Ekonomi

Indonesia, Masih Eksportir “King of Spices” Terbesar Dunia

Minggu, 14 Maret 2021, 12:20 WIB
Dibaca 517
Indonesia, Masih Eksportir “King of Spices” Terbesar Dunia
lada dunia

Dodi Mawardi

Penulis senior

 

Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, mulai dari cengkeh, pala, vanila, sampai lada. Inilah yang menjadi penyebab para pedagang yang tergabung dalam VOC menduduki Hindia Belanda dalam waktu lama, pada awal abad ke-15. Bangsa Eropa berpesta pora mengeksplotasi hasil bumi rempah-rempah Indonesia. Salah satu yang menjadi primadona adalah lada, atau di Eropa dikenal sebagai “King of Spices”, rajanya rempah-rempah.

 

Lada memang luar biasa khasiatnya. Selain sebagai rempah-rempah bumbu masakan, lada juga bisa bermanfaat buat kesehatan seperti mencegah kanker. Efek hangat yang dihasilkan oleh lada sangat digemari oleh negara-negara bermusim dingin seperti di Amerika Utara, Eropa, dan Australia.

 

Pada era modern ini, Indonesia masih menjadi negara produsen rempah-rempah terbesar dunia. Wajar, karena Indonesia punya lahan yang subur. Rempah-rempah termasuk lada bisa tumbuh dengan sangat baik di negeri ini. Dalam beberapa dekade, Indonesia sempat menjadi produsen lada terbesar dunia.

 

Sayang sekali, dalam dua dekade terakhir Indonesai disalip oleh Vietnam. Bahkan sejak lima tahun lalu, Indonesia kembali disalip oleh Brasil sebagai penghasil lada terbesar dunia. Kini, Indonesia menempati posisi nomor tiga di bawah Vietnam dan Brasil.

 

Padahal, lahan pertanian Indonesia jauh lebih luas dibanding Vietnam. Akan tetapi produksi lada Vietnam pada tahun 2019 lalu saja, sekitar 2 kali lipat lebih banyak dibanding Indonesia. Nilai ekspor Vietnam malah empat kali lebih besar. Kenapa bisa demikian ya? Di sektor pertanian, pemerintah sangat mengandalkan lada sebagai sumber devisa negara.

 

Provinsi produsen lada terbesar di Indonesia adalah Bangka Belitung. Provinsi dengan dua pulau terbesarnya  yang terkenal sebagai penghasil timah itu, ternyata menyimpan harta berharga berupa lada. Luasan lahan pertanian di Bangka Belitung tentu saja tidak sebanding dengan pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi atau Papua. Tapi mampu menghasilkan lada dalam jumlah besar. Produsen terbesar kedua ditempati oleh Lampung, yang sangat terkenal dengan lada hitamnya (Lampung Black Pepper). Lada hitam Lampung adalah kualitas terbaik di dunia.

 

Melihat tren turunnya produksi dan ekspor lada tersebut, seharusnya pemerintah Indonesia semakin gencar mengkampanyekan lada sebagai komoditas pertanian unggulan, sehingga semakin banyak petani yang tertarik menanamnya. Sayang, jika produksi harta berharga itu kemudian makin turun gara-gara lahan pertanian yang tidak bertambah dan semakin berkurangnya minat masyarakat dalam menanam lada.

 

Sudah terbukti, komoditas ini digemari dunia, sejak berabad-abad lalu sampai sekarang.

baca juga: Guru juga Penyuluh Literasi Ekonomi