Sastra

Proses Kreatif Kang Pep Mengarang Novel Alena Dibeberkan Petang Ini

Selasa, 22 Juni 2021, 09:54 WIB
Dibaca 667
Proses Kreatif Kang Pep Mengarang Novel Alena Dibeberkan Petang Ini
Peluncuran Alena, novel Pepih yang romantis.

Bagaimana proses kreatif sampai "Alena" lahir ke dunia, insya Allah saya akan membeberkannya nanti sore via Zoom. Penting bagi penulis memiliki cinta dan konsistensi dalam berkarya. Jangan terlalu sering patah semangat di tengah perjalanan, padahal selalu ada titik terang di ujung sana. Bintang di langit tidak membuat kita hangat, tetapi kerlipnya memberi kita keindahan. Sampai jumpa.....

Begitu "Kang Pep", sapaan dekat kami kepada Pepih Nugraha, menulis pagi ini di beranda FB-nya.

Ya! Petang ini (Selasa, 22/06-2021), kecuali Yansen Tipa Padan yang bertugas utama di Kaltara, seluruh pengasuh dan pendiri web ini hadir semua. Pada acara launching dua novel karya Pepih, Alena dan Perempuan Penyapu Halaman.  Meski Alena yang ditonjolkan seperti ternyata dalam poster digital. 

Bagi Anda, yang tak bisa hadir secara fisik, dapat mengikutinya via Zoom Meeting.

Seru Pastinya!

Selain sanak famili pengarang dan handai tolan, hadir para munsyi, penulis, pengarang, dan kritikus sastra.

Jika mau ingin sukses, lakukan apa yang orang sukses lakukan.

Karena itu, mari arahkan mata dan hati ke acara. Terumata bagi calon pengarang dan pegiatn literasi.

Endorsement

Jika diIndonesiakan, istilah itu bisa berarti: peneguhan, penguatan, apresiasi, catatan atas... suatu karya yang diberi orang lain, selain penulis/ pengarang. Dari seseorang yang dianggap pakar dalam bidangnya. Ia netral. Tidak memuji berlebihan, namun mengritik secara konstruktif.

Siapa meng-endorse novel Alena?

Dua sastrawan senior Indonesia yang berikut ini:

Rasa cinta yang terpendam lama kadang bisa meledak menjadi kisah yang menakjubkan. Suatu keajaiban dari Pepih Nugraha, novelis Alena ini, yang layak dinikmati sebagai bacaan yang mengasyikkan.
Saya terkagum pada kepiawaian Pepih Nugraha, sang pengarang, membangun plot dengan narasi, dialog, dan latar yang mempesona.
- Ahmadun Yosi Herfanda, Sastrawan senior dan Pemred litera.co.id

Saya telah membaca novel ini. Tanpanya, koleksi penggila sastra menjadi tak-lengkap.Dari kata pembuka, hingga tamat. Semua mengikat peristiwa satu dengan yang lainnya. Itulah ciri novel. Yang membedakannya dengan cerpen. Gagasannya utuh. Meski dipecah dalam bab-bab, tetap ia sebuah novel. Di sini menjadi genap bahwa: kumpulan cerpen, bukanlah novel! Tetapi novel, bab per bab dilihat secara lepas sendiri, dapat berbentuk cerpen!

Nuansa serta kaidah-kaidah sastra dalam Alena, novel karya Pepih Nugraha ini telah ada. Bahkan, sejak lama. Tatkala ia masih duduk di bangku SMP. Ketika, dia rajin membanjiri media-cetak dengan cerpen dan sejumlah novelnya. Yang ketika itu dikenal dengan "sastra koran". Bagi kami, sastrawan dan penggila baca, nama-penanya sangat familiar.

Setelah puluhan tahun tak muncul di jagad sastra Indonesia, nama pena King Q. Laban ini menghadirkan novel Alena. Jika mengira bisa menebak ending novel ini, maka Anda keliru!
- R. Masri Sareb Putra, Angkatan 2.000 dalam Sastra Indonesia, pengarang dan penulis.

***

Tags : sastra