Ekonomi

Theresa Christya - Perempuan Muda Dayak Pengusaha Jamu

Sabtu, 6 Februari 2021, 09:59 WIB
Dibaca 5.183
Theresa Christya - Perempuan Muda Dayak  Pengusaha Jamu

Theresa Christya boleh dibilang memutar jarum jam. Khas anak milenial zaman now. Yang memilih jadi pengusaha setamat kuliah. Bukan pencari kerja.

Terjun langsung ke produk jamu sebagai pebisnis dan role model. Perempuan Dayak belia ini pantas dibaiat sebagai tonggak. Ia membangun citraan baru seorang tukang jual jamu Dayak. Bukan seperti si mbok Jamu. Sosok yang lazim kita kenal dengan jamu gendongnya. Berkeliling ke mana-mana. Menjajakan dagangannya dengan keringat dan air mata. Berkebaya. Berpenampilan ugahari. Jika seksi. Dan sedikit bening. Ia lalu digoda. Yang ngobrolnya dibeli, tapi jamunya ditolak.

Tesa, panggilannya, membangun citraan baru! Tetap berkanjang di usaha jamu, namun berpenampilan modis. Tajir. Khas anak milenial!

Anak milenial, jika bertemu sesama alumnae/alumni, bertanya, "Usaha/ bisnismu apa?"
Sudah jadul bertanya, "Kerja di mana?"

Generasi Tesa, sapaannya, begitu bangga. "Proud of U!", kata mereka jika jadi pengusaha ketimbang bekerja. Ya, zaman telah berubah!

Lazimnya, perempuan cantik, pintar (cum laude), lincah, dan punya segalanya milih kerja kantoran. Yang tidak mau susah-susah. Apalagi kerja "kotor". Namun, ia memilih usaha mandiri.  Baginya, sekolah dan kuliah bukan untuk mencari kerja, tapi untuk mengasah keterampilan dan membekali diri dengan seperangkat pengetahuan. Untuk hidup.

"Belajar hidup" di Universitas Diponegoro, Semarang. Tesa, panggilannya, tidak ingin seperti  kebanyakan mahasiswa. Sudah cum laude, dikenal para dosen dan pengusaha. Sebenarnya, ia bisa memilih bekerja di mana, dengan siapa. Namun, ternyata bukan itu pilihannya.

suaratangsel.com

Baginya, sebesar-besarnya perusahaan tempat (kita) bekerja tetap perusahaan orang. Namun, sekecil-kecilnya usaha (kita) tetap kitalah pemiliknya. Lebih baik menjadi raja kecil daripada patih besar.

Berangkat dari falsafat hidup seperti itu, perempuan berdarah Dayak ini mulai usaha kecil-kecilan. Ia coba meracik jamu alami, khas orang Dayak.  Jamu racikan Tesa beda dari yang lain. Tidak seperti yang dijual di pasaran umumnya. Produk kemasan Tesa bukanlah jamu minum seperti kunyit asem, paitan, atau beras kencur. Ia  menjual berbagai jamu rebus alami. Khasiatnya: untuk meningkatkan stamina tubuh. Tesa juga  memproduksi jamu oles untuk perawatan tubuh wanita.

Theresa Christya kini pengusaha, sekaligus  pemilik jamu Sinok Kemayu, Semarang. Dara Dayak alumna Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini luar biasa. Di usia muda, ia, mempekerjakan 5 karyawan.

Tesa identik dengan “Sinok Kemayu”. Dirinya mengutamakan memasarkan jamu secara daring (online). Perempuan tinggi, cantik, sukses, pintar dan kaya. Ia kombinasi dua etnis dan keturunan Dayak-Jawa.

 Sinok Kemayu. Kemayu tenan!

Tags : ekonomi