Politik

Trisakti: Jalan Keluar Untuk Membangun Kemandirian Bangsa

Sabtu, 27 Agustus 2022, 11:20 WIB
Dibaca 330
Trisakti: Jalan Keluar Untuk Membangun Kemandirian Bangsa
Patung Bung Karno (dok.pri)

Salah satu pemikiran Presiden Pertama RI, Ir.  Soekarno adalah Trisakti. Gagasan ini masih sangat relevan untuk dilaksanakan. Justru menjadi solusi jitu agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, mandiri dan tidak mudah ditekan oleh negara lain. 

Trisakti

Sebagaimana diketahui , Trisakti memiliki tiga unsur, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan. Trisakti merupakan hasil pemikiran Soekarno yang mendalam, berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya tentang kondisi bangsa Indonesia di seluruh Nusantara. 

Sebuah penelitian menunjukkan  epistemologi gagasan Trisakti berdasarkan pada perspektif Kenneth Gallagher. Penelitian tersebut membahas, (1) Struktur gagasan Trisakti, (2) Isi dari gagasan Trisakti dan (3) Relevansi gagasan Trisakti dalam kehidupan bernegara Indonesia kini.

Penelitian ini menggunakan metode hermeneutika Wilhelm Dilthey. Hermeneutika Dilthey berdasarkan dari filsafat hidup yang membutuhkan suatu pemahaman (Das Verstehen) dari historisitas dan pengalaman manusia. Ternyata hasil dari penelitian adalah  Trisakti merupakan antitesa dari kolonialisme, imperialisme dan feodalisme.

Esensi dari Trisakti  sebetulnya adalah kemerdekaan. Soekarno memahami kemerdekaan sebagai suatu keadaan jiwa yang hidup, bersifat dinamis dan berdiri di atas kaki sendiri. Dalam aspek eksistensial, gagasan Trisakti lahir dari kesadaran masa lalu Soekarno terhadap penolakan paham-paham kolonialisme, imperialisme, dan feodalisme. Dalam aspek common sense, gagasan Trisakti tampak ada pengaruh pemikiran nasionalisme dan Marxisme.

Meskipun demikian, Trisakti bukanlah produk pemikiran yang kedaluwarsa. Soekarno selalu berpikir jauh ke depan, melampaui zamannya sendiri. Mantan menteri Koperasi pada masa Orde Lama, Achadi mengatakan bahwa pemikiran Bung Karno menjangkau 50 tahun yang akan datang. 

Neo kolonialisme lebih berbentuk penjajahan ekonomi. Negara-negara adidaya menjebak negara-negara berkembang dalam sistem perekonomian yang mereka ciptakan. Akibatnya negara-negara ketiga terjerumus dalam pinjaman bank dunia. Hutang luar negeri membuat posisi negara-negara tersebut semakin lemah. Di sinilah negara-negara maju mendapat celah untuk ikut campur politik negara-negara berkembang. 

Seandainya para ahli ekonomi Indonesia kembali mempelajari Trisakti dan mendesak pemerintah untuk menerapkannya, insya Allah kita mempunyai jalan keluar atas krisis yang terjadi bertubi-tubi.