aku berharap dengan adanya komunitas Bumi Menulis ini bisa menjadi sumbangsih diriku kepada daerah atau pun kepada Indonesia. Mimpiku memang selalu di luar ekspetasi orang lain. Terlalu besar kata mereka, namun besar bukan berarti tidak mungkin, bukan?

"Untuk bisa maju dengan pikiran besarmu, kamu memang sering harus bersedia dijauhi, dicemooh bahkan dibenci. Pikiran besar sulit dipahami pikiran kecil. Dan, mereka baru paham setelah lihat hasilmu. Kamu lihatnya di pikirkanmu, mereka hanya bisa melihatnya setelah muncul di mata."

-Hingdranata Nikolay