Tren ke Depan: Pemimpin adalah Dia yang Terampil Menulis
07 mei 2018. di pagi hari itu cuaca tidak begitu bersahabat. bunyi rintik-rintik hujan terdengar diatas atap. duduk sambil mengoyang-goyangkan kaki sebelum acara dimulai.
kebinggungan yang ada dikepala saya pertama kali menerima materi yang dibawakan nya saat itu. beberapa jam kemudian baru saya mulai sedikit demi sedikit memahami bahwa masih banyak hal yang harus saya pelajari untuk bisa menulis dan menjadi sosok penulis baik dan benar. menulis memang mudah, menjadi seorang penulis bukan hal yang lumrah.
--Yohanes Yheronam Pupa menulis di beranda FB-nya, 8 Mei 2018.
Sebagai salah seorang yang menangani Pengembangan SDM di Keling Kumang Grup, di Kalbar, saya telah mengamati. Penting sekali, zaman now, siapa pun terampil menulis.
Saya amati pendiri CU Keling Kumang, Munaldus, M.A. Selain dosen yang hebat, ia juga penulis yang andal. Banyak sudah bukunya. Beberapa terbit di Penerbit besar di Jakarta, Elex. Beliau adalah contoh hidup dalam hal menulis. Kerap hal itu disampaikannya secara terbuka. Dari sikap dan bahasa tubuhnya, beliau seakan mengatakan apa yag menjadi judul tulisan ini.
Sedemikian rupa, sehingga saya berani berkata: Ke depan, setiap pemimpin adalah dia yang terampil menulis --selain berkomunikasi dan berorasi.
Saya sarikan buletin internal kami kegiatan tersebut (August 27, 2018).
Invictus News --Dalam rangka meningkatkan kemampuan aktivis di bidang jurnalistik, Keling Kumang Group (KKG) menggelar pelatihan Jurnalistik. Pelatihan dilaksanakan di Aula Ladja CUKK, belum lama ini. Hadir sebanyak 37 orang peserta dari berbagai Branch Office Credit Union Keling Kumang yang tersebar di Kabupaten, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, Sekadau, Sanggau dan Kota Madya Pontianak.
Departemen Manager Human Capital Management (HCM) Keling Kumang Group (KKG), Itoi Thomas Aquino menjelaskan pelatihan ini merupakan upaya KKG dalam meningkatkan kemampuan aktivis di bidang jurnalistik. Dijelaskan Itoi, pelatihan ini berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang biasanya. Pasalnya, peserta pelatihan ini tidak ditunjuk menejemen/atasan. Tetapi peserta diberikan kebebasan mendaftarkan diri sebagai peserta ke panitia.
“Peserta yang ikut ini peserta yang memiliki keinginan sendiri. Saya berharap semua peserta dapat mengikuti dengan baik. Saya kira tidak mudah kita bisa mendatangkan pemateri sekelas R. Masri Sareb Putra, di tengah kesibukannya yang padat”. Terang Itoi saat membuka kegiatan pelatihan jurnalistik.
Itoi menambahkan ada banyak peristiwa menarik, bahkan penting dan inspiratif yang dialami aktivis sehari-hari dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab baik di kantor mampun di lapangan. Hanya saja, kisah menarik tersebut tidak terdokumentasikan. Keterbatasan keterampilan aktivis dalam menyajikan kisah tersebut dalam bentuk tulisan.
“kita berharap selesai dari pelatihan ini, semua peserta dapat menuliskan kisah menarik, penting dan inspiratif yang ada di sekitar kita. Entah itu kisah sukses anggota, pelayanan dan seterusnya”. Ujar Itoi
Lebih lanjut Itoi, menambahkan setiap tulisan akan dimuat di Invictus News. Tulisan dimuat tentu tulisan yang memenuhi standar publikasi yang ada di Invictus News. Standar yang dimaksud Itoi adalah tulisan atau berita yang mengandung unsur penulisan jurnalistik yang baik dan benar,bukan asal tulisan yang tidak memiliki sumber data yang valid atau akurat. Sehingga informasi yang disampaikan melalui tulisan dapat menjadi informasi penting, menarik dan menginspirasi pembaca.
“Harapannya minimal satu orang dapat menulis satu berita. Dengan demikian stock berita di Invictus News banyak dan beragam. Dapat memberikan informasi yang berbeda kepada pembicara” pungkasnya.
Sementara, R. Masri Sareb Putra, pemateri pelatihan jurnalistik mengatakan, menjadi seorang penulis tidak serumit yang kita bayangkan. Menjadi seseorang penulis bisa dilakukan dengan rasa keinginan yang tinggi, mau belajar, dan membaca. Semakin terbiasa menulis maka semakin baik pula karya tulis dihasilkan.
“ saat ini sudah hampir 80 buku saya tulis. Saya merasa semakin banyak tulisan. Saya merasa semakin banyak tulisan, semakin baik pula karya tulis yang kita hasilkan. Jangan takut untuk memulai. Salah itu wajar. Dari kesalahan kita terus belajar memperbaikinya sampai menjadi baik.” Pesan Masri, panggilan akrab Masri sareb Putra. (EH)
***
Hasilnya? Terbit buku ini kemudian. Buku hasil pelatihan kami. Saya (hanya) menjembatani dan memotivasi. Kadang, pemimpin mesti begitu. Tut wuri handayani. Tapi saya yakin saja, dalam hati. Bahwa suatu hari nanti, pasti juga akan jadi seorang penulis. Tunggu saja. Tesis yang saat ini sedang saya susun, barangkali buku yang perdana. Solo.
Saya bangga telah mengantar kawan-kawan sukses jadi penulis. Saya sedang mulai. Tesis yang saya tulis, saat ini, antara lain ilmunya dari pelatihan dan dari inspirasi bergaul dan belajar dengan orang yang terampil menulis.
***