Budaya

Sambutan Gerak Jalan Sehat Pak Kades| Three Durians....

Rabu, 12 Mei 2021, 12:53 WIB
Dibaca 1.105
Sambutan Gerak Jalan Sehat Pak Kades|  Three Durians....

Seorang akan dikagumi sebagai ahli orasi. Ketika pidato, bisa mengutip istilah dan idiom asing di luar kepala dan pandai menjelaskan maknanya. Akan semakin dikagumi, apabila tidak asal mengutip, tetapi sangat pas diterapkan dalam konteks dan sikon tertentu.

Ketika membuka jalan sehat, misalnya. Terkesan akan lebih pas mengutip pepatah Latin, “Mens sana in corpore sano” yang berarti: dalam badan yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat.

Alkisah. Ada seorang kepala desa di sebuah kampung Dayak.

Pada hari Minggu pagi, ia sedang membuka lomba gerak jalan sehat dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI. Dengan berapi-api, ia menerangkan bahwa produktivitas suatu bangsa berkorelasi dengan kesehatan tubuh manusia. Bahwa gizi itu perlu untuk pertumbuhan dan menjaga kesehatan. Bahwa harapan hidup manusia Indonesia itu semakin tinggi. Bahwa ibu-ibu wajib memberi ASI kepada anaknya setidaknya hingga usia dua tahun.

Hadirin yang mendengar pidato sambutan pak Kades, terkagum-kagum. Tapi sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu akan jatuh juga. Tadi, sebelum pidato di rumah, pak Kades sudah sangat hafal di dalam kepalanya pepatah bahasa latin yang artinya dia juga mafhum.

Sampailah waktunya untuk mengucapkan istilah asing itu, tapi dia lupa, seketika istilah itu seakan-akan hilang. Kata orang kampung: ingatannya dicuri kancil. Biasa begitu. Semacam demam panggung. Apa yang dihafal, tiba-tiba saja lupa.

Paham teknik pidato yang mengulur-ulur waktu untuk berpikir dengan “e...” atau “ehm...” atau dengan memperlambat tempo, pak Kades tetap tak ingat istilah Latin itu.

Tetap berhenti pada, “...seperti pepatah Latin yang mengatakan, yang mengatakan bahwa...”

Lalu ia memasukkan tangan ke dalam saku celana. Mengeluarkan korek api. Lalu membacanya, “Seperti pepatah Latin yang mengatakan, yang mengatakan bahwa... Three durians, safety match, made in Sweden. Yang artinya: dalam badan yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat.”

Hadirin pun bertepuk tangan riuh rendah. Pidato yang sungguh luar biasa. Dan memukau.

Hadirin kagum akan penguasaan istilah asing yang dimainkan Kades mereka."Hebat juga Pak Kades kita ini!" kata mereka, sembari berdecak. Kagum.

Padahal, yang dibaca dan diucapkan Pak Kades tadi adalah tulisan di bungkusan korek api!

***

dari buku Mati Kertawa Cara Dayak (2018: halaman 86-88).

Tags : budaya