Filosofi

Tahu dan Tidak Tahu

Jumat, 17 Desember 2021, 14:12 WIB
Dibaca 416
Tahu dan Tidak Tahu
mengambarkan bahwa ketidaktahuan akan sesuatu bukanlah sesuatu yang buruk melainkan melambangkan kerendahhatian

Pandemi covid 19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan wabah yang terjadi secara tak terkendali pada lebih dari 200 negara di dunia. virus corona ini sudah mewabah dan hidup diantara manusia selama satu tahun delapan bulan. Virus ini juga sudah memakan banyak korban jiwa. Di Indonesia penyebaran covid 19 ini pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 02 maret 2020.

Dalam pandemi covid 19 ini, pemerintah sudah banyak mengeluarkan peraturan-peraturan yang menekan penyebaran virus corona di negara ini. Namun dalam prakteknya ketetapan-ketetapan itu masih memiliki banyak kegagalan karena kurangnya pemahaman serta ketidaktahuan akan virus corona yang tengah menyebar di tengah masyarakat. Hal ini juga semakin dipertegas dengan masuknya varian baru virus corona yang dikonfirmasi oleh Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari.

Menurut Socrates ketidaktahuan itu sendiri bukanlah sesuatu yang memiliki gambaran negatif. Sebaliknya dengan manusia mengakui ketidaktahuannya maka pintu kebenaran dan pengetahuan akan kebijaksanaan akan terbuka lebar. Namun jika manusia itu menutup diri dan berpura-pura tahu akan kebenaran namun sebenarnya ia tidak mengetahui apa-apa maka ia sendiri akan kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam pintu kebijaksanaan sejati itu.

Kegagalan pemerintah dalam penanggulangan covid 19 ini juga salah satu dari ketidaktahuan yang memiliki gambaran positif, karena dengan begitu pemerintah akan belajar dari kegagalannya dalam menanggulangi covid 19. Hingga pada akhirnya jumlah korban covid 19 akan semakin menyusut. Hal ini terlihat dari data yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan komitmen Pemerintah untuk terus menurunkan kasus COVID-19. Hal ini dilakukan melalui evaluasi penerapan level PPKM di seluruh wilayah Indonesia secara berkala. Walaupun demikian pemerintah tetap harus memperketat kewaspadaan supaya pengalaman akan ketidaktahuan tidak menjadi hal yang sia-sia. Kesia-siaan dapat terjadi apabila pemerintah gagal menjaga keberhasilan yang telah didapatkan.

Hal itu disebabkan, gelombang ketiga yang diperkirakan akan muncul pada bulan Desember ini, selain itu varian baru dikonfirmasi sudah menginfeksi banyak negara di dunia salah satunya Jenewa.

Kasus penyebaran varian baru yang terjadi di Jenewa harusnya menjadi cermin bagi pemerintah dan masyarakat indonesia. Ketidaktahuan membawa dapat membawa suatu negara ke dalam keterpurukan akibat penanganan korban virus corona yang salah. Dari hal ini permenungan serta definisi yang digagas oleh Socrates menjadi sangat nyata di kehidupan manusia zaman ini. Walaupun begitu goncangan akan ketidaktahuan itu semakin jelas terlihat di dalam kegagalan pemerintah dalam menangani covid 19 yang kemungkinan besar gelombang ketiganya terjadi di bulan Desember 2021.

Kemungkinan gelombang ketiga ini seharusnya dapat menyadarkan masyarakat dan pemerintah supaya dapat terus membenahi diri. Selain itu, pemerintah juga harus terus mewaspadai serta mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Bahkan kemungkinan-kemungkinan yang terburuk yang dapat terjadi. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus memiliki rasa Kerjasama yang kuat dalam menanggulangi covid 19.Pandemi covid 19 atau Coronavirus Disease 2019 merupakan wabah yang terjadi secara tak terkendali pada lebih dari 200 negara di dunia. virus corona ini sudah mewabah dan hidup diantara manusia selama satu tahun delapan bulan. Virus ini juga sudah memakan banyak korban jiwa. Di Indonesia penyebaran covid 19 ini pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 02 maret 2020. Dalam pandemi covid 19 ini, pemerintah sudah banyak mengeluarkan peraturan-peraturan yang menekan penyebaran virus corona di negara ini. Namun dalam prakteknya ketetapan-ketetapan itu masih memiliki banyak kegagalan karena kurangnya pemahaman serta ketidaktahuan akan virus corona yang tengah menyebar di tengah masyarakat. Hal ini juga semakin dipertegas dengan masuknya varian baru virus corona yang dikonfirmasi oleh Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari.

Menurut Socrates ketidaktahuan itu sendiri bukanlah sesuatu yang memiliki gambaran negatif. Sebaliknya dengan manusia mengakui ketidaktahuannya maka pintu kebenaran dan pengetahuan akan kebijaksanaan akan terbuka lebar. Namun jika manusia itu menutup diri dan berpura-pura tahu akan kebenaran namun sebenarnya ia tidak mengetahui apa-apa maka ia sendiri akan kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam pintu kebijaksanaan sejati itu. Kegagalan pemerintah dalam penanggulangan covid 19 ini juga salah satu dari ketidaktahuan yang memiliki gambaran positif, karena dengan begitu pemerintah akan belajar dari kegagalannya dalam menanggulangi covid 19. Hingga pada akhirnya jumlah korban covid 19 akan semakin menyusut. Hal ini terlihat dari data yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan komitmen Pemerintah untuk terus menurunkan kasus COVID-19. Hal ini dilakukan melalui evaluasi penerapan level PPKM di seluruh wilayah Indonesia secara berkala. Walaupun demikian pemerintah tetap harus memperketat kewaspadaan supaya pengalaman akan ketidaktahuan tidak menjadi hal yang sia-sia. Kesia-siaan dapat terjadi apabila pemerintah gagal menjaga keberhasilan yang telah didapatkan. Hal itu disebabkan, gelombang ketiga yang diperkirakan akan muncul pada bulan Desember ini, selain itu varian baru dikonfirmasi sudah menginfeksi banyak negara di dunia salah satunya Jenewa.

Kasus penyebaran varian baru yang terjadi di Jenewa harusnya menjadi cermin bagi pemerintah dan masyarakat indonesia. Ketidaktahuan membawa dapat membawa suatu negara ke dalam keterpurukan akibat penanganan korban virus corona yang salah. Dari hal ini permenungan serta definisi yang digagas oleh Socrates menjadi sangat nyata di kehidupan manusia zaman ini. Walaupun begitu goncangan akan ketidaktahuan itu semakin jelas terlihat di dalam kegagalan pemerintah dalam menangani covid 19 yang kemungkinan besar gelombang ketiganya terjadi di bulan Desember 2021.

Kemungkinan gelombang ketiga ini seharusnya dapat menyadarkan masyarakat dan pemerintah supaya dapat terus membenahi diri. Selain itu, pemerintah juga harus terus mewaspadai serta mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Bahkan kemungkinan-kemungkinan yang terburuk yang dapat terjadi. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus memiliki rasa Kerjasama yang kuat dalam menanggulangi covid 19.

Tags : filosofi