Literasi

Catatan BRWC 2022 (6): Ibnu Jamil Singgah di Pondok Biru

Minggu, 27 November 2022, 23:43 WIB
Dibaca 444
Catatan BRWC 2022 (6): Ibnu Jamil Singgah di Pondok Biru
Ibnu Jamil dan tim menjajal jalur darat dari Malinau ke perbatasan. Foto: Dokumentasi Jamilo's Journey.

Ibnu Jamil, aktor dan presenter kondang dari ibu kota, juga sempat mencicipi beratnya medan dalam perjalanan menembus hutan Krayan Tengah. Berlima bersama timnya, untuk menjawab tantangan seorang penggemarnya, ia naik motor dari Malinau ke perbatasan melalui jalur darat pada Februari 2021.

“Wah, saya baru kali ini main motor sampai nangis karena saya, selama enam hari enam malam di perjalanan Malinau – Krayan, saya nggak ketemu orang satu pun. Lebih tepatnya, dari Semamu sampai Krayan. Daerah itu benar-benar kosong. Selama berhari hari di situ ketemunya suara burung, suara monyet, sudah itu saja,” katanya dalam wawancara dengan KaltaraNews.

Apa yang membuatnya menangis? “Nah, pas begitu saya masuk ke wilayah Krayan Tengah, kami ketemu orang, namanya Pak Kalvin. Saya ingat sekali. Dia yang membantu kami, menolong kami. Kami dikasih nginap di rumahnya. Di situlah kami nangis. Wah, akhirnya kami ketemu orang.”

Kalvin, di luar tugasnya sebagai kepala desa, adalah pengawas Pondok Biru. Saat itu ia sedang melakukan perawatan rutin. Pada pukul 15.00, ia mendapati lima motor yang terperosok ke dalam lumpur tidak jauh dari pondok. Tiga jam kemudian barulah motor berhasil dibebaskan. Ia mempersilakan para pengendara singgah di Pondok Biru untuk membersihkan diri, memperbaiki motor, dan beristirahat. Kalvin menyuguhkan ikan hasil tangkapannya untuk makan malam mereka.

Rombongan pun menginap di Pondok Biru, dan keesokan paginya mereka ikut melakukan ritual mengangkut batu dari sungai Fe’ Milau dan menumpuknya di monumen Batu Ruyud. Kalvin sendiri baru tahu kalau dirinya telah melayani rombongan seleb dari Jakarta ketika mendapatkan kiriman berita melalui WA. Mirip dengan kisah Abraham dalam Kitab Kejadian yang, karena keramahtamahannya, tanpa diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.

Tentang jalur jalan di perbatasan itu, Ibnu Jamil mengakui kedahsyatannya. “Ekstrim banget jalurnya, karena buat saya kalau itu mau dijadikan jalur untuk umum itu kondisinya sangat curam,” komentarnya.

Pemerintah tengah memperbaiki kondisi tersebut. “Infrastruktur jalan yang ada di Krayan harus dapat dibenahi. Termasuk jalan tembus dari Krayan menuju Malinau, yang kami targetkan di tahun 2023 sudah terealisasi, sehingga jarak tempuhnya tidak perlu lagi lima sampai enam hari,” kata Zainal A. Paliwang, Gubernur Kalimantan Utara, dalam keterangannya ketika berkunjung ke Krayan sebagaimana dikutip situs Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian, Jumat (9/4/2021).

Apabila jalan tembus Krayan menuju Malinau terealisasi, gubernur memastikan masalah kebutuhan pokok bagi masyarakat akan berakhir. Termasuk persoalan tingginya harga sembako di Krayan selama ini.

“Selama ini sembako ke Krayan dikirim melalui transportasi udara sehingga menyebabkan harga-harga memberatkan warga. Bisa kita bayangkan semen saja per sak di perbatasan dipatok seharga sekitar 1,6 juta rupiah. Padahal, di kota harga semen satu sak itu cuma 60 ribu rupiah. Jadi, kalau jalan Krayan ke Malinau sudah bisa dilalui, sembako bisa dikirim melalui darat.”

(Bersambung)