Suasana Baru
Seorang perempuan berambut panjang dengan alis yang tipis duduk menyendiri di bangku pojok kiri ruangan kelas. Matanya menatap buku kosong yang ada di hadapannya dengan memegang sebuah pena pulpen ia mulai menulis sesuatu di dalam bukunya tersebut. Entah apa yang ditulisnya sesekali angin berhembus masuk dari jendela dekat ia duduk membuat rambutnya yang terurai rapi menutupi separuh wajahnya disaat ia sedang asik menulis.
Di luar ruangan kelas terlihat matahari masih belum menampakkan sinarnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 7.00 wib. Bel masuk kelas telah berbunyi menandakan seluruh siswa harus masuk ke kelas nya masing-masing. Terdengar suara langkah kaki mereka masuk ke dalam kelas. Kelas yang tadinya sunyi dan sepi seketika menjadi ramai. Walaupun di kelas sudah banyak murid-murid yang masuk, perempuan berambut panjang itu tetap saja menulis tanpa sedikitpun terganggu oleh suara murid-murid di dalam kelas. Seketika seorang guru perempuan masuk ke dalam kelas dengan membawa beberapa buku dan meletakkan buku-buku tersebut diatas meja. Dan mencoba menenangkan suasana kelas yang ramai.
“Pagi anak-anak,” ucap bu Rita.
“Pagi bu,”
“Kita ada kedatangan murid perempuan baru pindahan dari Bandung,” bu Rita berdiri di depan kelas sesekali memberikan senyuman kepada mereka.
“Murid baru ! siapa bu ?,”ucap anak-anak di kelas.
Dengan wajah yang masih penasaran seraya bertanya-tanya siapa murid baru tersebut.
“Dia adalah Melly,”ucap bu Rita.
Bu Rita memandang dan mengarahkan telunjuk tangannya ke arah Melly, seorang perempuan berambut panjang yang sedang asik menulis dari tadi. Anak-anak di kelas pun langsung mengikuti arah telunjuk bu Rita dan melihat kearah perempuan berambut panjang tersebut. Perempuan itupun melihat kearah guru dan sekelilingnya.
“Melly sini nak maju kedepan, perkenalkan dirimu,” ucap bu Rita.
Melly pun menoleh ke arah bu Rita, ia pun berdiri kemudian berjalan kearah bu Rita, tanpa menoleh sedikitpun ke arah teman-teman barunya. Sesampainya ia di depan kelas, bu Rita pun duduk di kursi guru dan mempersihlahkan Melly untuk memperkenalkan dirinya.
Melly pun menoleh ke arah teman-teman barunya yang ada di dalam kelas, seketika jantung melly berdebar sangat kencang, ia pun berkeringat dingin. Rasa gugup itu tiba-tiba muncul, ia tidak pede berada di depan teman-teman barunya tersebut karena melly sangatlah pemalu, ia tidak terbiasa berdiri di depan orang banyak. Melly mencoba menenangkan dirinya sesekali ia menarik nafasnya dalam-dalam. Dan ia pun mulai memperkenalkan dirinya di depan kelas.
“Nama saya Melly Oktavia, biasa dipanggil Melly, saya pindahan dari Jakarta,” ucap Melly.
“Nah anak-anak, sekarang kalian sudah tau kan siapa teman baru kalian”.
“sudah bu,” sahut anak-anak di kelas.
“Melly, sekarang kamu boleh kembali duduk lagi, kamu bisa duduk di sampingnya Ocha,”ucap bu Rita.
Melly pun berjalan ke arah bangku pojok kelas dan mengambil tasnya kemudian ia pergi duduk di sebelah Ocha.
“Hei Mell, namaku Ocha,” sambil menyodorkan tangannya kearah Melly.
“ooh iya.. namaku Melly,” sambil menyodorkan tangannya juga.
Yaa.. perkenalan yang sangat singkat di dalam kelas. Guru baru, teman-teman baru, Melly mesti beradapatasi dengan suasana baru di kelasnya, bukan hanya di kelas, ia juga mesti beradaptasi dengan lingkungan di sekelilingnya tersebut.
“Kring ... kring ... kring ... “ Bel istirahat pun berbunyi, beberapa anak-anak di kelas pada keluar menuju kantin sekolah, sebagian masih ada di dalam ruang kelas termasuk Melly, Melly tetap duduk menyendiri di dalam kelasnya, maklum ini hari pertama Melly masuk ke sekolah baru nya tersebut. Tidak beberapa lama kemudian beberapa murid perempuan menghampiri Melly yang sedang asik duduk sendirian.
“Mell... ke kantin yuk bareng kita”, sambil menarik tangan kanan Melly.
“ke kantin ! nda usah deh.. saya disini saja” ucap Melly kepada teman-teman barunya tersebut di kelas.
“Memangnya kamu ngga lapar mell ?” tanya salah satu murid perempuan tsb.
“ngga.. saya ngga lapar kok, kalian saja yang pergi ke kantin” ucap Melly sembari tersenyum kepada teman-teman barunya tersebut. (padahal melly kelaparan dari tadi karena belum sarapan dari rumah, Cuma ia mencoba untuk menahan rasa lapar tersebut).
“ooowh yaaa udah kalau begitu, kami ke kantin dulu yaa Mell” jawab salah satu teman barunya tersebut.
“ooowh iyaaah” jawab Melly sambil tersenyum kepada teman barunya itu.
Sembari menahan lapar, Melly melanjutkan tulisannya di buku. Setelah beberapa saat kemudian, seseorang tiba-tiba mendekati Melly.
“Hai Mell, ”tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, mengagetkan Melly yang sedang asik menulis,”
“Oh kamu Cha, bikin kaget aja,” ucap Melly.
“kamu sih serius banget nulisnya, sampai-sampai ngga ngliat aku masuk ke kelas”.
Ocha menaruh buku pelajarannya di meja kemudian duduk di samping kursi Melly. Melly hanya membalas ucapan Ocha dengan senyuman, ia melanjutkan kembali tulisan di bukunya tersebut.
“Kamu darimana cha?” tanya Melly.
“Aku dari perpus Mell, pinjam buku disana” jawab Ocha. Sembari membuka lebaran buku yang baru ia pinjam.
“Din, cewek yang duduk disamping Ocha itu siapa ?” bisik Bimo.
“Oh itu.. dia anak baru, pindahan dari Jakarta,” ucap Dini.
“kamu kok tau Din, dia pindahan dari Jakarta?” dengan wajah yang masih penasaran Bimo langsung pergi duduk di sebelah bangku Dini.
“Iya tau dong Bim, karena beberapa hari yang lalu Bu Rita ngasih tau aku kalau dikelas kita akan ada murid baru pindahan dari Jakarta,”
“Oh gitu,” Bimo menganggukkan kepalanya sambil menoleh kearah murid baru yang sedang duduk disebelah Ocha,”
Tak lama kemudian, bel masuk kelas pun berbunyi, Semua murid duduk rapi ketika melihat bu Rita berjalan masuk kedalam kelas sambil membawa beberapa buku dan meletakkannya di atas meja. Setelah beberapa jam Ibu Rita mengajar di kelas, Bell pulang pun berbunyi,
“Baiklah anak-anak, sampai disini dulu pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan esok hari” kata Bu Rita kepada murid-murid yang ada di kelas.
“Baik bu,” jawab anak-anak serentak di kelas.
Sesampainya di rumah ...
“Ibu, aku pulang,” sahut Melly sambil membuka pintu rumahnya.
Ia tidak melihat ibunya di ruangan tamu, rumah terlihat sepi dan sunyi. Melly pun pergi kearah dapur, ia melihat ibunya sedang menyiapkan makan siang untuk dirinya dan saudaranya.
“Oh kamu sudah pulang melly ?” tanya ibunya.
“Sudah bu,” jawab Melly.
“Bagaimana tadi di sekolah, kamu merasa nyaman belajar di sekolah barumu ?”
“Melly gugup bu, melly malu,” jawab melly sambil meletakkan tas sekolahnya di kursi.
“lah kok malu sayang, memangnya ada yang menjahili mu di sekolah” Ibunya pun heran dan masih penasaran dengan cerita anaknya tersebut.
“Bukan itu bu, melly malu karena tadi melly mesti perkenalkan diri melly di depan murid-murid di kelas, melly ngga pede bu berdiri di depan mereka” gerutu Melly.
Ibunya justru malah tersenyum dan tertawa kecil mendengar cerita anaknya tersebut.
“Ibu kok malah ketawa ?” tanya Melly.
“Ngga kok, ibu ngga ketawa,”
“kamu harus terbiasa sayang berhadapan di depan orang banyak, itu baru teman sekelas mu, belum orang di luar sana yang jauh lebih banyak dari itu.” Ucap Ibunya sambil tersenyum kepada Melly.