BIOGRAFI |Tips dan Trik Menulisnya (1)
Via pesan pribadi. Saya menerima permintaan dari Pembaca untuk sudi berbagi. Adakah trik dan tips menulis biografi yang memikat?
Memang ada!
Sebelum masuk lebih jauh. Baiklah diketahui terdapat berbagai genre biografi.
1) Full biografi. Biasanya, ditulis/ disajikan urut kacang (kronologis), dari * hingga kini, atau hingga + untuk tokoh sejarah.
2) Professional biografi. Hanya menyoroti sisi sukses/ profesinya. Jika seorang jenderal, hanya tentang kejenderalannya saja.
3) Memoar. Menyoroti/ menjelaskan satu peristiwa penting di mana sang tokoh adalah kunci atau pelaku.
4) Tematik. Tema tertentu saja. Misalnya: pendidikan, atau latar keluarga.
Setidaknya, ada 6 bidang yang perlu ditonjolkan atau diketahui dari sang tokoh.
Penulis biografi perlu mengetahui bidang-bidang yang menarik yang dapat dijadikan pelatuk dalam mendeskripsikan seseorang. Sebagaimana diketahui bahwa desksipsi berasal dari kata Latin, describere [1] yang berarti: menggores, menggambarkan, menarik, menulis. Apabila dikaitkan dengan orang atau profil maka mendeskripsikan seseorang berarti menggambarkan orang tersebut melalui kata-kata secara jelas dan terperinci.
Meski demikian, haruslah diingat bahwa manusia adalah makhluk multidimensional. Karena itu, tidak mungkin membuat gambaran tentang manusia secara lengkap dan terperinci hingga sedetail-detailnya.
Salah satu kompleksitas manusia adalah struktur anatominya yang tidak mudah untuk dianalisis atau struktur tubuhnya yang sukar untuk digambarkan. Apa lagi manusia adalah makhluk yang unik dibanding makhluk lain, yakni berakal budi dan berjiwa. Selain ada aspek badaniah yang kasat mata, ada pula aspek rohaniah yang tidak kasat mata sehingga tidak mudah untuk mendeskripsikan orang.
Adakah kiat bagaimana mendeskripsikan orang, agar tulisan bukan hanya benar berdasarkan fakta dan informasi, tetapi juga menarik? Memang ada! Berikut ini beberapa tips dan contoh bagaimana mendeskripsikan orang[2].
Bidang Fisik
Bidang fisik tentu aspek yang paling mudah untuk mulai mendeskripsikan seseorang. Tujuan deksripsi aspek ini ialah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan fisik seseorang sehingga pembaca memperoleh gambaran mengenai tokoh yang bersangkutan. Dengan mendeskripsikan fisik, pembaca mengenal kembali tokoh tersebut andaikata berjumpa dengannya pada suatu kesempatan.
Describere yang berarti: menggores, menggambarkan, menarik, menulis. Apabila dikaitkan dengan orang atau profil maka mendeskripsikan seseorang berarti menggambarkan orang tersebut melalui kata-kata secara jelas dan terperinci.
Misalnya, Winnie dilukiskan sebagai seorang bertubuh semampai, kulit kuning langsat, bermata tajam bulat, berhidung mancung, memiliki tahi lalat di dagu sebelah kiri, rambut lurus tebal pekat, mengenakan celana blue jeans, dipadu T-Shirt keluaran terbaru, dan seterusnya.
Deskripsi seperti ini lebih bersifat subjektif karena memang demikianlah adanya keadaan fisik Winnie. Penulis tidak memberikan penafsiran atas unsur-unsur deskripsinya. Metafora atau bahasa kiasan dapat dipakai untuk melukiskannya, termasuk unsur-unsur perbandingan dapat digunakan untuk menajamkan deskripsi.
Contoh deskripsi bidang fisik:
Pintu ruang 316 terkuak. Terdengar dari belakang derai tawa disertai dehem orang.
“Itu Winnie datang,” seru Diane.
Winnie muncul sekarang di depan kelas. “Hai, teman-teman semua. Apa kabar?”
Winnie yang telah lama tak masuk kuliah segera membuat sukacita. Ia bertubuh jangkung. Berkulit kuning langsat. Hidungnya yang mancung tampak kemerahan karena berkali-kali ia pencet. Seakan menahan perasaan. Tapi raut mukanya tampak segar, habis mandi rupanya. Ia mengenakan celana blue jeans, tubuhnya yang halus mulus dibalut kemeja T-Shirt keluaran terbaru. Sementara sepatunya masih tetap sama seperti dulu. Ia menyukai warna putih-biru.
Dalam contoh tampak beberapa deskripsi tambahan, namun tidak mengurangi penggambaran fisik tokoh yang dilukiskan dengan jelas: Winnie bertubuh jangkung, hidungnya mancung, kulitnya halus mulus dengan bola mata bulat yang menyorot tajam.
Deskripsi mengenai unsur-unsur fisik itu coba dikaitkan dengan ungkapan apa yang dikerjakan. Sedemikian rupa, sehingga lukisan mengenai tokoh terasa lebih hidup dan segar.
(Besambung)
[1] K. Prent, dkk. Kamus Latin – Indonesia, 1969: 237.
[2] Bandingkan Gorys Keraf, Eskposisi dan Deskripsi, 1981: 147-166.