Literasi

Perjalanan Data Dian (5) Perjuangan Peserta Menuju Tempat Pelatihan di Malinau

Selasa, 13 September 2022, 08:01 WIB
Dibaca 382
Perjalanan Data Dian (5) Perjuangan Peserta Menuju Tempat Pelatihan di Malinau
Peserta menaiki long boat (Foto: Kanisius)

Pepih Nugraha

Penulis senior

Satu noktah tujuan tetaplah memerlukan perjalanan agar sampai di ujung sana. Sama seperti anak panah yang menuju satu titik sasaran, ia perlu menempuh perjalanan, membelah angin, setelah lepas dari tali yang meregang pada busurnya. 

Anak panah yang terlepas dari busur hanya memerlukan beberapa detik saja untuk sampai sasaran. Tidak demikian dengan 21 peserta pelatihan menulis dari 11 desa yang harus menempuh perjalanan panjang dan melelahkan untuk sampai ke Malinau, tempat di mana pelatihan dilaksanakan.

Malinau adalah ibukota Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara. Terletak di Malinau Kota, satu dari 15 kecamatan yang ada di sana, Malinau dipilih KKI Warsi sebagai lokasi di mana pelatihan menulis diadakan dengan pertimbangan akses.

Sebagaimana jantung sebagai pusat peredaran darah, ibukota sekecil apapun adalah tempat di mana aorta jalan dari 109 desa menuju ke pusat. Maka Malinau yang berpenduduk 82.500 jiwa adalah jantung di mana 21 peserta pengalir melalui aorta jalan maupun sungai. 

Jangan bayangkan aorta ruas jalan di Pulau Jawa yang sudah pasti lebih baik, perjalanan dari dan ke pedalaman Kalimantan memerlukan perjuangan, tekad dan doa. Melalui jalan darat dan sungai itu pasti, melalui udara menggunakan pesawat perintis tentu bisa, tetapi menantikan selembar tiket pun perlu kesabaran, perlu waktu berminggu-minggu.

Maka selama empat hari, terhitung sejak Kamis 8 September hingga Minggu 11 September 2022, hadirlah 21 peserta pelatihan di Malinau setelah menempuh perjalanan darat, sungai dan udara. Mereka adalah:

1. Nyurang - Data Dian (Tenaga Spasial Desa)

2. Opriandi Ubang - Mirau

3. Efra Fraencina - Tanjung Nanga

4. Hendri Lusi - Apauping (Kaur Keuangan Desa)

5. Junius Irang - Apauping (Operator PRM) 

6. Kanisius - Long Alango (Kaur Keuangan Desa)

7. Okta Herawati - Longn Alango (Kasi Pemerintahan Desa)

8. Jumiati Putri - Tanjung Nanga

9. Alang - Long Jalan

10. Fridandi Tangga - Punan Mirau (pelajar)

11. Mery simon - Laban Nyarit

12. Jolop Kilai - Long Pada

13. Salma - Long Pada

14. Aci Widiati - Long Jalan (honorer sekolah)

15. Paskalis - Long Rat (Ketua BPD)

16. Agustina - Metut (operator Desa Metut)

17. Marlen - Metut (Guru dan Waki BPD Desa) 

18. Litad Devita Kristina - Nahakramo Baru (ibu rumah tangga)

19. Erik - Nahakramo Baru (Operator PRM)

20. Michael - Data Dian

21. Perdianto- Belayan.

Bagaimana suka-duka dan sulitnya menempuh perjalanan untuk sampai ke ibukota Malinau, tercermin dari "curhat" mereka seusai melaksanakan empat hari pelatihan menulis sebelum pulang kembali ke desa masing-masing, antara lain sebagai berikut:

"Kilat dan Petir Mengiringi Perjalanan"

Tanggal 7 September 2022, saya bersama adik sepupu, bernama Agustina, berangkat dari desa Metut menuju Malinau. Untuk mengikut Pelatihan Penulisan Masyarakat yang dilaksanakan di MC Hotel pada tanggal 8 September 2022. Kami datang dalam undangan KKI Warsi. Dari Desa Metut menuju Malinau, perjalanan yang kami tempuh sekitar 6 jam melalui darat. Jalan dari Desa Metut sampai desa Tanjung Nanga sangat jelek (rusak) semua batu-batu bertebaran di mana-mana seakan jalanan itu seperti batu yang di pinggir sungai, semua itu akibat hujan deras.

Ketika kami di pertengahan jalan, hujan deras pun menguyur, matahari yang tadinya terang tiba-tiba menjadi gelap. Petir dan kilat pun saling beradu (bergantian). Kami yang berada dalam mobil pun takut, dan yang saya pikirkan ketika itu. Kenapa tiba-tiba hujan dan petir, padahal cuaca tadi sangat baik. Dalam perjalanan, mobil yang kami tumpangi sangatlah pelan sehingga menyita waktu yang lumayan lama. Jalanan yang kami lintas atau lewati juga merupakan jalanan yang digunakan oleh perusahan KPUC. Perusahan KPUC ini salah satu perusahan Batu Bara yang berada di Kabupaten Malinau yang menumpang di jalan Pemerintahan. Jadi kami pun sangatlah hati-hati ketika dalam perjalanan, apa lagi ketika hujan deras.

Setelah kami sampai di desa Sesua yang tidak jauh jaraknya dari Malinau. Hujan berhenti, dan kami pun sudah sampai jalan yang sudah di aspal. Meski badan begitu capek kami sanggat merasa lega karena hampir sampai tempat tujuan yaitu Malinau. 

Beberapa menit pun berlalu dan kami sampai di Malinau, setelah sampai di Malinau kami langsung menuju ke kantor KKI Warsi untuk menanyakan kepada Warsi pendamping; apakah kami langsung ke tempat yang sudah di sediakan (MC Hotel) atau tidak (Marlen, peserta dari Desa Metut).

"Terpaksa Bermalam di Perjalanan"

Tanggal 30 Agustus 2022 kami berangkat dari Desa Long Alango, Kecamatan Bahau Hulu pukul 07.00 WITA menggunakan transportasi sungai yaitu perahu ketinting menuju ke Desa Long Paliran di Kecamatan Pujungan dan tiba di Long Paliran pukul 08.30 WITA, kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Long Boat dari Desa Long Paliran pukul 09.00 WITA menuju ke Tanjung Selor. Sampai di Tanjung Selor pukul 18.45 WITA dan kami harus bermalam.

Kemudian tanggal 31 Agustus 2022 kami melanjutkan perjalanan darat (mobil) dari Tanjung Selor pukul 11.00 WITA dan sampai di Malinau pukul 18.30 WITA karena ban mobil yang kami tumpangi pecah di perjalanan. Sejak tanggal 31 Agustus 2022 kami sudah berada di Malinau untuk mengikuti kegiatan yang dijadwalkan tanggal 8 - 11 September 2022.

Untuk rencana kembali ke Desa Long Alango, tanggal 12 September 2022 kami harus berangkat menuju ke Tanjung Selor untuk stanby beberapa hari di Tanjung Selor karena kami harus menunggu lagi jadwal keberangkatan Long Boat yang akan mudik Menuju ke kecamatan Pujungan atau kecamatan Bahau Hulu. Dan untuk waktu yang harus kami tempuh dalam perjalanan pulang dari Tanjung Selor menuju ke Desa Long Alango 2 sanpai 3 hari. (Kanisius dan Unjung, peserta pelatihan dari Desa Long Alango).

"Perjuangan Ikut Pelatihan Penulisan Masyarakat di Malinau"

Minggu 28/8/2022 kami peserta dari desa Apau Ping melakukan perjalanan menuju ke desa Long Alango dengan menggunakan perahu ketinting yang bermuatan 3-4 orang menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam sampai di Long Ilan, kemudian melanjutkan perjalanan darat dengan kendaraan mobil menempuh ke desa Long Alango sekitar 30 menit, terus kami nginap atau bermalam di sana. Kemudian melanjutkan lagi perjalanan dengan menggunakan perahu ketinting menuju ke desa Long Paliran karena kondisi sungai pada saat itu surut/dangkal long boat tidak dapat beroperasi, itu sebabnya kami harus naik perahu ketinting supaya bisa sampai ke Long Paliran dan kami pun sudah bisa naik long boat dengan menggunakan transfortasi tersebutlah kami sampai di kota Tanjung Selor.

Dari sekian waktu yang kami tempuh ada banyak hal yang kami alami seperti melewati giram-giram, cuaca yang tidak bersahabat, dari cuaca panas, hujan dan lain-lainnya sehingga membuat kami kelelahan dan kami harus bermalam di Tanjung Selor.

Kemudian besok harinya melanjutkan perjalanan menuju ke Malinau melalui jalur darat menempuh perjalanan tersebut selama 6 jam dan bisa tiba di kota Kabupaten Malinau (Junius & Hendri, peserta pelatihan dari desa Apauping)

Masih ada beberapa catatan perjalanan peserta pelatihan menulis yang menarik dan tentu saja dramatis, yang akan disajikan dalam catatan Perjalanan Data Dian berikutnya. 

Bagaimana misalnya seorang peserta, yaitu seorang ibu yang sedang hamil rela menempuh perjalanan yang sangat berat, gabungan perjalanan darat dan sungai yang sungguh tidak mudah. Hal itu ia lakukan demi dapat mengikuti pelatihan menulis bagi masyarakat desa di pedalaman Kalimantan.

***