Membangun Budaya Literasi di Sekolah agar Berdampak Pada Hasil Belajar Siswa
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan membaca dan menulis ( literasi) merupakan aktivitas penting dalam kehidupan. Sebagian besar proses Pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dengan baik akan memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan Pendidikan dan mencapai keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita tahu bahwa sumber pengetahuan paling banyak ada di dalam buku, baik buku cetak maupun buku elektronik(e-book).
Keterampilan membaca menjadi keterampilan yang sangat penting dikembangkan agar bisa menjadi budaya di sekolah. Selain membaca, keterampilan lain yang tidak kalah penting untuk dibudayakan adalah menulis. Kita tahu hampir pekerjaan di dunia ini berkaitan dengan dunia tulis menulis. Jadi, Literasi sangat penting sekali dalam dunia pendidikan karena lewat budaya literasi bisa menghasilkan generasi muda yang cerdas, unggul,kreatif dan inovatif. Siswa akan terlatih berpikir kritis,semangat dan ingin selalu berkarya dalam segala hal.
Literasi di sekolah saya sudah dimulai sejak berdirinya SMA Santo Paulus Pontianak tahun 1960-an dengan hadirnya majalah sekolah kebanggaan SMA Santo Paulus, yang sudah eksist sejak tahun 1960-an. Majalah sekolah terus hadir dan berkembang hingga kini, menjadi saksi sejarah dari setiap aktivitas dan pelaku sekolah dari masa ke masa. Para redaksinya terdiri dari siswa kelas X dan XI, dengan masa jabatan satu tahun periode. Sebagai pembekalan mengurus Majalah sekolah, pihak sekolah bekerja sama dengan berbagai komunitas untuk mengadakan pelatihan jurnalistik bagi tim redaksi. Karena tiap redaksi perlu belajar sesuai posisinya sebagai reporter, administrasi, marketing, foto dan ilustrasi, dokumentasi, hingga distribusi. Dengan pembekalan itu redaksi dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Selain itu setiap memulai pelajaran, siswa melakukan literasi selama 15 menit. Setelah membaca buku, siswa menuliskan hasil bacaannya di jurnal Literasi Siswa.
Kebutuhan Literasi di sekolah saya sudah sesuai harapan karena sejak awal siswa dilatih literasi dengan dibiasakan membaca dan menulis di kelas. Sebelum memulai pelajaran siswa bersama guru melakukan literasi selama 15 menit dan menulis hasil literasi di jurnal literasi siswa. Selain itu di sekolah ada ekstrakurikuler membuat majalah sekolah ( jurnalistik ) dan membuat karya tulis. Sehingga kegiatan literasi dasar sudah menjadi kebiasaan dan budaya di sekolah.
Literasi di SMA Santo Paulus Pontianak merupakan salah satu sarana bagi pengembangan kecerdasan baik intelektual, spiritual maupun emosional. Literasi menjadi wadah strategi bagi pengembangan potensi, penyemangat karena memuat hasil karya berupa tulisan-tulisan yang dicetak dalam sebuah majalah. Sehingga siswa sejak dini terbiasa membaca, menulis, mengungkapkan gagasan.
Mengembangkan Literasi di Sekolah bisa berbagai macam cara dengan melibatkan semua warga sekolah mulai dari pembiasaan membaca buku mata pelajaran di kelas, membuat mading,membuat pohon harapan,membuat buku/majalah sekolah,kunjungan wajib baca di perpustakaan, pojok baca dan sebagainya.
Mari kita jadikan sekolah kita produktif berkarya guna mendukung dan memajukan Pendidikan di Indonesia serta menghasilkan generasi muda yang unggul,kreatif dan inovatif.