Ekonomi

Bagaimana Mengonversi Hasil Karya di Kertas atau Kanvas ke Format Digital

Minggu, 7 Maret 2021, 04:52 WIB
Dibaca 2.426
Bagaimana Mengonversi Hasil Karya di Kertas atau Kanvas  ke Format Digital
Sumber gambar: https://www.an1mage.org/2021/02/digipreneur-konversi-hasil-karya-di.html

Banyak orang andal dalam karya menggunakan goresan tangan di kanvas, kertas, dan bahan serta alat tradisional lainnya seperti para ilustrator, komikus, dan pelukis di masa komputer ini mereka tertarik untuk belajar menggunakan alat digital berupa desktop, laptop, tablet, smartphone dan sejenisnya. 

Apalagi di tengah persaingan global via internet dengan ragam wadah sosial media seperti Facebook, Instagram, Line, Tiktok dan keperluan mendapatkan penghasilan di pasar digital misalnya di Dcreate, Amazon, Ebay, atau sejenisnya guna menjual atau menayangkan komik karyanya secara digital, sebagai contoh Instant Evolution . Keinginan mengubah keterampilan dari alat dan bahan tradisional demikian kuat padahal sebenarnya hal ini relatif tidak diperlukan, karena ada solusi lain yang lebih cepat, bagaimana caranya?

Ternyata ada alat yang mampu mengonversi gambar goresan tangan yang ada di kertas, kanvas, tembok, tanah, kayu, tripleks, plastik, dan media tradisional sejenisnya menjadi copy data digital. Hal ini memudahkan karya tradisional pembaca dapat dikonversi dengan cepat menjadi copy data digital tanpa melukis lagi secara goresan tangan (manual) di layar komputer. Ada banyak ragam layar komputer seperti desktop, laptop, tablet, smartphone, dan sejenisnya.

1. Scanner. Cara pertama adalah menggunakan scanner. Ya scanner harganya relatif terjangkau daripada membeli smartphone atau digital camera. Harga scanner dengan ragam merk yang sudah terkenal berkisar dari 300an ribu sampai 500an ribu untuk ukuran A4. Scanner ada yang memiliki area scan minimal A4 atau 21x29,7 cm adalah ukuran yang paling umum, kemudian lebih besar lagi yaitu A3 atau dua kali lipat dari ukuran A4, A3 memiliki ukuran 29,7x42 cm, ada juga yang berukuran lebih dari A3 tetapi tentu saja harga semakin meningkat karena dimensi area scan yang semakin luas, namun justru inilah kendala sesungguhnya, cenderung mahal saat memerlukan area scan yang lebih luas. 

Cara men-scan tentu saja karena pembaca cenderung tidak menggunakan komputer, maka dapat meminta bantuan teman-teman lainnya, keluarga, atau saudara yang mengerti bagaimana cara menggunakan komputer untuk men-scan hasil karya pembaca atau cara lainnya dengan menggunakan jasa scanning menggunakan scanner. Jasa scanning ini kini cenderung bergabung dengan jasa fotokopi atau jasa print atau sejenisnya, dikenakan biaya beragam dari sekitar 3000 rupiah sampai 25 ribu rupiah atau lebih tergantung ukuran luas atau dimensi area yang di-scan. Setelah di-scan, hasil karya yang discan dapat disimpan di USB, External harddisk, dan juga dapat dikirimkan dan disimpan secara cloud di email atau di google drive atau di penyedia media simpan digital secara online lainnya.

2. Digital Camera. Kamera Digital, cara kedua menggunakan kamera digital, dengan menggunakan kamera digital mampu mengonversi karya media tradisional secara instan memiliki copy secara digital.

Hasil karya digital tradisional dapat digantung di dinding atau sejenisnya, berapa pun ukurannya dengan cara ini sudah tidak lagi mejadi kendala, karena cukup dengan mundur saja saat memegang kamera digital maka objek atau subjek yang difoto akan masuk ke area foto sesuai keperluan, pastikan letaknya rapi dan di area datar serta dengan pencahayaan sesuai kebutuhan, terang dan jelas. 

Kemudian letakkan dan bidikkan kamera sejajar dengan area karya yang fotonya akan disimpan dalam format digital. Lakukan pemotretan sesuai keperluan sampai mendapatkan hasil yang diperlukan, di mana hasil foto jelas, cahayanya pas, serta letak hasil karya yang difoto tidak miring ke kanan, ke kiri, atau miring ke atas dan ke bawah, pastikan posisinya datar agar tampilan dan perbandingannya sesuai dengan aslinya.

Setelah selesai karyanya difoto, tinggal ditransfer dari SD card ke komputer atau sejenisnya dan tinggal diedit di grapic editor software seperti Adobe Photoshop, The Gimp, dan sejenisnya, kini lukisan atau gambar di media tradisional seperti media kertas, kanvas, tembok, kayu, plastik, dan sejenisnya sudah menjadi data digital, tinggal di-share di media sosial yang pembaca miliki. Tentu saja bila tidak memiliki keterampilan menggunakan komputer, pembaca dapat meminta bantuan orang lain yang dapat melakukannya.

3. Smartphone Cam. Ada banyak smartphone kini secara relatif baku memiliki kamera, di masa lalu tidak setiap smartphone memilikinya, kini kamera di smartphone seperti menjadi kewajiban yang tidak tertulis harus ada. Sama seperti Digital Camera, harga smartphone cenderung lebih mahal daripada scanner, tetapi tentu saja scanner wajib dihubungkan dengan komputer, bila tidak memiliki komputer, smartphone merupakan pilihan yang paling logis.

Bagi pembaca yang menggunakan smartphone berbasis Android serta memiliki kamera di smartphonenya, dapat mengunduh aplikasi Microsoft “Office Lens” di Play Store atau online digital marketplace lainnya untuk men-scan hasil karya goresan tangan (manual) di media tradisional seperti kertas, kanvas, tembok, kayu, plastik, pasir, dan sejenisnya dan dibuat copy versi digitalnya. Bukankah dengan difoto menggunakan kamera yang ada di-smartphone saja sudah cukup.

Ya sudah cukup, tetapi saat menggunakan kamera di smartphone cenderung disebabkan oleh ukuran smartphone yang relatif kecil, tidak seperti kamera digital, bila dibandingkan dengan memegang kamera digital lebih besar dan stabil maka hasil foto dari kamera digital cenderung lebih mudah untuk tidak miring ke kanan, ke kiri, ke atas, atau ke bawah.

Ketidakstabilan kamera di smartphone inilah akhirnya muncul aplikasi yang mampu memfoto dan membenahi hasil foto yang miring ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah dengan seketika atau instan, oleh karena itu nama aplikasi ini juga disebut scanner tapi versi untuk smartphone. Terlebih lagi, karena versi foto, ukuran luas tidak menjadi kendala, karena dengan hanya bergerak mundur sebagai pengguna dapat mencakup area objek atau subjek agar pas dan masuk area scan atau foto sesuai keperluan. 

Cara scan ala Microsoft Office Lens. Microsoft Office lens keluaran dari Microsoft pembuat sistem operasi Windows, aplikasinya dapat diunduh di Play Store,  mudah digunakan. Setelah aplikasinya di-download dan di-install. Sentuh untuk membukanya. Setelah terbuka dan siap digunakan.

Arahkan kamera smartphone ke objek hasil karya tangan (manual) yang akan difoto, usahakan tidak miring ke kanan, ke kiri, ke atas, atau ke bawah agar area scan atau foto menjadi lebih baik dan tidak memerlukan banyak pembenahan, tekan ikon bulat untuk memfotonya. Lihat hasil fotonya, ah ternyata cenderung miring, an1mareaders dapat mengambil foto lagi atau cukup meneruskan ke langkah berikutnya. Diasumsikan meneruskan ke langkah berikutnya tanpa mengambil foto lagi. Di mana di tampilan ini terlihat jelas hasil foto miring ke area tertentu. Kini sentuh tombol confirm untuk melanjutkan ke sesi berikutnya.

Setelah dipilih confirm, secara instan di tampilan berikutnya foto hasil karya yang miring tadi mendadak tampil rapi dan perbandingan gambarnya menjadi sesuai dengan aslinya, proses ini yang disebut dengan nama scan. Setelah OK, kini tinggal pilih done, save di gallery di smartphone yang pembaca miliki atau dapat juga memilih format lainnya, seperti PDF, pembaca  juga dapat bereksplorasi menyimpan copy data digital tersebut di email atau di One drive seperti di menu yang disediakan.

Mengatur ukuran resolusi ditentukan oleh dua faktor, pertama kemampuan camera smartphone itu sendiri dan kedua dengan mengatur ukuran scan yang ada di menu resolution, dengan cara pilih ikon tiga bintik yang berada di kanan atas, lalu pilih resolution sesuai keperluan. 

Demikianlah cara sederhana mengonversi dan memiliki data digital dari hasil karya menggunakan tangan dan dari media tradisional, kini karena sudah memiliki data digitalnya, komik, lukisan, dan gambar karya pembaca dapat dijual menjadi komik digital dalam format PDF dengan cara dilayout terlebih dulu, setelah jadi komik digital dapat dijual di Dcreate, Amazon, Ebay, atau  marketplace online sejenisnya sebagai seller atau penjual, lumayan buat menambah penghasilan di saat pandemic ini.

Semangat!

***

Artikel ini terpublikasi juga di An1magine

Journalist:

M.S. Gumelar

Twitter @MSGumelar

Instagram @bubblegumelar