Kisah Inspirasi (3): Mulai Tertarik Dunia Literasi
Sekembalinya dari Ibukota Jakarta, aku memulai kehidupan baru di kota Pontianak dan bekerja di Laboratorium Bahasa SMA Santo Paulus Pontianak: https://smapaulus.sch.id dibawah naungan Yayasan Pendidikan Sekolah Bruder: https://www.ypsbr.org. Sekolah Pendidikan Bruder ini dikelola oleh tarekat Bruder Maria Tanpa Bernoda (MTB) :http://www.brudermtb.org/ yang berpusat di Belanda:"Broeders van Huijbergen | Eenvoud en,Vertrouwen" https://www.broedersvanhuijbergen.nl
Karya-karya tarekat Bruder Maria Tanpa Bernoda(MTB) menyebar di seluruh Indonesia, mulai dari Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Ambon dan Papua.Bergerak di bidang pendidikan,asrama,pemberdayaan masyarakat,pertanian dan pelestarian lingkungan hidup.
Kalau di Kalbar hampir ada di setiap kabupaten/kota.Yayasan Pendidikan Sekolah Bruder ada TK,SD,SMP dan SMA. Hari demi hari aku terus menikmati pekerjaan di Laboratorium Bahasa. Bertugas di Laboratorium lebih banyak hidup di belakang layar. Dunia Maya adalah kehidupanku.Hal inilah yang membuatku suka menulis di blog pribadi,Kompasiana,membuat YouTube, menulis di majalah DUTA,Hidup dll.
Lewat pekerjaan ini aku senantiasa bersukacita dan bahagia dimana aku bisa mengembangkan bakat dan kemampuanku di bidang Teknologi Informasi/sistem Informatika dan desain sehingga ilmu tersebut dapat aku terapkan bersama para siswa. Kemudian aku diberi tugas tambahan oleh Kepala Sekolah menjadi pembina Majalah Varia(Majalah Sekolah) SMA Santo Paulus tahun 2012-2017 dan diamanahkan oleh pengurus Insantop menjadi admin di Sekretariat Ikatan SMA Santo Paulus Pontianak ( Insantop).
Majalah Varia adalah ekstrakurikuler Jurnalistik kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta didik sekolah , aktivitasnya di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini meliputi menulis berita,tugas wawancara, fotografi, desain/layout. Mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan pastinya memiliki banyak manfaat untuk siswa. Seperti, mengisi waktu dengan aktivitas yang positif, menambah pengetahuan di luar pelajaran sekolah, memperluas pergaulan, melatih rasa percaya diri, sebagai wadah pengembangan minat dan bakat yang siswa punya, sarana untuk meraih prestasi dan menambah pengalaman.
Kali ini aku juga ingin berbagi pengalaman selama menjadi Pembina ekstrakurikuler majalah sekolah yang ada di SMA Santo Paulus Pontianak. Ekstrakurikuler majalah sekolah menjadi salah satu sarana bagi siswa untuk dapat mengembangkan bakat dan minat di bidang jurnalistik. Jadi, bagi siswa yang mungkin kurang baik di akademik, mereka dapat menjadikan ekstrakurikuler majalah sekolah sebagai alternatif untuk mengembangkan diri, sesuai dengan minat dan bakat yang mereka punya.
Pelajar SMA Santo Paulus tidak hanya disibukkan dengan kegiatan belajar saja. Setelah jam sekolah usai, ekstrakurikuler jurnalistik sekolah menyediakan wadah untuk mengapresiasikan kreatifitas dan bakat siswa. Siswa dapat memilih sendiri bidang yang mereka sukai sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka. Misal : Jadi penulis, fotografer, desain/layout. Supaya latihan lebih produktif, aku menyusun jadwal pelatihan sesuai dengan agenda penting di sekolah. Kalau ada hari-hari besar, maka peserta ekskul sudah dibagi tugasnya secara berkelompok. Dari pelatihan di lapangan,pengumpulan tugas,jadwal deadline,naik cetak, semua sudah aku buat secara sistematika. Setiap pergantian pengurus mereka mendapatkan sertifikat dan nilai yang harus diserahkan dengan wali kelas.
Varia, sebuah majalah sekolah bersejarah panjang, yang sudah eksis dari tahun 1960-an sampai sekarang, jatuh bangun menjadi ikon dan wadah ekspresi murid-murid SMA Santo Paulus. Pernah menjadi salah satu majalah sekolah terbaik di Pontianak, pernah menjadi buletin bahkan juga gagal terbit. Semua kejayaan, dan tragedi masa SMA tersusun rapi di dalamnya. Komitmen, dedikasi, kreatifitas, dan profesionalisme dari jajaran redaksi sudah jelas diperlukan dalam penerbitan rutin agar isinya menarik.
Dalam perjalanan waktu menjadi menjadi Pembina tahun 2012-2017, aku merasa harus banyak belajar lagi di luar untuk meningkatkan kompetensi sebagai pembina. Menjadi pembina/pendidik di lingkungan sekolah tidaklah cukup maka perlu karya dan panduan.
Aku mulai mengikuti berbagai pelatihan di luar sekolah dan memutuskan untuk ikut pelatihan membuat buku tahun 2019 di komunitas Forum Indonesia Menulis (FIM) yang dilaksanakan pada hari minggu, pukul 07.00-selesai di Aula Dekopin Jl. Sutoyo Pontianak.
Selain ingin mengasah kemampuan lewat tulisan di komunitas Forum Indonesia Menulis, aku juga ingin kampanye lingkungan hidup lewat tulisan. Sebagai insan yang punya pengalaman melewati kehidupan di Ibukota Negara Jakarta, membuatku harus menjadi penggerak sekaligus aktivis lingkungan hidup,aku ingin terus mengajak semua masyarakat untuk menyadari realitas krisis lingkungan hidup yang terjadi pada rumah bersama ini. Ada banyak hal yang menjadi motivasiku menulis dan membuat buku, antara lain:
1. Lebih didengar
Sebagai orang biasa tidak banyak yang mau mendengar kita oleh karena itu kita harus menuliskan ide-ide dan pemikiran kita lewat buku. Kalau kita sudah punya bukti berupa buku yang sudah terbit. Buku kita seolah menjadi kartu nama atau CV yang menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya tanpa harus banyak bicara di atas panggung. Banyak hari ini orang-orang biasa, berkarya dengan cara-cara sederhana, tapi ditunggu kata-kata motivasinya, ditunggu penampilannya di panggung, ditunggu nasihat-nasihatnya, semua itu berawal dari menerbitkan buku.
2. Bisa menginspirasi banyak orang
Saat buku kita terbit dan tersebar di mana-mana, ia akan menjadi inspirasi banyak orang. Bisa dipelajari banyak orang tanpa batas, dimana dan kapan saja orang bisa menyerap ilmu pengetahuan Ketika membaca buku kita.
3. Meninggalkan jejak literasi
Saat usia berakhir, berhentilah kisah seseorang. Sebagian masih dikenang, lebih banyak lagi dilupakan orang. Tentu jika boleh memilih,kita memilih tetap ingin dikenang. Jejak kita bisa dikenang oleh orang lain walaupun jasad kita sudah dikubur. Karena itu tulislah yang bermanfaat untuk banyak orang.
4. Terapi kesehatan
Menurut dokter Deassy, menulis adalah salah satu terapi kesehatan.
Manusia butuh menuangkan idenya. Hal ini bisa membantu orang mengeluarkan aspirasi dan membuatnya rendah potensi stress.
Mengungkapkan perasaan secara tertulis. Menulis bisa menuangkan perasaan yang terpendam, apabila perasaan tetap dipendam akan menjadi beban bagi seseorang. Karena itu lebih baik mencurahkan isi hati lewat tulisan.
Membantu menjaga imunitas. Menulis bisa menjaga imunitas karena saat-saat berada dalam tekanan dan penderitaan, kita bisa bertahan tanpa harus melarikan diri dan menyakiti diri sendiri sehingga sakit. Melatih kesabaran. Kegiatan menulis bisa melatih kesabaran dan menghargai estetika. Melatih kesabaran baik untuk jantung dan tekanan darah.
5. Membuat Riset
Kegiatan membaca dan menulis (literasi) merupakan aktivitas penting dalam kehidupan. Sebagian besar proses Pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Kita tahu bahwa sumber pengetahuan paling banyak ada di dalam buku, baik buku cetak maupun buku elektronik(e-book). Dengan adanya tulisan, kita bisa menyampikan penelitian dengan baik di hadapan para akademik dan pemikir-pemikir lainnya. Tanpa adanya tulisan, ide-ide kita seakan hanya sebuah dongeng belaka.
6. Meningkatkan kecerdasan
Tanpa kita sadari setiap hari akal kita menghasilkan 60.000 pikiran. Lewat tulisan kita akan terlatih untuk berpikir kreatif dan inovatif. Pikiran kita terus berkembang sehingga mampu menciptakan karya-karya besar.
7. Menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif
Sering saya mengamati buku-buku best seller yang ada di perpustakaan maupun di toko buku. Hampir semua penulis bisa dikatakan orang cerdas tersembunyi namun mereka tidak menyembunyikan ilmunya untuk diri sendiri. Terdapat banyak ilmu pengetahuan,motivasi-motivasi kehidupan yang ditulis oleh pemikir-pemikir kelas dunia justru bisa kita dapatkan ilmunya dari buku. Untuk itulah aku juga ingin berbagi tips lewat buku yang saya tulis.
Tekad untuk berlatih dan memiliki buku autobiografi begitu kuat. Aku terus berjuang untuk menyelesaikan naskah sampai akhir. Pada tanggal 15 Februari 2020 buku autobiografiku akhirnya berhasil dilaunching di Auditorium Universitas Tanjungpura Pontianak beserta guru-guru lainnya.
Buku yang aku tuliskan menawarkan sebuah pemahaman yang menawan agar kita mau belajar terus menerus dalam setiap kehidupan kita bahkan ketika kita mengalami kesulitan dan kegagalan. Kita juga harus sadar bahwa perlu menerapkan hidup sehat sehari-hari. Kita harus saling mengingatkan, satu sama lain terlebih para pemimpin dunia,para investor dan seluruh warga dunia untuk memikirkan secara bersama-sama gerakan pendidikan pelestarian lingkungan hidup.Bukan hanya slogan tetapi sungguh-sungguh tulus ikhlas tanpa paksaan,namun mesti berangkat dari nilai moral iman akan Sang Pencipta,bahwa merawat bumi berarti merawat karya sang Pencipta Alam. Dengan demikian semuanya memiliki tanggung jawab untuk menjadi penggerak,penggalang dan pendukung kegiatan melestarikan lingkungan hidup yang ada di Indonesia.
Buku yang berjudul Ibu Bumi Aku Siap Berbakti inilah yang pada akhirnya mengantarkanku menjadi seorang mentor untuk guru-guru di kegiatan Forum Indonesia Menulis Program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,Riset dan Teknologi Republik Indonesia tahun 2020-2022. Perjalanan panjang yang memberanikan aku untuk memulai menjelajahi dunia literasi di luar Kalimantan Barat.
Bersambung ke Kisah Inspirasi (4) : Terpanggil Mengikuti Seleksi BRWC di Kalimantan Utara