Media Pembelajaran Kreatif
Judul: Media Pembelajaran Kreatif
Penulis: Heppi Ramat
Tahun Terbit: 2022
Penerbit: Lembaga Literasi Dayak
Tebal: xii + 110
ISBN: 978-623-7069-39-3
Bagi guru, mengajar di kelas awal adalah tugas yang paling sulit. Terutama mengajar di kelas satu. Sebab guru kelas awal, khususnya guru kelas satu mempunyai tugas untuk menyiapkan para siswa tersebut sehingga bisa belajar di kelas-kelas selanjutnya. Guru kelas awal adalah arsitek sekaligus tukang yang membangun fondasi. Jika fondasi ini tidak kokoh, maka bangunan yang berada di atasnya akan goyah dan bahkan hancur berantakan.
Menurut saya ada dua hal penting yang harus dilakukan oleh para guru kelas awal dalam membangun fondasi kemampuan siswa untuk bisa belajar di tingkat yang lebih atas dengan kokoh. Fondasi pertama adalah karakter pembelajar. Guru kelas awal harus bisa mengubah karakter belajar anak-anak yang terbangun di rumah dan lingkungan ke karakter belajar pengetahuan, keterampilan dan sosial secara terstruktur. Sebab masuk sekolah berarti masuk ke sebuah sistem belajar yang terstruktur. Karakter untuk bisa belajar secara terstruktur sangat penting bagi pendidikan anak selanjutnya. Kemampuannya untuk hidup disiplin dan teratur sangat berguna untuk belajar di jenjang berikutnya.
Fondasi kedua adalah pemahaman terhadap konsep lambang yang tertuang dalam bentuk huruf dan angka. Guru kelas awal, khususnya kelas satu mempunyai tugas yang amat berat. Sebab ia harus mengenalkan konsep tentang lambang. Dalam hal membaca dan menulis, guru harus berhasil mengenalkan bahwa huruf-huruf tersebut, jika digabungkan akan mewakili benda, sifat atau kerja. Demikian juga dalam hal berhitung. Guru kelas awal harus mampu memahamkan siswanya tentang angka sebagai lambang yang mewakili kuantitas benda-benda. Kegagalan dalam membangun konsepsi tentang lambang (huruf dan angka) bisa berakibat hilangnya kemampuan siswa untuk belajar di jenjang yang lebih tinggi. Sebab siswa di kelas tinggi (kelas 4 dan seterusnya) sudah harus menggunakan lambang-lambang tersebut untuk menyerap informasi tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Itulah sebabnya saya sangat mendukung upaya-upaya membatasi matapelajaran di kelas awal. Seharusnya kurikulum anak kelas awal hanya meliputi karakter pembelajar, membaca, menulis dan berhitung. Jika anak sudah mempunyai karakter pembelajar, bisa membaca dan paham, memahami konsep berhitung dan mampu mengungkapkan pendapatnya melalui tulisan, berarti si anak tersebut telah siap untuk belajar apa saja untuk masa depannya. Kemampuan tersebut harus didapainya saat para siswa tersebut menyelesaikan kelas awal.
Buku yang ditulis oleh Heppi Ramat ini adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana seorang guru mengajar di kelas awal, khususnya kelas satu. Buku ini ditulis berdasarkan pengalamannya mengajar di kelas satu yang sangat kaya. Buku ini menunjukkan betapa Heppi Ramat begitu fokus kepada membangun fondasi. Ia tidak terburu-buru menjejali anak-anak didiknya dengan pengetahuan-pengetahuan.
Heppi Ramat membeberkan berbagai media yang dia pakai saat mengajar. Ia sadar bahwa mengubah cara berpikir anak dari konsep benda ke konsep lambang tidaklah mudah. Media belajar menjadi salah satu sarana yang sangat ampuh sebagai jembatan dalam menyeberangkan anak didiknya dari konsep benda ke konsep lambang.
Media-media belajar yang dipaparkan oleh Heppi Ramat tersebut sangat sederhana. Kebanyakan hanya berupa kartu-kartu yang dibuat dari karton bekas. Semua guru dan orangtua bisa membuat sendiri. Ia juga menjelaskan dengan cukup detail bagaimana menggunakan media-media tersebut. Meski mudah dan murah membuatnya, media-media belajar ini bukanlah media yang murahan. Sebab media-media belajar tersebut sudah terbukti membantunya saat mengajar di kelas satu. Contoh-contoh media belajar yang dituangkan dalam buku ini bisa menjadi inspirasi bagi para guru kelas awal lainnya.
Saya sangat tertarik dengan Bab 6 buku ini. Di Bab 6, Heppi Ramat membagikan pengalamannya mengajar di masa pandemi. Seperti sudah saya jelaskan di atas, mengajar anak kelas awal, khususnya kelas satu itu sungguh sangat sulit. Apalagi mengajar jarak jauh di masa pandemi. Pengalaman Heppi Ramat fokus kepada mengajar kompetensi membaca dan berhitung, melakukan asesmen dan menyesuaikan bahan ajar dengan level kompetensi siswa dan bekerjasama dengan orangtua sangatlah menjanjikan sebagai praktik baik yang bisa diadopsi oleh guru lain. 651