Bu Guru Heppy| Ketika Buku Dibanjiri di Malinau
Semoga buku2 kesayangan di perpustakaan Sekolah SDN 02 Malinau Barat amannnn
Demikian status di FB Bu Heppy Ramat. Yang terbaca pagi ini (17/05-2021) tadi.
Saya sudah mafhum dua hari sebelumnya. Bahwa kota, dan kabupaten nan permai lagi asri di Kalimantan Utara itu, kali ini mendapat musibah air bah. Banjir. Dari FB, WAG, dan media; saya mengetahuinya.
Jarak begitu jauh. Secara fisik, saya tidak dapat menolong. "Semoga musibah segera berlalu," begitu saya berdoa. Empati tentu saja!
Saya melihat dan membaca di media. Para pemimpin di situ terjun ke lokasi. Tak ada ba bi bu. Aksinya begitu cepat. Kemanusiaan tujuan utamanya.
Namun, yang saya terkesan adalah status FB bu Heppy, pagi ini.
Persis pula, di Hari Buku Nasional, 17 Mei (selengkapnya, saya tulis khusus satu narasi nanti mengapa ditetapkan 17 Mei).
Saya kenal baik bu Heppy. Ia guru berdedikasi. Sekaligus, inovatif. Ia menemukan teknik mengajar membaca yang terbukti efektif kepada siswa kelas awal. Untuk temuannya itu, ia pernah dikirim ke Jakarta. Menularkan temuan dan kemampuannya. Juga spirit inovasi. Bahwa inovasi bisa dari mana saja. Tempat tidak mengubah kita. Sebaliknya, kita yang mengubah tempat.
Dan menurut keterangan Handoko Widagdo. "SDN 002 Malinau Barat baru saja didokumentasikan oleh Kemdikbud sebagai contoh baik literasi sekolah."
Apa pun kondisi, bu guru Hepi senantiasa menghadapinya dengan hepi. Banjir, lekaslah berlalu!
Orang desa mengajar orang kota --demikian kata saya dan Handoko, salah seorang pegiat literasi di Kaltara. Kini pengalaman, proses kreatif menemukan alat bantu mengajar membaca awal, serta konsep dasarnya; sedang dipersiapkan menjadi buku.
Di Era Pandemi seperti waktu ini. Memang murid dan guru tidak sedang di sekolah.
Kalau zaman Perang Dunia II, Kaisar bertanya, "Masih berapa guru yang hidup?"
Kini, bu Heppy bertanya, "Masih berapa buku yang selamat?"
Karena tak-ada siswa di sekolah, bu Heppy ingat buku.
"Semoga buku2 kesayangan di perpustakaan Sekolah SDN 02 Malinau Barat amannnn."
Ya, semoga semuanya aman. Bukan saja buku-buku!
Apa pun kondisi, bu guru Heppy senantiasa menghadapinya dengan hepi.
Banjir, lekaslah berlalu!