Filosofi

Ideologi Pancasila di Tengah Globalisasi

Minggu, 14 Agustus 2022, 21:25 WIB
Dibaca 229
Ideologi Pancasila di Tengah Globalisasi
Merah putih (dok.pri)

Kedudukan Pancasila dalam percaturan politik sudah mulai goyah. Masyarakat internasional tidak lagi mengenal Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Boleh dikatakan, inilah keberhasilan kekuatan-kekuatan yang sejak dahulu menolak pemikiran Bung Karno. Kekuatan yang berasal dari dalam maupun dari luar Indonesia. 

Ada beberapa faktor yang penyebab, antara lain:

1. Pancasila hanya dijadikan simbol atau slogan para pelaku politik. Tokoh-tokoh politik menggaungkan Pancasila, tetapi sikap mereka bertolak belakang dengan Pancasila. Tokoh-tokoh ini lebih mengutamakan kepentingan mereka dan kelompoknya, sedangkan kepentingan rakyat dikesampingkan.

Rakyat menjadi korban adu domba, digiring untuk masuk ke dalam konflik horizontal, dipecah belah dengan berbagai isu sara. Kemudian KKN dan korupsi merajalela, para pejabat memperkaya diri sendiri sementara rakyat dalam kesulitan.

Hal ini menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila menjadi luntur. Pancasila hanya dianggap simbol tanpa makna, penghias ruangan kantor pemerintahan. 

2. Ekonomi kapitalis

Sejak zaman Orde Baru, sistem perekonomian telah cenderung pada kapitalisme. Pasal 33 UUD 1945 tidak dilaksanakan. Apa yang menyangkut hajat hidup orang banyak justru dikuasai para konglomerat. Tidak ada lagi yang namanya ekonomi kerakyatan.

Kemudian berlakunya "open door policy" bagi perusahaan modal asing. Sumber daya alam Indonesia digarap dan disedot oleh mereka. Investor asing mendapatkan keuntungan besar, sedangkan Indonesia hanya kebagian remah-remah. 

 Bagaimana cara mengembalikan Pancasila ke posisi yang semestinya? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.

Pertama, dengan memperkuat persatuan, kita harus bergandengan tangan. Untuk itu perlu upaya meminimalisir kelompok radikal yang anti Pancasila. 

Kedua, membangkitkan perekonomian rakyat. Hal ini sudah dimulai oleh pemerintah dengan mendukung ekonomi kreatif. Banyak UMKM yang tumbuh pesat dan mampu eksis dalam beberapa tahun terakhir. 

Ketiga, mendorong tokoh-tokoh masyarakat yang bisa dipercaya dan dikenal cinta NKRI untuk berkiprah di bidang politik agar kualitas pejabat lebih baik. Hal ini memang sangat sulit, karena dunia politik dikuasai orang-orang partai yang memiliki kepentingan. 

Namun kalau kita berhasil, maka Pancasila tetap kokoh dalam arus globalisasi. Pancasila sebagai ideologi negara, pemersatu dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

***