Ekonomi Kaltara 2023 Sinergi dan Kolaborasi
Tahun 2023 telah dimulai beragam indikator dan momentum mengiringi optimisme pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara di tahun 2023. Pemerintah dan Bank Indonesia masih yakin pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara pada tahun 2023 masih tetap terjaga di kisaran 4,45-5,50%. Keyakinan ini dilandasi pada pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Utara pada triwulan III/2022 yang masih terjaga di angka 5,39%. Tren pertumbuhan ekonomi tahunan berhasil menguat bertahan selama empat kuartal berturut-turut, konsisten berada di 5% secara tahunan. Hal ini tentu saja mendorong keyakinan bahwa memasuki tahun 2023 dengan optimis meski tetap waspada.
Daya beli masyarakat adalah kunci utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, menjaga inflasi tetap terkendali sesuai target demi menjaga daya beli masyarakat mutlak diperlukan. Perlu diketahui bahwa Menurut Badan Pusat Statistik, Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolut) yang berlangsung terus menerus dalam jangka waktu cukup lama. Inflasi juga dapat diartikan sebagai suatu ukuran ekonomi yang memberikan gambaran tentang peningkatan harga rata-rata barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu sistem perekonomian.
Berdasarkan teori kuantitas, sumber utama terjadinya inflasi adalah karena adanya kelebihan permintaan (demand) sehingga uang yang beredar di masyarakat bertambah banyak.Dalam teori ini, sumber inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu inflasi beban biaya dan inflasi tarikan bunga. Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.
Keadaan ini timbul akibat adanya penurunan total penawaran (pasokan agregat) sebagai konsekuensi kenaikan biaya produksi. Apabila keadaan tersebut berlangsung cukup lama, maka akan terjadi inflasi yang disertai dengan resesi ekonomi. Demand-pull Inflation jenis ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (aggregate demand), sedangkan produksi berada pada keadaan yang hampir mendekati atau pada kondisi full-employment. Dalam keadaan mendekati full-employment, meningkatkan total permintaan di samping menaikkan harga juga dapat menaikkan output.
Dalam keadaan full-employment, kenaikan permintaan selanjutnya hanya akan menaikkan harga saja. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan kondisi keseimbangan output berada di atas atau melebihi output full-employment maka akan menimbulkan inflationary gap. Kesenjangan inflasi inilah yang menyebabkan inflasi, dampaknya terhadap perekonomian adalah:
menurunkan daya beli,
menimbulkan ketegangan sosial,
menghambat investasi,
menurunkan tabungan,
menurunkan daya saing.
Kemudian pada distribusi pendapatan bagi yang tetap, alokasi faktor produksi karena menekan kenaikan produksi, dan produksi nasional yaitu kenaikan produksi, disisi lain penurunan produksi jika inflasinya cenderung naik atau lebih tinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kota tanjung selor yang terletak di Kalimantan Utara menjadi wilayah dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada periode November 2022, yakni sebesar 9,20 persen (yoy). Kontribusi tertinggi transportasi udara, kenaikan BBM dan di sektor pangan. Kemudian selanjutnya Bank Indonesia Kaltara mencatat secara bulanan Indeks Harga Konsumen(IHK) Provinsi Kalimantan Utara pada November 2022 terkendali dan masih berada di bawah perkiraan awal meskipun lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya 0,10 persen (mtm).
Dua kota penyumbang inflasi yaitu Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,59 persen (mtm) dan 0,19 persen (mtm). Secara tahunan, Tarakan juga mengalami penurunan tekanan inflasi sebesar 3,93 persen (yoy), dari sebelumnya sebesar 4,24 persen (yoy), disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,66 persen (mtm). Yakni dari komoditas pangan sepertu daging ayam ras 0,18 persen, sawi hijau 0,07 persen, tomat 0,04 persen dan telur ayam ras 0,04, Secara umum artinya, tingginya Inflasi suatu daerah maka kualitas hidup masyarakat akan menurun, pertumbuhan ekonomi melemah, sehingga perlu strategi pengendalian secara berkelanjutan di tengah tren inflasi tinggi yang masih terjadi di berbagai daerah.
Pada kondisi ini, memperkuat tingkat daya beli masyarakat adalah kunci utama bagi pemerintah untuk dapat menjaga ekonomi Kalimantan Utara. Hal ini tidak lain karena pertumbuhan kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2022 berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah melambatnya impor.
Menurut Bank Indoensia Kaltara meningkatnya kinerja Ekspor didorong oleh meningkatnya permintaan dari mitra dagang utama khususnya India sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan energi di negara tersebut. Selain itu, carry over ekspor batu bara sebagai dampak dari pelarangan ekspor batu bara pada Januari 2022 lalu juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya ekspor dari Kaltara. peningkatan ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina.
Secara nominal ekspor batu bara Kaltara mengalami kenaikan sebesar 123,65% (yoy), meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 90,78% (yoy). Kemudian dari sisi konsumsi rumah tangga dari peningkatan mobilitas yakni meningkatnya aktivitas belanja pada kelompok masyarakat menengah-atas khususnya untuk kebutuhan tersier serta adanya pelonggaran kebijakan PPKM oleh pemerintah terutama menjelang akhir tahun, HBKN, Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Sinergi, Kebersamaan, dan Kolaborasi Selain optimisme, yang juga perlu diperhatikan adalah aspek kewaspadaan. Apalagi jika dilihat tugas berat karena banyaknya faktor negatif yang membayangi perekonomian di tahun 2023, terutama tantangan inflasi.
Merespon hal ini, BI telah menaikkan suku bunga demi menjangkar inflasi inflasi, menjaga nilai tukar rupiah, dan mengantisipasi kebijakan agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin (bps) hanya dalam kurun waktu empat bulan terakhir menjadi 5,25%. BI mengerek suku bunga sebesar 25 bps pada Agustus dan menaikkan masing-masing sebesar 50 bps pada September-November.
Kenaikan suku bunga sebesar 50 bps adalah hal yang tepat dan seharusnya tidak dihentikan dalam waktu dekat mengingat Bank sentral negara maju seperti Swiss, Eropa, Amerika Serikat (AS), hingga negara Asia seperti Korea Selatan telah mulai mengerek suku bunga sebelum pertengahan tahun. Pun The Fed telah mulai mengerek suku bunga acuan sejak Maret 2022.
Sepanjang tahun ini, The Fed bahkan telah menaikkan acuan suku bunga sebesar 375 bps menjadi 3,75-4,0%. Kolaborasi sinergi yang solid antara kebijakan moneter dan fiskal menjadi kunci untuk mengatasi ancaman inflasi dan penyakit ekonomi, ditengah inflasi ekonomi global. Pengendalian inflasi yang tidak cukup dengan menaikkan suku bunga oleh Bank Indonesia saja, melainkan juga dengan mengintervensi sisi fiskal.
Sinergi, kebersamaan dan kolaborasi sangat diperlukan untuk keluar dari jerat inflasi dan stagflasi. Selain kerjasama antara fiskal dan moneter, faktanya kerjasama antar pemerintah pusat dan daerah pun mutlak diperlukan dalam menjaga pasokan dan kelancaran distribusi barang dan jasa. Kemudian postur Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltara lebih berorientasi pada kepentingan publik, pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan. sehingga stimulus fiskal yang telah digulirkan diharapkan dapat mendorong daerah untuk mampu menjaga keterjangkauan harga, daya beli masyarakat, kelancaran distribusi dan transportasi sehingga masyarakat yang rentan terhadap dampak inflasi di Kalimantan utara dapat terjaga.
Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 500/4825/SJ tentang Penggunaan Belanja Tidak Terduga Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Daerah untuk menjaga keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat.
Fastabiqul Khairat