Hari Buku Nasional 17 Mei| Makan Buku
Pada 2002. Untuk pertama kali, Hari Buku Nasional diperingati. Ditetapkannya Hari Buku Nasional (Harbuknas) salah satu upaya pemerintah untuk memacu minat baca masyarakat-bangsa Indonesia.
Selain itu, juga dimaksudkan untuk menaikkan penjualan buku di negeri Pancasila.
Web kita ini mengusung literasi. Sebab-yang-menjadi-tujuan-adanya (causa-finalis).
Salah satunya: literasi baca-tulis. Kiranya, patutlah kita berhenti sejenak. Tidak perlu lama. Sekadar mengingat saja. Syukur, jika berbuat sesuatu. Terkait buku. Mulai dari yang paling mudah dilakukan berikut ini.
1) Sudahkah saya memikirkan buku hari ini?
2) Sudahkah saya melihat buku hari ini?
3) Sudahkah saya membaca buku hari ini?
4) Sudahkah saya membeli buku hari ini?
5) Sudahkah saya MENULIS buku hari ini?
Kiranya, sepi dunia ini tanpa ada yang menulis. Lebih sepi lagi, jika tidak ada yang membaca.
Di bumi Pancasila, terbit kurang dari bilangan 50.000/judul buku/tahun. Dari jumlah ini, saya menyumbang 12 buku/tahun, kadang lebih. Anda berapa?
Buku dianggap sebagai mahkota dari baca-tulis. Hal itu ditegaskan Ensiklopedia Indonesia sbb., "Buku ialah alat komunikasi berjangka waktu panjang dan mungkin sarana komunikasi yang paling berpengaruh pada perkembangan kebudayaan dan peradaban umat manusia."
--Ensiklopedi Indonesia (538-539).
Berapa jumlah buku yang diterbitkan di Indonesia?
Kurang dari bilangan 50.000/judul buku/tahun. Dari jumlah ini, saya menyumbang 12 buku/tahun, kadang lebih. Anda berapa?
Berikut datanya.
Sebagai inspirasi, berikut ini apa kata pakar tentang buku.
Books are the opposite of television: They are slow, engaging, inspiring, intellect-rousing, and creativity-spurring. --David Shenk dalam Hedges (2000).
Selamat Hari Buku Nasional!