Filosofi

Belajar 'Pintar' dari Si Kulit Bundar #1 Jangan Pernah Anggap Enteng

Senin, 28 November 2022, 10:33 WIB
Dibaca 473
Belajar 'Pintar' dari Si Kulit Bundar #1  Jangan Pernah Anggap Enteng
Foto: detik.com

Dodi Mawardi

Penulis senior

 

Dua kali Manuel Nueur, kiper Jerman, melongok melihat bola masuk ke gawangnya. Empat tahun silam di Rusia, dia juga merasakan nasib serupa. Dua kali gawannya dibobol pemain Asia – Korea Selatan. Kali ini, tim nasional sepakbola Jerman, Juara Dunia 2014 itu, kalah dari Jepang. Negara biasa saja di pentas dunia. Prestasi tertingginya perdelapan final.

 

Bukan hanya Jerman… ada sederet negara kuat sepakbola yang keok pada pertandingan pertama dan kedua. Argentina, yang punya pemain asal planet lain bernama Messi, plus segudang bintang ternama, juga kalah dari tim Asia. Arab Saudi, yang selalu jadi bulan-bulanan di ajang piala dunia, tiba-tiba mengguncang seantero bumi.

 

Wales, tim sedang-sedang saja dari Eropa, tapi punya Bale, Ramsey, dan James yang pernah berada di klub elite, kalah dari Iran. Tim yang negaranya sedang kacau, jarang menang dari negara Eropa, dan baru saja dibantai Inggris setengah lusin gol.

 

Belgia, peringkat ke-2 negara terbaik sepakbola versi FIFA dengan bintang-bintang top seperti de Bruyne, Hazard, dan Lukaku, kalah dari Maroko, kuda hitam asal Afrika Utara. Yang sebagian besar pemainnya berlaga di liga Eropa.

 

Piala Dunia kali ini terasa lebih menarik karena terjadi banyak kejutan. Di dalamnya ada sikap mental para pemain yang bisa jadi pelajaran buat kehidupan. Wabil khusus Jerman dan Argentina tepat apabila jadi kanvas pelajaran itu.

 

Dalam pertandingan, terlihat sekali para pemain Argentina punya rasa percaya diri berlebihan. Pada babak pertama mereka sudah unggul 1-0. Plus tiga gol yang dibatalkan VAR karena offside. Messi dkk., menguasai. Arab Saudi jarang pegang bola. Dikurung habis.

 

Percaya diri berlebih itu, bikin mereka lengah pada awal babak kedua. Arab mengubah strategi. Dua gol dicetak Arab dalam waktu berdekatan. Messi kaget. Semua pemain tim Tango terkejut. Memang belum terlambat. Waktu masih panjang. Akan tetapi, pemain Arab makin siaga.

 

Pelajarannya, siapa pun lawan kita, apa pun yang kita kerjakan, jangan pernah merasa percaya diri berlebihan. Percaya diri penting sekali. Berlebihan? Hati-hati.

 

Lain lagi dengan Jerman. Mereka bukan percaya diri berlebihan tapi menganggap enteng Jepang. Cara berlari bek Jerman Antonio Rudiger seolah mengejek pemain Jepang pada babak kedua, menjadi bukti nyata anggap enteng itu. Apalagi sudah unggul 1-0 di babak pertama.

 

Sikap mental itulah asal muasal petaka kekalahan Jerman. Mereka tidak lagi sesigap seharusnya dalam menjaga penyerang lawan, sehingga kebobolan dua gol dari pemain Jepang, yang main di Liga Jerman. Tragis.

 

Pelajarannya, jangan pernah anggap enteng apa pun dalam hidup ini. Seringan apa pun yang dihadapi. Syukuri. Kalau berat, biarkan Dilan saja…

 

Para pemain Polandia dan Kosta Rika memetik pelajaran itu. Mereka tidak menganggap enteng Arab dan Jepang. Justru makin siaga melihat duo Asia itu melibas para juara dunia. Polandia menang 2-0 lawan Arab dan Kosta Rika unggul 1-0 atas Jepang.

 

Atau mungkin saat itu, Arab dan Jepang yang malah terlalu percaya diri atau anggap enteng lawan. Argentina dan Jerman saja bisa dikalahkan, apalagi Polandia dan Kosta Rika, yang levelnya di bawah para juara dunia itu...