Gosend SOMPLAK
Gosend memelesatkan "Kompas" sebagai "Somplak", dengan tagline "Amanat Hati Nurani Rakyat" yang juga diplesetkan menjadi "Amanat Ati Ampela Rakyat" dalam iklan terbarunya.
Keterlaluan memang, mengingat nama "Kompas" beserta taglinenya itu pemberian Presiden Pertama RI, Soekarno, eh... ini diplesetkan untuk kepentingan komersial dengan mendompleng nama besar Kompas.
Dari sisi kreativitas marketing, bolehlah, tapi dari sisi etis dan sopan santun, gosend yang dimiliki Mas Menteri Nadiem Makarim kebablasan alias "off side". Kesannya jadi menteri kok "etikanya jongkok", meski sesungguhnya tidak terkait langsung. Setelah menyadari hal ini, boleh jadi iklan itu akan segera di-"take-down" disertai permintaan maaf.
Bagi Kompas, tidak usahlah gelisah, marah-marah, lalu main somasi, apalagi sampai membawa persoalan ini ke ranah hukum.
Santai saja. Berpikirlah positif, bukankah apa yang dilakukan gosend itu juga iklan gratis buat koran Kompas. Setidak-tidaknya mengingatkan orang, "Oh, Kompas masih ada toh?"
Majalah "Tempo" juga asyik-asyik saja ketika diplesetkan menjadi "Tempe" dan tagline "Enak Dibaca dan Perlu" diplesetkan menjadi "Enak Dibacem dengan Tahu". Plesetan itu juga mengingatkan orang, "Oh, Tempo masih ada toh?"
Ingat tempe, orang ingat Tempo. Ingat gosend, harapannya orang ingat Kompas.
Asyik, toh?
***