The History of Java (THoJ) Plagiat?
Saya memasukkan ulasan tentang plagiat buku mahapenting The Hiastory of Java (THoJ) ini ke dalam rubrik "Budaya", bukan Literasi. Sebab, Budaya lebih luas, lagi dalam cakupannya.
Tidak dinyana.
Karya, dan penulis yang saya kagumi sejak mendengar nama buku dan penulisnya sejak kelas V SD, tahun '70-an, ternyata plagiat.
Sungguh penasaran rasanya, ketika guru Sejarah menerangkan sejarah dengan hidup. Seakan-akan, saya bertatap muka langsung dengan Raffles. Guru menjelaskan, saya membayangkan.
Benarlah ungkapan Marcus Tullius Cicero (106-43 s.M.) bahwa "Historia nuntia vetustatis est" --sejarah adalah pesan dari masa silam.
Betapa tidak! TS Raffles yang disebut-sebut menulis masterpiece buku The History of Java (THoJ) ternyata melakukan tindak plagiat. Buku aslinya sendiri, berbahasa Inggris, saya pegang dan baca tahun 1990. Bangga rasanya. Itu terjadi di Taman Mini Indonesia Indah.
Raffles mengutip bulat-bulat, dan menerjemahkan, tanpa menyebut sumber karya Middelkoop. Yakni The history of Priboemi, terutama Bab 10 buku THoJ. Tentang tindak-plagiat ini, saya mafhum dari pakar sejarah, guru, dan seorang bibliofili yang kemudian menjadi salah satu petinggi Kompas, P. Swantoro.
Meski demikian, THoJ tetap sebuah mahakarya sepanjang yang pernah ada tentang sejarah Jawa. Sebuah catatan sejarah berharga dari sudut pandang penguasa waktu itu.
Hannigan juga mencatat hal yang senada. Buku master piece karya Raffles, yaitu The History of Java dianggap sebagai karya plagiat (hlm. 249). Raffles bukanlah orang yang sesungguhnya mengerjakan naskah tersebut. Ia hanya menyalin begitu saja naskah-naskah hasil jarahan dan terjemahan yang dilakukan oleh orang Madura yang dipekerjakannya.
Raffles juga memanfaatkan naskah-naskah yang ada di perpustakaan Buitenzorg. Paparan tentang Candi Prambanan dianggap sebagai kerja Mackenzie. Sedangkan paparan tentang Borobudur dan daftar candi-candi patut diduga diambil dari hasil kerja Hermanus Christian Cornelius.