KALTARA Rumah Kita, PANCASILA-lah Dasarnya
“Kaltara Rumah Kita” adalah tagline Gubernur & Wakil Gubernur Kaltara saat kontestasi Pilgub Kaltara tahun 2020 lalu. Mereka memenangkan kontestasi tersebut dan saat ini menjabat Gubernur & Wakil Gubernur Kaltara untuk 5 tahun kedepan. Pada banyak acara di berbagai tempat dijelaskan bahwa pesan yang mau disampaikan dalam tagline tersebut adalah Kaltara seperti Indonesia mini yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai etnis,budaya dan agama. Masyarakat yang hetorogen ini menunjukan jati diri bangsa indonesia yang ber-Bineka Tunggal Ika dan masyarakat Kaltara yang berkebudayaan-memiliki budaya lokal yang perlu dilestarikan menjadi milik bersama. Kita perlu menyambut baik hadirnya Rumah kita, Rumah Kaltara yang menjadi tempat tinggal kita. Rumah yang memiliki banyak sekali potensi alamnya. Air sungai, Laut dan Hutan (heart of Borneo) yang perlu dikelola dengan baik untuk bonum commune (kesejahteraan bersama) warga Kaltara.
Bagaimana dengan Dasarnya;Pancasila?
Rumah tanpa dasar seperti pohon tanpa akar. Akar melekat kuat memegang batang pohon agar mampu bertahan dari tiupan angin kencang demikian juga dasar (fondasi) rumah yang kuat akan mampu menopang tiang-tiang rumah agar rumah tetap berdiri mega dan kokoh. Kita perlu dasar fondasi Rumah yang kuat untuk Kaltara agar tidak mudah goya dihantam gelombang intoleransi, radikalisme dan rasisme.
Lima sampai sepuluh tahun belakangan ini, sangat kencang isu agama dan politik identitas dimainkan untuk kepentingan sesaat. Isu inilah yang menimbulkan sikap intolerasi dikalangan umat beragama;merasa yang paling benar sampai bertindak radikal;menonjolkan daerahnya sehingga mengolok secara rasis. Sikap-sikap seperti inilah yang sebenarnya melunturkan nilai-nilai dasar pancasila.
Kaltara sebagai Rumah bersama yang sedang membangun dan akan berdiri kokoh di atas dasar (fondasi) Pancasila tidak boleh terjebak dengan situasi seperti ini. Kebudayaan dayak yang sangat beragam dan unik agar mampu menyatuhkan masyarakat yang tinggal di dalam Rumah Kita, Rumah Kaltara.
Di perayaan Hari Lahirnya Pancasila-01 Juni 2021, saya ingin menampilkan lagi 36 butir Pancasila yang pernah dipelajari beberapa puluh tahun lalu di bangku sekolah namun sekarang ini dihilangkan.
SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
- Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
- Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
- Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap tenggang rasa.
- Tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
SILA PERSATUAN INDONESIA
- Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
- Cinta Tanah Air dan Bangsa.
- Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
- Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
- Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
- Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
- Bersikap adil.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak-hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
- Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
- Tidak bersifat boros.
- Tidak bergaya hidup mewah.
- Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
(Sumber:www.pilipuli.id)
Ini sebagai bahan baca dan refleksi kembali akan nilai-nilai luhur pancasila bagi kita bahwa Pancasila sudah final dan tidak perlu diganggu atau diutak-atik lagi. Siapapun yang menggangunya berarti merongrong kedaulatan NKRI. Satu kata “Lawan Intoleransi, Radikelisme & rasisme di Rumah Kita,Kaltara.@r