Hari Buku Nasional: Ayo Jatuh Cinta Pada Membaca
"Jika konten media sosial itu camilan. Maka makanan utamanya adalah buku. Ya, camilan memang menarik, tetapi kurang bergizi. Lahaplah buku. Berikan nutrisi yang cukup untuk akal dan rasa."
Setiap tanggal 17 Mei, Indonesia memperingati hari Buku Nasional atau disingkat Harbuknas. Di tahun ini Hari Buku Nasional jatuh pada hari Senin kemarin masih di tengah situasi pandemi Covid- 19 seperti tahun lalu. Dan juga diperingati sebagai hari berdirinya Perpustakaan Nasional RI, yang pada tahun 2021 telah berusia 41 tahun.
Sampai hari ini, eksistensi buku tak dapat tergerus. Sekalipun di hadapkan dengan perubahan. Hal itu tak dapat menghambat peran buku dalam menyampaikan pengetahuan.
Jika buku adalah gudang ilmu, maka tak ada tempat lain untuk memperoleh pengetahuan. Saya sangat suka kutipan Mohammad Hatta, "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas. "
Ada baiknya, kita bersam-sama berperan membudayakan perayaan hari buku nasional ini. Seperti yang dilakukan beberapa teman saya di sosial media, aksi-aksi nyata yang mereka tunjukan. Dari berbagai profesi; ada pegiat literasi, ada guru, ada pengusaha, dan ada komunitas. Yang melakukan hal-hal positif untuk menggaungkan budayakan membaca. Agar membaca dapat menjadi budaya yang dilakukan sehari-hari. Setiap insan masyarakat Indonesia.
Percikan semangat literasi di bubuhkan pada kolom komentar Facebook seorang teman kepada saya, Muhammad Arbain, ia menulis buku Kebudayaan Tidung, penulis Asal Kalimantan Utara, " ... Semoga kita terus menghidupkan Api literasi di Kalimantan Utara ini hingga cahayanya menyilau jaya hingga pelosok nagari. " Tulisnya.
Sebab, membaca itu banyak manfaat yang akan didapatkan.
Berikut ada 101 perubahan dahsyat membaca di antaranya, dengan membaca daya ingat kita lebih tajam, dengan membaca kita makin banyak tahu, dengan membaca kita dapat berbicara dengan baik, dengan membaca memori kita bisa meningkat, dengan membaca membuat kita kreatif, dengan membaca menjadikan kita kritis, dengan baca buku meningkatkan kosa kata kita, dan dengan membaca buku hoax pun bisa kita lawan! Dst...
Di abad arus informasi ini kebutuhan kita untuk secara terus-menerus mengumpulkan serta memproses pengetahuan yang tiada hentinya. Dengan belajar kita akan beradaptasi dengan segala situasi yang ada. Oleh karena itu, pribadi pembelajar tidak akan puas hanya karena membaca sebuah postingan saja tapi mencari tahu kebenaran informasi tersebut.
Jadi prinsipnya, jika konten media sosial itu camilan. Maka makanan utamanya adalah buku. Ya, camilan memang menarik, tetapi kurang bergizi. Lahaplah buku. Berikan nutrisi yang cukup untuk akal dan rasa. Supaya, akal menjadi kritis dan bijaksana serta menumbuhkan rasa dalam diri.
Nah, perlu Anda tahu, perayaan Hari Buku Nasional pertama kali dicetuskan oleh Menteri Pendidikan Indonesia Bapak Abdul Malik Fajar, pada tahun 2002. Berdasarkan sejarah berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) pada 17 Mei 1980.
Akhirnya, awalilah hari-hari kita dengan membaca buku. Layaknya persahabatan. Kata Najwa Shihab, " Buku adalah sebaik-baiknya sahabat. Ia bisa menasehati tanpa kita sakit hati. Ia bisa kita bawa sekalipun kita pergi." Saya sepakat dengan kalimat tersebut, selain buku kita jadikan sahabat, kita juga bersama kita bumikan literasi di Indonesia supaya generasi muda semakin maju dan bermutu. Mulai dari tempat dimana kita berpijak. Mengajak semua insan membaca buku-buku. Dari Sabang sampai Merauke jatuh cinta pada membaca.
Buku apa yang sudah Anda baca hari ini?
Selamat hari buku nasional 2021
Membangkitkan semangat mudamu!
***