Literasi

Batu Ruyud Writing Camp | Rekor MURI Lahir di Tempat Sepi (4)

Minggu, 24 Juli 2022, 08:06 WIB
Dibaca 671
Batu Ruyud Writing Camp | Rekor MURI Lahir di Tempat Sepi (4)
Penampakan keluarga besar STP berliterasi di Batu Ruyud.

Writing Camp menjadi kegiatan rutin di luar negeri. Agenda tahunan yang diminati banyak orang. Bukan hanya kampus. Juga lembaga. Selain perseorangan menyelenggarakannya.

Iseng, saya coba cari tahu. Menjelajah dunia maya. Searching katakunci "Writing Camp" maka bertemulah dengan aneka program menulis. Yang pada intinya hanya dua jenis: fiksi dan nonfiksi.

Karena di luar negeri, misalnya Eropa dan Amerika, tingkat literasinya telah pada puncak. Maka peserta Writing Camp lazimnya membludak. Sedemikian rupa, sehingga dikenakan biaya. Saya membaca ongkos, Tuition per orang cukup mencengangkan:

 "..... $2,400 per person and includes accommodations, all meals, instruction, supervisory personnel, program material, activities, professional evaluation and certificates. Need-based financial aid is available on a limited basis."

Itu kam menulis yang diadakan oleh Wofford's Shared Worlds summer program. 
Bisa disaksikan penampakan kelasnya yang masih klasikal. Di ruangan tertutup. Dengan latar buku dan raknya.

Pesertanya: usia SD kelas 6 - SMP. Yang dalam bahasa mereka, disebut: Teen writers. Jadi, pesertanya homogen. Yang pastinya, membuat mentor dan gurunya nyaman membimbing. Dan memilih gaya bahasa menyampaikan materi yang pas.

Jadi, pembelajar-menulis tekategorikan secara usia. Yang uniknya, di Batu Ruyud Writing Camp (BRWC). Usia itu berentang jauh. Dari usia 9 hingga 60 tahun.

Bayangkan! Bagaimana satu "angkatan", satu "kelas", beda usia dan ilmu pula,  didudukkan begitu saja pada satu ruang yang sama. Namun, yang uniknya, semua merasa gembira. Semua presentasi dan berbagi. Dan jangan lupa. Bahwa "anak" usia 9 tahun pun pandai presentasi dan menuangkan gagasannya dalam tulisan.

Ditilik dari sisi usia, BRWC unik. Itu sebabnya, Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatanya sebagai unik, dan berkelas. Serta layak untuk dibukukan, sebagai Rekor.

Dalam Deskripsi Rekor MURI untuk objek buku ini tercatat hal yang berikut ini.

Objek rekor dan keterangannya

Objek rekor adalah buku yang ditulis sebuah keluarga besar, 31 anggota keluarga, ukuran buku 19 x 26 cm. Tebal: 384 halaman ( xxvi  + 358 halaman.) Kertas isi: HVS 70 gram, full color. Hubungan  antarpenulis: keluarga terdiri atas: kakek, saudara kandung, ipar, anak kandung, ponakan, cucu keluarga besar Samuel Tipa Padan (STP).

Keunikan: lazimnya buku ditulis seorang atau beberapa orang, namun ini ditulis oleh sebuah keluarga yang berjumlah: 31. Topik menarik, seputar keluarga tempat berasal, berteduh, kedamaian, berbagi, dan kembali. Sebuah keluarga akan produktif (menghasilkan buah) apabila hidup dalam kasih dan naungan Allah.

Buku dicetak dan diterbitkan Bhuana Ilmu Populer, salah satu dari grup Kelompok Kompas Gramedia, dan beredar ke seluruh toko buku Gramedia di Tanah Air.

Waktu
Proses kreatif menulis: liburan keluarga pada libur panjang  1 Juni -  10 Juni 2019 di Batu Ruyud, Ba’ Binuang, Krayan Tengah, Kalimantan Utara. Diberi bekal berupa teori dan proses kreatif menulis oleh mentor R. Masri Sareb Putra, penulis nasional, serta dimotivasi, diarahkan, dan didorong oleh Dr. Yansen TP sebagai yang dituakan dalam keluarga besar STP yang dikenal sebagai penulis dan juga seorang birokrat dan pecinta buku. Anggota keluarga besar  STP.

Penulis bukan hanya peserta liburan, melainkan juga yang tidak ikut. Semua wajib menulis pengalaman dan pemikirannya dalam bingkai topik utama: Hidup bersama Allah jadi Produktif, dengan subtopik: Keluarga harmonis. Semua itu saling memerkaya kandungan gizi menu yang menajdi buku ini sebagai buku motivasi dan inspirasi bagi keluarga.

Yansen TP menerima penghargaan MURI atas buku “superlatif” karya besar keluarga STP. Menurut keterangan Jusuf Ngadri dari MURI, piagam penghargaan rekor dunia yang diberikan tercatat dengan nomor 9578/R.MURIVIII2020.

MURI mencatat buku yang lahir dari pelatihan di Batu Ruyud ini sebagai rekor penulis anggota keluarga yang superlatif. Keluarga besar Samuel Tipa Padan beramai-ramai menulis sebuah buku dengan tujuan untuk menginspirasi banyak orang.

Dari Batu Ruyud.  Lahirlah pemikiran. Dan perbuatan besar.
(bersambung)