Filosofi

C'est la vie

Kamis, 27 Agustus 2020, 10:54 WIB
Dibaca 1.071
C'est la vie

C'est la vie. That's life; such is life.Kadang, dalam hidup ini, kita hanya bisa menerima. Seperti dalam sebuah permainan sport - itulah makna hakiki sport, yakni: sportif.

APAKAH yang pasti di dunia ini? Tidak ada! Kecuali: perubahan itu sendiri. Pantai rhei kai ouden menei -- dalam kata bahasa Heracleitos.

Sebab itu, bertahanlah, dalam keBAIKan. Akhir dari suatu kadang menjadi penting. Seperti finishing dalam sebuah pertandingan. Mengawali penting, tetapi mempertahankan dan menutup (closing) menjadi moment decisive, hanya dalam hitungan detik dan satu langkah.

Pagi dini 22/6-2018. Ketika alam semesta lelap dalam mimpi. Bagun untuk sesuatu yang sia-sia, apa enaknya?

Sudah hampir yakin, Tim Tango memetik poin penuh: 3, sehingga ditambah seri sebelumnya, 1, maka bisa mengantarnya setidaknya runner up grup.

Tapi apa yang terjadi? Kiper plontos itu melakukan blunder. Semua orang menyalahkannya sebagai “kiper goblok”. Barangkali saya, dalam kesal yang dalam, coba memahaminya.

Hal yang pasti, seperti juga saya, Caballero menazarkan bahwa blunder fatal menyangkut hidup dan masa depan hanya sekali terjadi.

Laptop live streaming di kamar berpendingin sontak terasa panas. Kuperhatikan saksama, tendangan langsung memang berbahaya. Teorinya, bola diam dulu, baru dikontrol. Sedemikian rupa, sehingga mudah diarahkan. Dalam posisi bergerak, apalagi liar dan laju, bola yang ditendang,gampang berubah arah. Dan malah balik menjadi bumerang.

Namun, itulah yang terjadi! Dan hanya sekali itu, setelah kejadian yang menjadi titik balik Tim Argentina dilumat Kroasia dengan 3 gol, tanpa balas.

Kadang dalam hidup, berbesar hatilah menerima kegagalan, juga ketidakmujuran. Kata orang Prancis: C'est la vie! Itulah hidup.Tak seorang pun bisa menghindar pada nasib baik, setelah berusaha maksimal. Mau tak mau harus (bisa) menerima fakta.

Sengaja atau tidak, mau atau tidak, seperti terjadi pada Wilfredo Caballero, kita juga melakukan blunder. Dalam hidup, sekali waktu kita pasti salah mengarahkan bola, sehingga bukannya berbuah gol, mencapai tujuan, malah membunuh.

Maka, dalam hidup, berbesar hatilah menerima kegagalan, juga ketidakmujuran.
Kata orang Prancis: C'est la vie! Itulah hidup.Tak seorang pun bisa menghindar pada nasib baik, setelah berusaha maksimal. Mau tak mau harus (bisa) menerima fakta.

Hidup adalah tentang tertawa dan menangis! Itu saja. Dan hanya itu.

Hal yang pasti, seperti juga saya, Caballero menazarkan bahwa blunder fatal menyangkut hidup dan masa depan hanya sekali terjadi.

Tags : filosofi