Literasi

Sicut - Cara Mengutip Sumber yang Salah

Senin, 12 April 2021, 15:13 WIB
Dibaca 1.164
Sicut - Cara Mengutip Sumber yang Salah

Dahulu pun, seperti Anda. Saya tidak paham mengutip sumber yang salah/ kurang. Padahal, itu perlu --setidaknya untuk membuktikan/ menunjukkan bahwa konten yang (akan) dikutip itu, tidak benar. Bagaimana cara mengutip sumber yang salah?

Ada pepatah, "Sicut cervus desiderat ad fontes aquarum" dalam bahasa Latin. Artinya: Bagai rusa haus mendamba air.

Kata "sicut" dalam pepatah petitih itu berarti: Sedemikian rupa, seperti itulah, sebagaimana halnya, bagaikan, demikian apa adanya, sebagaimana yang tersurat.

Sepanjang karier sebagai penulis, sejak 1984 hingga kini, belum sekali pun saya dikomplen orang yang sumbernya saya kutip menjadi bahan tulisan. Nihil novi sub sole. Tidak ada yang baru di bawah matahari. Umumnyam karya orang yang kita kutip, ia pun mengutipnya dari sumber lain. Hanya saja, dengan cara yang benar, dan dengan beretika.

Dalam menulis, sebaiknya dihindari dua ekstrem yang berikut ini.
Pertama, terlalu takut mengutip, sehingga tulisan kurang berbobot dan kurang mendapatkan afirmasi, atau contoh-contoh yang kaya dan relevan.

Kedua, terlalu berani mengutip sehingga lupa atau tidak mencantumkan sumbernya dengan jelas dan jujur. Siapa pun penulis, sesungguhnya, tidak ada yang tidak mengutip.

Menulis tidak jauh berbeda dari membangun rumah. Materi dari mana saja, asal cara mendapatkannya halal.
Setidaknya, terdapat enam alasan mengutip.
1) Mendukung gagasan/pendapat penulis.
2) Menambah kredibilitas sesuai bidang/kepakaran.
3) Menyetujui/tidak menyetujui.
4) Membuktikan pemikiran/ temuan itu sudah ada sebelumnya.
5) Memberikan contoh.
6) Jujur pada pembaca.

Dalam proses menulis, karya apa saja --ilmiah maupun nonilmiah-- kerap kita menemukan teks yang salah cetak/ tulis, tetapi perlu mengutipnya. Ada dua cara.
1) Gunakan tanda siku [xxx] pada teks yang kurang/salah. Misalnya tercetak “Menteri Tenaga Ker[j]a di Jakarta menegaskan bahwa upah buruh akan dinaikkan dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.
2) Setelah teks yang salah, diberi keterangan (sic.) yang berarti: demikianlah seperti yang tertulis (sicut – Latin).

Contoh: “Menteri Tenaga Kera (sic.) di Jakarta menegaskan bahwa upah buruh akan dinaikkan dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Selanjutnya, Anda dapat mempraktikkannya. Tunjukkan kebisaan Anda. Bahwa Anda pernah membaca artikel ini dan terampil menerapkannya.

Tags : literasi