Si Penjahit Mengakali Keluarga Mafia
The Outfit (Graham Moore, 2022)
Karya debut yang cakep. Old-school, tapi tersaji segar dan kemilau. Judul mengacu pada seperangkat pakaian dan nama sebuah kelompok gangster, mengisyaratkan dua dunia yang berbelit dalam kisah tentang Leonard Burling, penjahit spesialis pindahan dari London, yang pelanggan utamanya keluarga mafia Irlandia di Chicago.
Film dibuka dengan penjelasan Leonard tentang proses membuat setelan jas yang menggunakan empat jenis kain dan memerlukan 228 tahap yang mesti dikerjakan secara cermat mulai dari mengukur, menggunting bahan, sampai memadukan dan menjahit bagian demi bagian.
Bagian ini bikin kita terdiam kagum--seperti saat menyimak adegan proses memasak (Babette's Feast), kesibukan dokter di ruang kelahiran (This Is Going to Hurt), atau perampok merancang aksinya (Ocean's Eleven)--dan jadi pijakan bagus untuk membuka kisah kriminalitas yang berkelok-kelok tak terduga ini.
Ya, kehidupan penjahit yang tampak tenang itu terguncang suatu malam saat Richie, anak bos mafia pelanggan utamanya, dipapah Francis, tangan kanannya, dalam keadaan tertembak di perut gara-gara konfrontasi dengan gang lawan, masuk ke ruang kerjanya, kemudian menyedotnya dalam pusaran konflik. Tak ayal, tentu saja, Leonard mesti memainkan perannya. Dan, betapa cerdik dia bermain!
Moore, yang juga menulis skenario bersama Johnathan McClain, menuturkan kecerdikan Leonard bagaikan pecatur yang mengatur strateginya secara dingin, tapi serba meliuk bikin terkesiap, mengecoh lawan, makin lama makin menegangkan, dan mematikan. Skenario yang ketat dan memikat, menunjukkan kecakapan Moore, yang diganjar Oscar untuk skenario adaptasi terbaik melalui The Imitation Game.
Seluruh kisah berlangsung di satu lokasi, kisah utama berlangsung dalam satu malam, dan mudah kita membayangkannya sebagai drama panggung, atau sebagai suatu episode dalam Alfred Hitchcock Presents. Moore berhasil memberikan sentuhan sinematis yang berkelas.
Desainer produksi Gemma Jackson menampilkan tempat kerja Leonard dalam dominasi warna tanah, kuning gading, dan cokelat: ruang yang menenteramkan, tetapi sekaligus menyembunyikan rahasia dan ancaman. Kostum para pemain elegan, menunjukkan betapa jas itu pakaian yang tak lekang oleh waktu, seperti genre klasik yang awet dan tetap menawan ini. Mark Rylance tampil tenang-tenang menghanyutkan; para pemain pendukung pun bermain mantap, terutama Zoey Deutch sebagai Mable, sekretaris si penjahit. Dan, semuanya itu dikemas dalam editing yang mulus, rapi jali seperti jahitan Leonard.