Budaya

Dayak Tidak Perlu Pengakuan

Selasa, 26 Juli 2022, 23:47 WIB
Dibaca 690
Dayak Tidak Perlu Pengakuan
Yansen Tipa Padan (Foto: dok. Pribadi)

Saya tergelitik membaca goresan pena pak Gat Khaleb tentang Kedayakan.

Tulisan ini ingin saya sajikan untuk memantik kesadaran pemuda Dayak Kaltara untuk semangat dalam penyelenggaraan MUBES KE 1 PDKU.

Saya lama menggeluti aktivitas sosial kemasyarakatan dan Blbudaya Dayak. Sejak muda saya sudah terlibat aktif berorganisasi dalam lingkup budaya Dayak. Saya sering tercenung menyaksikan ragam situasi dan fenomena yang dihadapi kita orang Dayak. 

Di sisi yang lain saya bersyukur turut mengemasi porak porandanya peradaban etnis Dayak saya yang punah karena masuknya satu peradaban baru. 

Budaya hilang, masuklah nilai pragmatis dalam lingkungan masyarakat Dayak saya. Pragmatisme tumbuh dan individualis menjadi budaya baru. Nilai kekeluargaan mulai punah. 

Budaya itu baik. Budaya itu hakikat dan jati diri manusia. Manusia berbeda dengan mahkluk ciptaan yang lain, karena adanya budaya.

Budaya adalah lambang kehidupan manusia. Namun tentu dalam tanda petik Budaya yang positif.

Saya ingin katakan bahwa Dayak merupakan satu etnis tertua di dunia. Tanda utamanya Dayak menghuni pulau terbesar nomor tiga di dunia, sebagai penduduk aslinya. Dayak memiliki keberagaman etnis dan bahasa dan dan kearifan lokal, itu artinya Dayak telah bertumbuh dan berkembang dalam rentang waktu yang panjang.

Misal sebagai logika berpikir kita: jika ada puluhan link keluarga, artinya terjadi puluhan kali perkawinan silang, mutasi tempat dan lingkungan dan terus dan terjadi sehingga membentuk klan baru dan itulah yang kita kenal sebagai sub anak suku, sub suku Dayak sekarang ini.

Jika di Kalimantan ada 470 lebih etnis Suku Dayak, bayangkan berapa ratus tahun terjadinya sosialisasi budaya dan kearifan lokal Dayak yang ada. 

Katakanlah kehidupan Dayak di Kalimantan mencapai ribuan tahun. Itu benar adanya, sebagai bukti dan indikasinya Kerajaan Hindu tertua di Indonesia lahir di Kalimantan pada abad ke 4 Masehi, adanya di sekitar daerah Muara Koman Barong Tongkok di Melak Kabupaten Kutai Barat Sekarang ini. Ini adalah daerah komunitas Dayak.

Untuk kita ketahui Kerajaan Hindu tertua di Indonesia ini merupakan Kerajaan tertua ketiga setelah dua kerajaan yang lahir di Pasundan Jawa Barat. 

Harus diingat bahwa tentu kita bertanya apa alasan hadirnya Agama Hindu di Daerah terpencil seperti itu?

Jika kita membayangkan sekarang ini dan set back kebelakang nun jauh sebelum abad ke 4 Masehi, perkiraan di atas 3000 tahun orang Dayak telah ada menghuni pulau Kalimantan. Keadaan mereka pasti memiliki nilai budaya tradisional yang relatif maju sehingga terdengar oleh para pesohor Agama Hindu dari India.

Mereka tentu tidak datang jatuh dari langit, tetapi pasti melalui perjalanan panjang, mendengar, akhirnya mengunjungi daerah-daerah yang terdengar oleh mereka, bahwa di sana, di Kalimantan ada satu peradaban yaitu PERADABAN DAYAK. 

Jadi peradaban Dayak sudah ada ribuan tahun yang lalu. 

Apakah kita ragu dengan itu? Ini sejarah yang tidak terbantahkan. Banyak situs kita temukan, banyak budaya yang kita miliki, ada agama Kaharingan di Kalteng. Ada Peralatan Zaman Batu ditemukan di Dataran Tinggi Borneo di sepanjang Alur Sungai Krayan. Bisa baca Buku "Dayak Lundayeh IDI Lun Bawang: Budaya Serumpun di Dataran Tinggi Borneo".

Di Mahakam, di Sungai Kayan, di Sungai Bahau kita banyak menemukan artefak sejarah Dayak. Jangan lupa, Kerajaan Bulungan konon lahir juga dari keturunan Dayak Kayan.

Saya sangat tidak ragu tentang siapa kita orang Dayak.

Pada forum Kongres Internasional ke 1 Dayak di Kabupaten Bengkayang Kalbar, saya menegaskan dengan lantang, di hadapan para Intelektual, cendekiawan dan Budayawan Dayak yang dari seluruh dunia, bahwa " KITA ORANG DAYAK TIDAK PERLU MINTA PENGAKUAN DARI SIAPAPUN, KARENA KITA ORANG DAYAK PUNYA EKSISTENSI BUDAYA, PERADABAN DAYAK TERMASUK TERTUA DI INDONESIA".

Oleh sebab itu ketika saya menjadi Pimpinan sidang saat pembentukan DPP ICDN di Palangkaraya saya menegaskan komitmen Dayak dalam sebuah slogan " "DAYAK BANGKIT, DAYAK MAJU, DAYAK INDONESIA".

"Labeling" kita adalah Dayak Indonesia. Dayak yang mewarnai Indonesia. Budaya Dayak harus juga mewarnai Indonesia. Karena kita salah satu penduduk tertua di Indonesia. Mau ragu lagi, atau takut mengakui Dayak.

Saya berharap kita tidak ragu, tidak takut mengaku Dayak, karena kita tidak "ujug-ujug" (begitu saja) mengaku Dayak. Karena kita sebagai suku Dayak sudah ada jauh sebelum Indonesia ada.

Tugas kita sekarang, bagaimana kita mengemas dengan baik tata kelola kehidupan kita Dayak sesuai dengan hakikat budaya kita dalam bingkai NKRI.

KITA HARUS MENJADI TUAN RUMAH YANG BAIK DI PULAU KALIMANTAN.

Tidak arogan, tapi penuh Wibawa karena budaya Dayak sangat menghormati orang. Contoh kita punya budaya Rumah Panjang, Lamin, Rumah Betang. Kita punya budaya menerima tamu, dan ragam nilai budaya yang bisa menerima kehadiran orang lain di sekitar kita Dayak. 

Kita bangun eksistensi kita bukan untuk bersaing, bukan untuk menekan orang. Kita menyatakan diri dengan mengembangkan Eksistensi Budaya kita, Kearifan lokal kita, kecakapan dan keahlian kita yang juga tidak kalah dengan orang lain.

Budaya Dayak spesifik di dunia, bukan lokal dan bukan semata nasional tetapi Internasional dikenal baik.

Tinggal percaya diri kita Pemuda dan orang Dayak tanpa sungkan, tanpa malu, tanpa takut, harus jujur, Iklas, setia dan tekun dalam kebersamaan persaudaraan Dayak, terus bangkitkan semangat untuk mewujudkan majunya Dayak dalam semua peran.

Mubes Pemuda Dayak ke 1 Kaltara ini, merupakan wujud dari kesadaran yang dewasa dari tokoh Dayak dan Pemuda Dayak untuk menghadirkan sebuah organisasi untuk aktualisasi diri dan budaya serta aktivitas sosial kemasyarakatan yang bermanfaat untuk membentuk kepribadian dan jati diri, serta eksistensi, kapabilitas diri para pemuda Dayak untuk bisa setara dengan pemuda Dayak Indonesia Lainnya.

Tidak perlu pengakuan, nyatakanlah dirimu secara gentleman sebagai orang Dayak dengsn keberadaan budaya Dayak yang patut kita banggakan. 

Tampilkan dirimu sebagai orang Dayak dengan Wibawa dan karisma Dayak yang penuh sopan santun dan etika moral.

Ingat slogan Bhinneka Tunggal Ika... Berbeda beda tetap satu.

Dayak merupakan salah satu bagian dari keperbedaan itu. Dayak merupakan salah satu warna yang menciptakan eksistensi keindahan Nusantara itu.

Oleh sebab berbanggalah menjadi orang Dayak sekarang ini dan selamanya.

Apa yang kalian lakukan di Mubes Pemuda Dayak Kaltara ini menjadi tonggak sejarah bangkitnya kesadaran kalian sebagai orang Dayak. 

Apa dan bagaimana Dayak di kemudian hari, tepat seperti apa yang kalian lakukan sekarang ini, Bangkit, Maju, Bersatu membangun Kaltara, membangun Indonesia. "KALTARA RUMAH KITA"

"Hormat dan kasihku padamu, bukan saja karena kau Pemuda Dayak, tetapi kamu layak mendapatkan Hormatku, karena kamu adalah pewaris dan penerus masa depan Dayak". 

Bergiatlah tanpa pamrih, tanpa praduga dan buruk sangka, karena itu akan menghancurkan harapanmu yang sedang mekar di hatimu. 

Ayo ara emuda semangat. Bangkit, maju, Indonesia.

YTP

***