Masalah? Bukan. Itu Peluang!
Empat orang berdebat - lebih tepat berdiskusi - tentang MASALAH. Diskusi dipantik oleh Yansen Tipa Padan dan disambut dengan gegap gempita oleh Masri Sareb Putra, Pepih Nugraha, dan saya.
Sesungguhnya, isinya sama. Esensinya selaras. Kesimpulannya juga sama. Akan tetapi, masing-masing ingin menunjukkan diri memiliki pengetahuan luas dan pengalaman panjang tentang masalah. Maklum, sebagian besar peserta diskusi sudah berumur. Meski umur tidak menjamin kekayaan pengetahuan dan pengalaman. Apalagi kebijaksanaan.
Saya tidak perlu lagi mengulas isi diskusi tersebut. Dua senior sudah menuliskannya di YTPRayeh ini menurut pandangannya masing-masing.
Artikel masalah Pepih - Debat Sengit
Artikel masalah Masri - Filosofis
Saya move on. Melihat lebih jauh dengan sudut pandang berbeda tentang apa yang disebut masalah. Perlu definisi masalah? Tanya saja ke Mbah Google. Cernalah sesuai kapasitas masing-masing.
Sesuai judul tulisan ini, masalah bukan masalah bagi sebagian kecil manusia. Masalah adalah peluang. Mereka yang menganggap masalah sebagai peluang, satu sampai dua langkah lebih maju dibanding kebanyakan orang lain. Mereka yang lebih sukses itulah yang menjadikan masalah sebagai peluang, sekaligus solusi buat dirinya sendiri.
Begini ceritanya.
Sebagian besar manusia punya masalah alat penerangan pada malam hari. Gelap. Matahari sudah pergi. Datang kembali rata-rata 12 jam kemudian di sebagian besar bumi. Segelintir orang mencari cara menyelesaikan masalah itu. Nyalakan api. Bikin lilin. Lampu cempor. Obor. Mereka produksi alat-alat solusi kegelapan itu. Lalu menjualnya kepada manusia yang bermasalah dengan kegelapan. Peluang.
Thomas Alva Edison (TAE), berpikir lebih maju. Dia bikin bola lampu yang lebih terang dibanding lilin atau obor. Masalah kegelapan jadi peluang besar buatnya. Jadilah boghlamp ala TAE sebagai alat penerang Uta dunia sampai sekarang. Anak cucunya dirikan perusahaan besar di bidang tersebut dan meraup keuntungan.
Dalam banyak sektor, masalah adalah peluang. Pendiri Aqua Golden Misissipi produsen air minum dalam kemasan, juga bangun perusahaan karena masalah. Masalah yang dihadapi banyak orang yang kehausan di tengah jalan. Pendiri perusahaan teh botol Sosro pun demikian. Dan memang begitulah. Seluruh pengusaha bisa hidup makmur karena masalah orang lain.
Apa yang terjadi di negeri ini baru ini terkait dengan batu bara bisa juga jadi contoh masalah - peluang. PLN bermasalah. Kekurangan stok baru bara. Pemerintah larang ekspor sebagai solusi. Banyak negara protes karena mereka punya masalah juga yang terkait dengan stok batubara. Selama ini masalah mereka dipenuhi oleh solus batu bara dari Indonesia. Sebuah peluang!
Bukan hanya produk berupa barang. Solusi jasa pun jadi peluang. Profesi konsultan misalnya hadir sebagai pemberi solusi bagi orang lain. Profesi-profesi itu pun muncul sesungguhnya sebagai solusi atas masalah dirinya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Saya bisa hidup (solusi buat saya sendiri) karena masalah orang lain. Orang lain bisa hidup karena masalah saya. Saling silang.
Banyak orang mau menulis tapi tidak mampu atau tidak punya waktu. Saya datang dengan solusi. Selesaikan masalah mereka. Buat saya, masalah mereka adalah peluang. Makin banyak dan besar masalah mereka, makin banyak dan besar peluang buat saya.
Pun sebaliknya. Masalah kebutuhan pokok hidup saya menjadi peluang buat para petani, distributor, dan pedagang di pasar, minimarket, dan supermarket.
Jadi, banyak orang yang terus mencari masalah orang lain dan memberikan solusinya. Solusi buat orang lain sekaligus solusi buat masalah hidupnya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Apa yang kami diskusikan tentang masalah tempo hari adalah peluang. Terbukti, ytprayeh.com mendapatkan beberapa artikel baru dari diskusi tersebut. Masalah ytprayeh.com adalah ketersediaan artikel.
Mau selesaikan masalah hidup Anda?
Cari masalah orang lain, jadikan sebagai peluang lalu berikan solusinya!
Solusi buat orang lain sekaligus solusi buat masalah kita sendiri.