Pentingnya Mengingat Nama Orang Lain
Jika berkaitan dengan mengingat nama, maka satu hal yang biasanya kita lakukan adalah dengan menyediakan kartu nama. Atau pada era medsos sekarang, mungkin kartu namanya lebih modern lagi. Online atau pakai QR Code.
Zaman dulu kala, tidak ada kartu nama, sehingga dibutuhkan ingatan yang lebih untuk mengingat nama seseorang dalam jangka waktu lama. Itulah mengapa sebagian orang tua kita meski sudah berusia lanjut, sangat kuat hapalan nama orang lain. Sekarang, kemudahan teknologi menyebabkan kita menjadi malas menghapal nama orang lain.
Mengingat Nama Sangat Vital
Padahal, jika kita menjalin hubungan, kemampuan mengingat nama adalah salah satu kemampuan penting, justru karena tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Seringkali kita merasa senang dan tersanjung ketika nama kita disampaikan oleh seorang teman yang tidak begitu dekat dan lama sekali tidak berjumpa. Sebaliknya, biasanya kita juga merasa tidak enak apabila ternyata kita lupa dengan nama teman kita itu. Mau bertanya malu, tetapi tidak bertanya malah penasaran. Akhirnya kita diam saja sambil menebak-nebak dalam hati. Kalau sudah demikian, katakan saja dengan tulus, ”Mohon maaf sedalam-dalamnya, saya benar-benar lupa nama Anda.”
Tahukah Anda, apa persamaan antara Bill Clinton dan CEO IBM Sam Palmisano? Ya, keduanya adalah orang sukses, cerdas, dan kaya raya. Namun ada satu persamaan lain yang unik, yaitu keduanya sangat hebat dalam mengingat nama dan wajah orang yang baru dikenalnya.
Banyak kisah tentang Clinton yang menunjukkan bahwa ia mempunyai kemampuan yang menakjubkan, baik saat berkampanye, saat menjadi Presiden AS maupun setelahnya. Pembawaan diri dan sikapnya saat menyapa, berjabatan tangan, dan memegang bahu sambil menyebutkan nama adalah cara uniknya untuk mematri nama dan wajah seseorang dalam ingatan.
Palmisano pun memiliki kemampuan sama, mampu mengingat nama orang walaupun hanya sekali bertemu dan tidak bertemu lagi setelah berbulan-bulan. Sebagai seorang eksekutif, ia dikenal memiliki relasi yang sangat luas, salah satunya karena kemampuan uniknya itu. Mungkin hal ini adalah buah dari karier awalnya sebagai seorang salesman di IBM dan bertemu dengan jutaan pelanggan selama 30 tahun kariernya hingga mencapai posisi CEO.
Mengingat Nama Ada Sistemnya
Mari kita simak kisah tentang Jim Farley, seorang tokoh nasional AS yang berhasil memimpin kampanye presiden dan mengantarkan F.D Roosevelt menjadi Presiden AS tahun 1932. Menjelang tahun 1900, Jim kecil adalah seorang pembuat batu bata di daerah Rockland County, New York. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal, namun memiliki bakat luar biasa dan kecerdasan istimewa yang ia kembangkan hingga dewasa, yaitu mengingat dan mengenal nama orang. Hingga di usia ke 46 tahun, ia memperoleh gelar akademik tertinggi dari empat perguruan tinggi, dan memperoleh jabatan sebagai pemimpin Komite Nasional Demokratik dan Dirjen Pos Amerika Serikat.
Sistem mengingat nama yang dikembangkan Jim Farley sederhana saja, mirip seperti yang sudah ditulis di atas. Setiap mendapat kenalan baru, ia akan mencatat nama lengkapnya dan mencari tahu beberapa informasi menyangkut keluarga, bisnis, dan opini politiknya. Dia akan menanamkan informasi ini dalam pikirannya dalam-dalam, dan masih akan mengingatnya bertahun-tahun kemudian. Banyak yang heran, ketika seseorang bertemu lagi dengannya, Jim akan menanyakan hewan kesayangan atau tanaman hias di kebun belakang orang itu.
Dalam proses memimpin kampanye presiden, Jim berkeliling ke dua puluh negara bagian dan bertemu dengan ratusan bahkan ribuan orang secara personal. Apa yang ia lakukan? Dalam setiap pertemuan singkat sambil minum teh atau santap malam, ia mampu berbicara dari hati-hati dengan setiap orang. Dan setelah bertemu, beberapa hari kemudian ia akan menulis surat secara personal kepada orang tersebut. Setiap surat didahului dengan sapaan nama ”Dear Bill” atau ”Dear Jane”, lalu menulis hal-hal spesifik tentang orang tersebut, yang tidak sama untuk setiap orang, dan mengakhirinya dengan menuliskan namanya ”Jim”.
Jadi mengingat nama orang lain itu penting. Terutama buat Anda yang memang membutuhkan jaringan pertemanan yang luas dalam bekerja atau berbisnis. Jangan sampai pada pertemuan kedua sudah bertanya, “Maaf, siapa nama Anda?”
***