Budaya

Be Yourself

Minggu, 21 Maret 2021, 18:58 WIB
Dibaca 1.115
Be Yourself
Total Recall

"Be yourself", mungkin salah satu kalimat motivasi yang sering kita dengar. "Jadilah dirimu sendiri", mudah untuk diucapkan, namun ternyata sulit untuk direalisasikan. Mengapa? Karena ada tendensi atau kecenderungan dari manusia untuk bosan menjadi diri sendiri, dan ingin bertualang menjadi orang lain, atau mencoba kehidupan yang lain.

Dan tema inilah, yang dibawakan dalam film "Total Recall (1990)" yang dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger dan Sharon Stone, aktor dan aktris terkenal Hollywood. Alkisah di tahun 2084, Douglas Quaid (Arnold Schwarzenegger), seorang pekerja konstruksi, mengalami malam-malam penuh mimpi, mengenai petualangannya di planet Mars.

Kehidupan yang keras, monoton, dan membosankan, membuat Quaid tertarik untuk mencoba "Rekall", suatu perusahaan yang menawarkan petualangan melalui memori, seolah-olah mengalaminya sendiri, tanpa seizin istrinya, Lori (Sharon Stone).

Dalam Rekall, Quaid memilih untuk menjadi mata-mata/spion di planet Mars, yang ditemani oleh wanita cantik, yang bukan istrinya. Petualangan virtual itu gagal dilaksanakan, karena perusahaan Rekall ternyata mengetahui, bahwa Quaid pernah ke planet Mars, suatu hal yang tidak disadari oleh Quaid sebelumnya.

Peristiwa di Rekall, membuat dunia Quaid jadi berubah selanjutnya. Ia dikejar-kejar dan sesampainya di rumah, istrinya menyerangnya dan mengatakan bahwa dia bukanlah istri Quaid, dan ingatan yang ada di pikirannya adalah ingatan yang diimplan pada dirinya. Quaid berhasil mengalahkan Lori dan kemudian melarikan diri.

Melalui serangkaian peristiwa, Quaid akhirnya menyadari bahwa nama aslinya adalah Hauser. Ia sebelumnya adalah anggota pasukan Coohagen, pemimpin Mars yang kejam, yang kemudian membelot menjadi bagian dari kelompok pemberontak di planet Mars, yang tengah berjuang melawan Coohagen. Dalam video yang dikirimkan oleh dirinya sendiri di masa lalu, Hauser menyuruh Quaid untuk ke Mars dan bergabung dengan kelompok pemberontak.

Di Planet Mars, selanjutnya, Quaid bertemu dengan istrinya, Lori, dan petugas dari Rekall, yang mengatakan bahwa sebenarnya Quaid masih berada di dalam Rekall, ia dan Lori bermaksud membawa Quaid kembali ke dunia nyata. Sampai di sini, film sudah cukup membingungkan tentang apa yang dialami oleh Quaid ini apakah nyata, ataukah bagian dari ilusi dari Rekall?

Serangkaian peristiwa pun terjadi. Quaid berhasil dibebaskan oleh pasukan pemberontak dan menemui pemimpin pemberontak. Namun itu juga membuat Quaid menuntun Coohagen dan pasukannya untuk mendapatkan pemimpin pemberontak. Di sini, Quaid kembali merasa jadi pengkhianat, tetapi pemimpin pemberontak tetap percaya pada kebaikan hati Quaid, sebelum ia mati.

Quaid pun kemudian melawan Coohagen dan membuat Coohagen terbunuh. Quaid juga berhasil membebaskan oksigen dari Planet Mars dan membuat penduduk Mars bebas untuk bernapas dan hidup merdeka dari Coohagen dan pasukannya yang kejam.

Film ini cukup membingungkan dan mungkin tidak cukup ditonton sekali untuk mengerti jalan ceritanya. Quaid berkali-kali berubah dan kehilangan identitasnya, dari pekerja biasa, menjadi mata-mata, baik yang bekerja untuk pemerintah Mars, maupun kelompok pemberontak.

Soal eksistensi diri ini, Zhuang Zhou, seorang filsuf kenamaan China, pernah mengatakan, bahwa ia pernah bermimpi menjadi kupu-kupu. Tapi kemudian ia jadi tak tahu, apakah ia sebenarnya manusia yang bermimpi jadi kupu-kupu, ataukah kupu-kupu yang bermimpi jadi manusia?

Tentang mimpi dan imajinasi, pada akhirnya, ada keinginan manusia untuk menjadi sosok yang lain. Orang membuat film, bermain sandiwara, menjadi aktor atau aktris, menontonnya, turut serta berempati dan bersimpati pada tokoh-tokohnya, merasa berada pada pihak yang sama dengan tokoh tertentu, dan terhanyut dalam cerita di dalamnya, merupakan salah satu manifestasi dari keinginan orang untuk menjadi seperti orang lain. Maka film, drama, atau cerita merupakan hal yang menarik buat orang banyak. Jutaan orang bisa terbawa dalam cerita di dalamnya.

Fenomena lain adalah game, terutama role playing, yang membuat orang berperan menjadi seseorang yang lain dalam game tersebut. Game tersebut bisa "membius dan memabukkan", membuat kita terlupa tentang diri kita ini siapa, masuk dalam dunia game yang baru dan berbeda, bahkan bisa menimbulkan "kecanduan". Beberapa game membuat orang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi, membuat mereka melakukan tindakan yang melanggar hukum di dunia nyata.

Industri film dan game, saat ini termasuk menjadi industri yang digemari oleh banyak orang, mendatangkan banyak uang bagi yang bekerja dan berkecimpung di dalamnya, menawarkan hal yang berbeda daripada sekadar menjadi diri sendiri.

Untuk hal pengembangan diri, nasihat "be yourself" saja dianggap tidak cukup. Orang harus punya mentor, coach, atau role model yang bisa diikuti dan ditauladani. Hal ini supaya kita tidak begitu-begitu saja dan merasa sudah cukup menjadi diri sendiri, padahal bisa menjadi lebih baik lagi, dan menjadi yang terbaik. Mempunyai role model, bisa lebih mengeluarkan potensi dan kemampuan pribadi, supaya bisa setara atau bahkan lebih baik daripada role model yang dianut. Role model bisa berupa orang tua, guru, atau pemimpin yang dianggap sudah sukses dan mempunyai reputasi yang baik.

Terakhir, menulis cerita juga bisa membuat kita berfantasi menjadi orang-orang lain, yang mempunyai karakter, pemikiran, dan jalan hidup yang bisa sama sekali berbeda dengan apa yang kita alami. Kita jadi bisa buat "universe" sendiri, yang berbeda dengan apa yang terjadi, dan kita bisa menentukan bagaimana nasib dari tokoh-tokoh yang kita ciptakan sendiri. Hal ini menjadi suatu hal yang mengasyikkan, di mana kita bisa mewujudkan imajinasi tanpa batas.

Lalu apa? Apakah kita harus mengikuti nasihat "be yourself" atau apa? Apakah kita memang benar-benar telah mengetahui siapa kita, atau malah berlindung di balik alasan itu untuk tidak mengeksplorasi kemampuan kita sendiri? Banyak hal, banyak versi, yang masih belum kita tahu dan kita mengerti dari kita sendiri. Maka jika kita membiarkannya begitu saja, merasa puas dengan jadi yang begitu-begitu saja, sungguh amat disayangkan. Kita perlu berupaya untuk mengolah dan mengeluarkan potensi dan versi terbaik dari diri kita, dan tidak cukup puas dengan jadi yang begitu-begitu saja.

#inspirasiharian