Literasi

Kisah Inspirasi (4): Terpanggil Ikuti Seleksi Batu Ruyud Writing Camp

Rabu, 28 Desember 2022, 15:20 WIB
Dibaca 469
Kisah Inspirasi (4): Terpanggil Ikuti Seleksi Batu Ruyud Writing Camp
BRWC

       Pada bulan Juli 2022 yang lalu, aku membaca postingan Masri Sareb Putera di facebook pribadinya, Masri Sareb Putera adalah penulis professional dari Kalimantan Barat. Nama beliau sudah tidak asing lagi di Kalimantan Barat, bahkan aku pun selalu memilih buku Masri Sareb Putera untuk dijadikan bahan penelitian tentang budaya Dayak yang ada di Kalimantan Barat. Saat aku membuka postingan YTPRayeh.com berjudul  Batu Ruyud Writing Camp #1 Memanggil Penulis Keren , baca : https://ytprayeh.com/kolom/p-316557010481510/batu-ruyud-writing-camp-1-memanggil-penulis-keren yang ditulis oleh Dodi Mawardi sebagai penulis professional buku laris Gramedia. Dalam postingan Dodi Mawardi di YTPRayeh.com berjudul  Batu Ruyud Writing Camp #1 Memanggil Penulis Keren akan menyelenggarakan Batu Ruyud Writing Camp, sebuah acara penulisan tingkat nasional di Batu Ruyud, Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara. Rencananya, akan diselenggarakan pada akhir Oktober 2022.

       Aku sangat tertarik sekali dengan BRWC dan mengirimkan data-data selengkap mungkin untuk mengikuti seleksi di BRWC. Setelah mengikuti seleksi YTPrayeh.com Batu Ruyud Writing Camp #1 Memanggil Penulis Keren, akhirnya aku  bisa ikut ke Batu Ruyud Writing Camp Kalimantan Utara. Sebelum tanggal 27 Oktober 2022, aku sudah mulai memikirkan apa saja yang akan aku bawa selama camping di negeri nun jauh di sana. Peserta asal Solo, Yogyakarta dan Pontianak harus menuju Jakarta terlebih dahulu, baru kemudian berangkat bersama-sama dari Jakarta menuju Balikpapan-Malinau-Krayan Tengah (Kalimantan Utara).

       Batu Ruyud terletak di tengah hutan sisi utara Taman Nasional Kayan Mentarang, yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Krayan Tengah,Provinsi Kalimantan Utara. Tempat yang dirancang oleh Dr.Yansen Tipa Padan, M.Si (Wakil Gubernur Kalimantan Utara)  sebagai pusat literasi, yang telah menorehkan inspirasi peradaban Indonesia. Dimulai dari belantara Borneo. Terdapat rumah panggung berwarna biru untuk menginap dan pondok-pondok kecil yang dibuat dari kayu serta bambu untuk menulis. Hutan belantara berada di sekitar mengelilinginya, yang hidup beraneka ragam flora dan fauna yang masih asli serta penuh misteri. Wilayah Krayan berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia.

       Aku yakin kegiatan ini bisa menjadi agenda akbar  Kalimantan Utara. Kaltara Menulis. Aku membayangkan semua anak-anak,remaja,dewasa,orang tua, guru,aktivis  ingin menulis dan melahirkan karya-karya besar. Khususnya masyarakat pedalaman Kalimantan Utara. Seperti yang dicita-citakan oleh Wakil Gubernur Kalimantan Utara Dr.Yansen Tipa Padan, yaitu terkait pembahasan "Budaya Membangun Bangsa, Membangun Desa, Menata Kota,Membangun Sumber Daya Manusia.” Pada akhirnya membawa masyarakat Kalimantan Utara hidup bahagia dan sejahtera lewat Komunitas Sekolah Menulis Batu Ruyud. Sebagai peserta camping aku sudah mulai  menyusun konsep agar bisa menghasilkan satu buku bertema kebangsaan/nasionalisme, kekhasan alam, dan adat budaya lokal, serta dinamika pembangunan di perbatasan Kalimantan Utara ini.  

Nama-nama pengiat Literasi Nasional yang mengisi pelatihan dan diskusi tersebut. Antara lain  Pepih Nugraha, mantan wartawan Kompas, pendiri Kompasiana. Masri Sareb Putra, sastrawan Dayak angkatan 2000, penulis 107 judul buku, pemilik penerbit LLD.. Dodi Mawardi, penulis profesional buku laris Gramedia, asesor menulis BNSP. Arbain Rambey, mantan fotografer Kompas,fotografer senior yang sudah tidak asing lagi di dunia fotografi.

Wulan Ayodya – Penulis Buku Terbaik Perpusnas 2020, Johan Wahyudi – Guru yang Juara  Menulis Tingkat Nasional, dan Arip Senjaya – Dosen, Penyair, dan Penulis Buku Terbaik Perpusnas 2022.  Herman Syahara (wartawan senior, sastrawan, dan aktivis Hari Puisi Indonesia), Eko Nugroho (Managing Editor Elex Media Komputindo – Gramedia), Edrida Pulungan (Penulis, Peraih Anugerah ASN Future Leader Kemenpan RB 2022 – Anugerah MURI kategori Iptek 2022), Arie Saptadji (penulis 35 judul buku dan salah satu penulis kritik film terbaik Indonesia), Matius Mardani (guru SD pegiat literasi Dayak – Jakarta), dan saya sendiri pegiat literasi di Kalimantan Barat. Selain itu ada Emma Rahmayanti Instruktur Yoga Nusantara dan Ibu Tantri Sulastri mendampinggi pak Pepih Nugraha selama di Batu Ruyud. Lio Bijumes (Penulis, Motivator dan Praktisi SDM) asal Krayan-Kaltara  yang sedang study S3 di Salatiga, turut hadir di Batu Ruyud Writing Camp. Semakin melengkapi kisah perjalanan di Kalimantan Utara.

            Batu Ruyud Writing Camp I dilaksanakan dari tanggal 27 Oktober-3 November 2022 menjadi semacam pesta rakyat. Kami menjadi peserta sekaligus mentor di sana. Pada tanggal 28 Oktober 2022, kami disambut  Masyarakat lokal menampilkan kreasi seni, budaya, dan juga kuliner khas Dayak Lundayeh. Kami memberi pelatihan menulis buku, menulis puisi, fotografi, kewirausahaan dan lainnya. Di sana juga, kami menelusuri jejak-jejak dan peradaban manusia Krayan, berdiskusi dan mencari informasi tentang beragam isu lokal seperti kebangsaan, pertahanan keamanan perbatasan, sosial budaya, pendidikan, literasi, dan ekonomi masyarakat serta isu lainnya. Aku sangat senang sekali bisa berdiskusi sekaligus membagikan ilmu kepenulisan untuk guru,siswa, tokoh masyarakat , tokoh adat, tokoh agama dan tokoh pemuda.

           Banyak hal yang bisa aku gali dan aku pelajari saat berada di Batu Ruyud-Krayan. Selama mengikuti BRWC aku seperti menemukan kesimpulan dari perjalanan hidupku sendiri. Selama ini aku memang aktif menyuarakan isu lingkungan hidup dan lindungi hutan lewat tulisan, baca:https://ytprayeh.com/literasi/p-71670197d796465/kisah-inspirasi-3-mulai-tertarik-dunia-literasi. Ternyata Tuhan itu memang baik hati padaku, aku seperti diarahkan dan dibimbing pada sebuah kenyataan hidup yang sesungguhnya bahwa masih ada masyarakat Dayak yang menjaga budaya dan hutan di sekitarnya. Mereka adalah manusia Dayak di Dataran Tinggi Borneo.Hal inilah yang membuat aku semakin bersemangat sekali agar hidupku jangan lagi banyak bermimpi, semua harus dibuat nyata di dunia ini. Melemparkan teori di alam semesta juga harus langsung dikerjakan. Hal ini harus selaras dengan kata membumikan " Bumi" di tanah air. Aku berasal dari debu dan tanah,makan dari hasil tanah, akan kembali ke tanah yaitu tanah airku Indonesia. Aku ada karena bumi, aku ada miliki Ibu Bumi.

Ibu Bumi sumber kehidupan,kelimpahan,kekayaan,keindahan alam semesta. Ibu Bumi membutuhkan tempat yang damai,tenang,indah. Tempat yang damai,tenang,indah kiblat kehidupan manusia di masa depan. Satu kebenaran dalam hidup manusia. Manusia hidup tenang,damai,bahagia bersama Tuhan dan alamnya. Manusia tidak akan nyaman hidup dalam kebencian,kesombongan,keserakahan sekalipun mereka berusaha menyampaikannya dengan kesucian langit untuk menggeruk keuntungan dari hal yang disampaikan. Mencuri dan merampok harta kekayaan dari tanah air lewat tangan-tangan keluguan/kepolosan sang dermawan.Langit tidak bisa dibohongi dengan kepalsuan.Kepalsuan akan menciptakan bencana alam dan ketidak teraturan semesta alam. Tidak ada kebenaran sejati sejajar dengan sifat kebencian,permusuhan dan kerusakan alam/bencana. Kebenaran sejati diterima oleh mereka yang rendah hati,hidup dalam kesederhaan, menjaga alam di sekitarnya. Hanya orang-orang yang menjaga alam semesta patut menerima tempat yang tertinggi di mata Sang Pencipta. Apa yang sudah dititipkan, dijaga dengan baik sampai selama-lamanya. Sedangkan para perusak sejatinya adalah penghianat titipan Tuhan.

Semoga Tuhan masih memberi aku kesempatan untuk berkarya, bergotong-royong,berkolaborasi membangun masa depan Borneo dan negeriku tercinta Indonesia. Sebagai tanda cintaku pada bangsa dan tanah air, aku membuat nama pena "Puteri Indona Nesia" atau " Tina Borneo" disetiap desain dan karya-karyaku di dunia maya. Tiada yang mustahil bagi Allah untuk orang-orang yang percaya akan rencana dan kehendak-Nya. Maha Agung Tuhan Semesta Alam. 

Bersambung ke Kisah Inspirasi (5): Filosofi Alam dan Manusia Dayak Krayan(Lengilo')